'Xin Nian Kuai Li, Gong Xi Fat Choi, Angpao Na Lai', ucapan khas yang selalu menggema dan menghiasi ketika momen Hari Raya Imlek akan tiba. Beruntung sekali di era kekinian merayakan Imlek, tidak hanya perayaan tahun baru untuk para penganut Konghucu, tapi juga sudah menjadi budaya bagi kita semua bukan?
Imlek sekarang sudah bisa dirayakan dengan penuh suka cita dan kegembiraan, namun masihkah kita mengingat bagaimana agar Imlek ini diakui di Indonesia? Adalah perjalanan panjang dan bisa dibilang 'berdarah-darah' untuk mendapatkan sebuah pengakuan.
Ya, Konghucu sebagai agama resmi di Indonesia mendapatkan tempat dan diakui setelah Gus Dur menjadi Presiden Repulbik Indonesia ke-4 menggantikan Habibie. Beliau dengan berani mencabut Inpres alias Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 tentang pelarangan perayaan Imlek yang dibuat oleh penguasa Orde Baru.
Jadi selama 31 tahun, mulai dari tahun 1968 hingga 1999 Imlek dilarang dirayakan secara terbuka dan meriah. Selama itu, warga keturunan Tionghoa atau umat beragama Konghucu merayakan imlek secara diam-diam, tidak bisa bebas dan tidak boleh ketahuan, kalau tidak mau berurusan dengan peraturan ketat dari penguasa Orba. Tidak jelas alasannya namun itulah kenyataan pahit, tidak bisa merayakan Tahun Baru Imlek selama lebih kurang 32 tahun.
Baru di tahun 2000, Gus Dur membolehkan kembali perayaan Imlek lewat Keppres Nomor 6/2000, sampai sekarang Imlek dapat dirayakan dengan penuh kebahagiaan dan kegembiraan. Sesuai dengan ucapan yang muncul, 'Selamat Tahun Baru, Semoga Mendapatkan Kekayaan Lebih Banyak Lagi'. Sesuai dengan tradisi yang dimunculkan, Imlek tidak lekang dari warna merah, melambangkan keberuntungan, kegembiraan, dan kebahagiaan.
Tidak hanya didominasi warna merah, tradisi Barongsai dan Angpao serta beribadah, mengunjungi serta sembahyang di klenteng adalah tradisi lain yang tak bisa dirayakan ketika Orde Baru masih berkuasa.
Sejarah Panjang Imlek
Lantas mengapa di era Soeharto Imlek dilarang? Kala itu, pemerintah secara sepihak menilai manifestasi agama, kepercayaan, dan adat istiadat Cina yang berpusat dari negeri leluhurnya dapat menimbulkan pengaruh psikologis, mental, dan moril yang kurang wajar terhadap warga negara Indonesia. Sehingga benarlah warga tionghoa di Republik ini selama 32 tahun pemerintahan Orde Baru tidak dapat merayakan Imlek atau Tahun Baru Cina secara terbuka dan di muka umum. Cukup dilaksanakan di rumah-rumah saja.
Namun, Presiden Abdurrahman Wahid. Pada 17 Januari 2000, mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2000, isinya mencabut Inpres No 14/1967 yang dibuat Soeharto tentang agama, kepercayaan, dan adat istiadat China.
Artinya, warga keturunan Tionghoa tak lagi memerlukan izin khusus untuk mengekspresikan secara publik berbagai aspek dari kepercayaan, kebudayaan, dan tradisi asli mereka.
Kemudian, pada 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri. Mulai tahun 2003, hingga saat ini tahun baru Imlek merupakan hari libur nasional.
Nah, tahun di tahun 2022 ini Tahun Baru Imlek atau Tahun Baru Cina jatuh pada Hari Selasa, 01 Februari 2022. Sementara puncak perayaannya, yakni Festival Lentera alias Cap Go Meh pada tanggal 15 Februari 2022.
Apa itu Cap Go Meh? Cap Go Meh adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa.
Tahun 2022 ini adalah Tahun Macan dengan Shio Macan Air, yang dimulai dari 1 Februari 2022 sampai dengan 21 Januari 2023. Artinya orang yang lahir di Tahun Macan, memiliki sifat: Pemberani, Kompetitif, Tidak Terduga, dan Percaya Diri.
Tahun Baru Cina 2573 Kongzili akan meriah dirayakan karena memang telah diliburkan secara nasional. Walau pandemi sudah agak mereda dan dipastikan Imlek tahun ini tidak seperti tahun lalu yang sepi dan dirayakan secara virtual, tahun 2022 ini bakal diprediksi akan ramai, karena umat Konghucu maupun yang merayakan Imlek akan berdatangan dan memadati klenteng untuk melakukan sembahyang, dan pastinya ini juga akan dimanfaatkan oleh para pengemis atau gelandangan untuk kesempatan mendapatkan angpau, karena inilah kesempatan bagi warga keturunan Tionghoa untuk memberikan yang terbaik bagi mereka yang mengucapkan "Xong Xi Fa Cai".
Ya, yang artinya "Semoga Mendapatkan Kekayaan Lebih Banyak Lagi" yang jika diucapkan maka, angpau akan mengalir, yang paling ditunggu-tunggu saat perayaan Imlek. "Gong Xi Fa Cai, Hang Bao Na Lai" (Semoga Kaya Raya, Ini Kuberi Angpau).
Pertanyaannya, apakah akan banyak pengusaha maupun para konglomerat keturunan akan melakukan pembagian angpau dan paket sembako atau bingkisan Imlek lainnya? Mengingat pandemi belum benar-benar usai dan juga ancaman varian baru berlabel Omicron masih menjadi momok menakutkan untuk menggelar keramaian atau acara berpotensi kerumunan.
Selain angpau, paket ataupun sembahyang di Vihara atau Klenteng, momen indah Imlek lainnya tentunya bertemu dengan keluarga, mempererat hubungan keluarga dan silaturahmi.
Momen Imlek untuk berkumpul bersama keluarga tentu menjadi momen yang tepat untuk mengucapkan pengharapan dan saling mendoakan. Selain sebagai pelengkap dari sebuah perayaan, ungkapan harapan dapat menjadi tanda bahwa kita selalu mendukung dan mendoakan kesejahteraan keluarga dan ornag-orang yang kita cintai di sepanjang tahun.
Lantas apakah sudah dapat melakukan kunjungan atau masih virtual seperti tahun lalu? Menurut saya, mungkin sudah banyak yang akan melakukan kunjungan keluarga, namun untuk keluarga yang jauh, pastilah masih menggunakan pertemuan secara virtual.
Selain ucapan yang membawa berkah, Tahun Baru Imlek juga dihiasi dengan berbagai pertunjukkan yang meneguhkan harapan dan bertujuan menolak bala, seperti pertunjukkan Tarian Naga dan Barongsai.
Imlek tak dapat dilepaskan dari ritual Tarian Singa (Barongsai), bertujuan untuk mengusir roh jahat, sedangkan Tarian Naga (Liong), adalah untuk menciptakan dan menerima keberuntungan. Musik dan kembang api utamanya untuk memberikan selebrasi dan menandai perayaan.
Semoga di Tahun 2022 ini Imlek dapat kembali dirayakan, dan mendapatkan angpau dari teman-teman yang merayakan Imlek tahun ini..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H