Konsep ini sendiri terbagi menjadi tiga tahapan, yakni home for all, space for all, life for future.Â
Tiga tahapan tersebut masing-masing memiliki makna. Tujuannya adalah mendesain sebuah bangunan rumah yang menambah ruang di dalamnya untuk beraktivitas tanpa mengurangi fungsi utamanya. Bagian luar rumah juga dimaksimalkan untuk aktivitas lain seperti berkebun, olahraga, dan bermain.
Dome
Sekilas bentuk dan desain rumah ini seperti rumahnya dalam film kartun Spongebob. Dan desain rumah di bawah laut ini menunjukkan kepada kita seperti apa bentuk bangunan yang tahan gempa.
Sudah terbukti, karena konstruksi rumah dengan ciri khas dinding dan atap yang saling menyatu ini diyakini memiliki tingkat ketahanan tinggi terhadap gempa bumi. Rumah Dome karya Prof. Nizam, M.Sc, Ph.D ini sudah diterapkan sebagai rumah mitigasi bencana di Dusun Nglepen, Prambanan, Kabupaten Sleman. Kunci utama dari rumah ini menerapkan konstruksi yang kokoh serta penggunaan material bangunan yang ringan, sehingga tidak mudah goyang saat gempa bumi dan angin kencang.
Barrataga
Barrataga alias Bangunan Rumah Rakyat Tahan Gempa adalah bangunan dengan nuansa tradisional yang tahan gempa bumi. Mengapa? Karena bangunan ini dirancang sejak tahun 2000 dan di tahun 2006 telah dibangun sebagai respon atas gempa bumi yang melanda Jogja.
Barrataga artinya 'menyelematkan diri' dengan konsep Rangkat dari Barrataga terdiri dari beton kolom, balok tepi atas, balok bawah, kemudian balok lantai yang dihubungkan dengan simpul Barrataga agar tidak patah saat gempa melanda.
Aspek yang paling kuat dari bangunan ini adalah penguatan besi tulangan yang mengait satu sama lain. Menurut Sarwidi, rumah ini akan semakin kuat terhadap gempa jika menggunakan kayu atau bambu untuk bagian besi tulangannya.