Rancangan bangunan Barrataga ini digagas oleh pakar Rekayasa Kegempaan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, yakni Prof. Ir. Sarwidi.
Risha
Singkatan dari Rumah Instan Sederhana Sehat, desain rumah ini terkesan sederhana karena proses pembangunannya tidak menggunakan semen dan batu bata, tetapi menggabungkan setiap panel beton dengan menggunakan baut. Itulah mengapa bangunan ini telah terbukti tahan terhadap gempa bumi.
Keuntungan lain, desain rumah ini menjadi solusi bagi masyarakat yang memiliki penghasilan rendah, menjadi korban bencana, dan rumah darurat. Walau begitu rumah ini tetap memiliki kualitas yang baik selayaknya rumah lain secara umum.
Inilah rancangan rumah yang bisa dipilih di sekitaran wilayah berpotensi terkena gempa bumi ataupun tsunami, sehingga bangunan gempa rumah warga tahan gempa, bukan runtuh atau rusak total sehingga kesannya 'gempa lagi, rusak lagi, bangun lagi', tapi cukup merenovasi bagian mana yang rusak akibat gempa, sehingga biayanya lebih sedikit yang dikeluarkan daripada bangun rumah yang baru usai gempa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H