Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meneladani Hidup St. Katarina dari Siena

29 April 2022   12:34 Diperbarui: 29 April 2022   12:41 8129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Engkau bagaikan misteri yang dalam sedalam lautan; semakin aku mencari, semakin aku menemukan, dan semakin aku menemukan, semakin aku mencari Engkau. Tetapi, aku tidak akan pernah merasa puas; apa yang aku terima menjadikanku semakin merindukannya. Apabila Engkau mengisi jiwaku, rasa laparku semakin bertambah, menjadikanku semakin kelaparan akan terang-Mu." ~ St. Katarina dari Siena.

Ketika mendengar nama Katarina, Catherine, Catherina, Katherine, Katharine, Katalin, Katarin, Ekaterina, Karen, Karin, Karina, Kateryna, apa yang tergambar di benak kita? Maka akan banyak yang menjawab, adalah seorang gadis yang ceria, gembira,  anggun, rendah hati, dan tidak mau diam, serta banyak lagi sikap-sikap yang baik yang pasti ditujukan bagi seorang yang bernama Katarina.

Pun dengan apa yang digambarkan dalam diri Santa Katarina dari Siena. Beliau dari beberapa literatur yang penulis baca adalah seorang perempuan yang ceria, gembira,  anggun, rendah hati, dan tidak mau diam, terlahir dari keluarga super besar di masa itu. Ya, bagaimana tidak besar? 

Santa Katarina adalah anak ke-24 dari dua puluh lima bersaudara. Bisa dibayangkan bukan? Dimasa sekarang ini, di era kekinian ini masih ada pasangan suami-isteri sanggup melahirkan 25 anak? Bagaimana riuhnya seisi rumah, belum lagi untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari?

Santa Katarina sejatinya adalah anak yang baik dan penurut, namun ketika orangtuanya menginginkannya menikah dan hidup bahagia bersama lelaki pilihan orangtuanya, Santa Katarina berontak dan menolak. Panggilan Tuhan yang lebih kuat membuat Santa Katarina harus melawan kehendak orangtuanya yang menginginkan anak perempuannya menikah dan memiliki keluarga, layaknya saudara dan saudarinya yang lain.

Santa Katarina, lahir pada tanggal 25 Maret 1347 di Siena, dan memiliki saudara kembar, namun saudara kembarnya meninggal pada saat dilahirkan. Santa Katarina adalah seorang anak perempuan yang periang dan tidak mau diam, selalu aktif mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah, membantu orangtuanya dan sering ke Gereja atau Kapel. Disinilah awal ketertarikan Santa Katarina untuk menjadi seorang biarawati, ketika beliau bertemu dengan Pastor Dominikan.

Santa Katarina terpesona dengan penampilan para pastor dengan jubah putihnya yang berkilau dan itulah awal bibit-bibit panggilan untuk menjadi seorang Dominikan, sehingga Santa Katarina bertekad bahwa suatu saat nanti beliau ingin menjadi seorang biarawati.

Bibit panggilan itu semakin tumbuh dan berkembang dengan subur mengalahkan keinginan-keinginan duniawi lainnya, termasuk menikah seperti yang dipaksakan oleh orangtuanya. Pertentangan terjadi, ketika Santa Katarina menolak mentah-mentah keinginan orangtuanya agar beliau menikah dan berkeluarga.

Bahkan untuk menyatakan tekadnya menjadi seorang biarawati, Santa Katarina memotong rambutnya yang panjang dan indah itu, ia menjadikan dirinya tak semenarik mungkin, membuat orangtuanya jengkel, marah dan menghukum Santa Katarina dengan memberikan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga yang paling berat.

Namun, Santa Katarina tak menyerah, semakin dibebani dengan pekerjaan-pekerjaan rumah yang berat, semakin bulat dan teguh panggilan menjadi anggota Ordo Ketiga Dominikan. Semakin orangtuanya jengkel, marah dan memberikan beban, semakin Tuhan memanggil Santa Katarina untuk mengikuti panggilanNya. Begitulah misteri Panggilan Tuhan dalam diri Santa Katarina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun