Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemilu 2024, 14 Februari Bermakna Pilih Pemimpin Cinta Damai dan Bekerja Karena Kasih Sesama

29 Januari 2022   12:50 Diperbarui: 29 Januari 2022   12:59 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rapat KPU dan Komisi II DPR Bahas Pemilu 2024.sumber:kompas.id

Kabar gembira sekaligus memupus kabar hoaks atau berita burung seputar wacana 'Presiden Jokowi Tiga Periode'. Harapan para pembual dan penjilat serta kelompok doyan buat onar dan kericuhan di negeri ini pupus sudah dengan disepakatinya Pemungutan Suara Pemilu 2024 akan digelar pastinya tanggal 14 Februari 2024.

Sah sudah bahwa tanggal sakral 14 Februari 2024 semakin menahbiskan kesakralan tanggal tersebut dengan digelarnya 'Pesta Rakyat'. Dan dengan penetapan tanggal 14 Febuari 2024 itu, maka satu wacana sumber kegaduhan berakhir pula. Tak ada lagi cerita wacana tiga periode, dan jika masih ada yang ngotot tiga periode, berarti itu adalah orang-orang yang memang tak mengikuti berita atau memang tercipta menjadi orang pembuat gaduh.

Melansir dari Kompas.com, DPR, Pemerintah, bersama penyelenggara pemilu telah menyepakati bahwa tanggal 14 Februari 2024 bertepatan dengan tanggal hari Kasih Sayang alias Valentine Day, juga adalah harinya pemungutan suara bagi seluruh rakyat Indonesia alias Pesta Rakyat.

Pemilihan tanggal yang tepat menurut saya, dimana disitu menggambarkan agar di hari pemungutan suara itu, rakyat mengingat dan melaksanakan bahwa hari itu adalah hari kasih sayang, memilih dengan hati, bukan emosi, memilih calon dengan menggunakan akal sehat, bukan karena faktor money politic, termakan janji-janji manis Paslon, atau bahkan termakan rayuan atau untaian tata kata yang mempesona dan membuai dengan janji-janji palsu seperti yang pernah dijanjikan oleh seorang paslon yang kini duduk manis di Balaikota DKI Jakarta.

Itu alasan pertama mengapa Pemilu 2024 diserentakkan tanggal 14 Februari 2024 bertepatan dengan hari Valentine Day. Alasan kedua, untuk menegaskan bahwa Cinta Tanah Air dibuktikan dengan kasih sayang kepada sesama dengan ikut berpartisipasi di bilik suara untuk mencoblos pasangan calon yang benar-benar merakyat dan membangun Indonesia dengan penuh cinta kasih.

Mencari pemimpin yang benar-benar memiliki naluri kerja, mencurahkan segala pikiran dan tenaga yang dia miliki seperti Presiden Jokowi selanjutnya tidaklah perkara mudah. 

Kita lihat sekarang, siapapun bebas pengen jadi presiden dan ngotot dengan menghalalkan segala cara. Sampai-sampai minta ambang batas dalam Presidential Threshold yang sudah 20 persen, mintaknya sampai ambang batas 15 persen, 10 persen, bahkan sekarang minta 0 persen.

Ini namanya dikasih hati minta jantung bukan? Dan lucunya yang minta itu adalah partai yang pernah berkuasa selama 10 tahun, mereka seenak perutnya meminta diterbitkannya Perppu demi penghapusan ambang batas pencalonan presiden alias presiden treashold yang dulunya menggolkan undang-undang ambang batas 20 persen demi kepentingan politik mereka.

Terungkap seperti dilansir dari kompas.com bahwa tahun 2009 SBY disebut menjadi pengusung agar partai-partai politik koalisi mendukung dan menyetujui kenaikan ambang batas sebesar 20 persen dari awalnya 4 persen. Dan berlanjut hingga tahun 2014, SBY juga masih menginginkan presidential threshold berada pada angka 20 persen.

Jadi intinya presidential threshold itu adalah akal-akalan para politikus dan partai yang ingin dan ngotot paslonnya bisa gol dan menjadi pasangan yang bertarung di Pemilu 2024 nanti. 

Oleh karena itu rakyat Indonesia jeli dari sekarang, jangan termakan tipuan dan bujuk rayu saat pencoblosan di kotak suara tanggal 14 Februari 2024 nanti. 

Jadikan momen peringatan hari kasih sayang itu untuk memilih secara demokratis, jujur, bersih dan tak kompromi terhadap paslon yang hanya membual atau menebar janji-janji palsu.

Ketiga, momen tanggal 14 Februari 2024 juga menjadi momen kesederhanaan dan kedamaian hati menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Momen bangkitnya toleransi menerima segala perbedaan.

Tidak mau lagi terjatuh ke lobang yang sama, lobang diskriminasi dan retaknya persaudaraan akibat dimainkannya isu agama dan perbedaan etnis saat adanya momen pilkada atau pemilu. Sudahilah, cukuplah pengalaman tahun 2017 dan 2019 menghantarkan kita semakin dewasa dalam menyikapi Pilkada atau Pemilu ini.

Harusnya kita rakyat Indonesia sadar bahwa isu agama itu dimainkan hanya untuk meraup keuntungan sekelompok orang, bukan untuk kepentingan kita bersama untuk bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik. Perbedaan pilihan harusnya kita jadikan alat untuk merajut perdamaian dan toleransi, bukan malah memainkan isu agama untuk memecah belah bangsa.

Pemungutan suara Pemilu 2024 telah disepakati akan digelar pada 14 Februari 2024, sedangkan pemungutan suara pemilihan kepala daerah atau pilkada serentak nasional 2024 akan diadakan pada 27 November 2024.

Pemilu 2024 ini diharapkan dapat berlangsung sederhana sehingga memudahkan penyelenggara pemilu dan pemilih dalam melakukan hak dan kewajibannya. Tidak dipersulit dalam mendapatkan hak mencoblos dan kewajiban kita saat memilih.

Pesta demokrasi ini juga diharapkan dapat berjalan dengan damai, tidak terulang kejadian kelam di Pilkada DKI Jakarta yang mainkan isu agama, juga saat Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang berakhir dengan kericuhan.

Semoga para pasangan yang kalah dapat menerima kekalahan dengan berlapang dada dan yang menang tidak usah melakukan selebrasi berlebihan. Itulah makna dari Pemilu 2024 yang damai dan sederhana.

Intinya, semoga tongkat estafet kepemimpinan dari Presiden dan Wakil Presiden sekarang ke Presiden dan Wakil Presiden terpilih oleh 270 lebih rakyat Indonesia di tahun 2024 berjalan dengan baik dan lancar. Masa transisi berjalan dengan damai dan tidak ada kericuhan demi Indonesia yang lebih maju dan makmur....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun