Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Pemain Naturalisasi, Tak Bisa Diturunkan Saat Dibutuhkan

22 Januari 2022   11:41 Diperbarui: 22 Januari 2022   11:46 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Naturalisasi Harus Miliki Nasionalisme dan Patriotisme Tinggi.sumber:bola.com

Syarat pertama dan utama seorang pemain mendapatkan naturalisasi, adalah memiliki rasa nasionalisme dan patriotisme yang tinggi. Mau dan mampu berkorban untuk negara yang telah mengadopsinya atau mengangkatnya menjadi warga negara alias mendapatkan pengakuan khusus, karena memiliki kemampuan diatas rata-rata dari pemain lokal.

Alasan seseorang mendapatkan naturalisasi, karena memang dianggap memiliki kemampuan diatas rata-rata dan bisa membantu negara yang telah mengangkatnya menjadi warga negara baru untuk merebut sebuah tropi dari kejuaraan yang diikuti oleh negara yang dibelanya. Jadi ingat ketika Perancis jadi Juara Piala Dunia tahun 1998.

Kala itu banyak pengkritik pelatih Aime Jacquet yang menyertakan banyak pemain imigran ditubuh skuad Les Bleus yang tak hafal "La Marseillaise", lagu kebangsaan Perancis. Namun Aime Jacquet tak bergeming, dia membuktikan bahwa skuad yang rata-rata dihuni pemain-pemain imigran maupun keturunan imigran, mampu berjuang bersama pemain 'pribumi' merengkuh Piala Dunia untuk pertama kalinya.

Pun kala merengkuh gelar Piala Dunia keduanya, Perancis di Piala Dunia 2018 yang ditukangi oleh kapten Les Bleus, Perancis saat juara 1998, Didier Descamps, seakan-akan belajar kembali dari pelatih terdahulunya, Aime Jacquet, kembali memainkan mayoritas para pemain keturunan imigran untuk meraih tropi dan menjadi yang terbaik di seantero dunia.

Nasionalisme dan patriotisme itu tidak ditunjukkan dengan kata-kata tapi aksi nyata di lapangan, begitulah pelajaran yang kita petik dari apa yang dipertontonkan oleh pemain naturalisasi ala Perancis tersebut.

Lantas bagaimana dengan pemain naturalisasi Indonesia?

Elkan Baggot Tak Bisa Perkuat Timnas Indonesia

Lucu rasanya membaca berita yang mengabarkan kalau Elkan Baggot, salah satu pemain yang lebih memilih menjadi warga negara Indonesia ketimbang warga negara asing, mengikuti jejak ibunya yang memang warga negara Indonesia asli ini, batal bergabung mengikuti pemusahan latihan alias TC Timnas Indonesia di Bali.

Alasan batalnya bergabung Elkan Baggot, karena klubnya sekarang Ipswich Town U-23 punya pelatih baru yang ingin melihat semua pemain klub asal Inggris yang bermain di League One alias kompetisi kasta ketiga di Inggris.

Elkan Baggot sejatinya akan diturunkan pelatih kepala, Shin Tae-yong saat kontra Timor Leste di laga bertajuk uji coba FIFA Matchday. PSSI sudah mencoba melobi Ipswich Town untuk melepas bek berdarah Indonesia-Inggris ini, namun sepertinya mengalami jalan buntu dan kembali rakyat Indonesia gigit jari melihat penampilan pemain naturalisasi ini di tanggal 27 dan 30 Januari 2022 di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar dalam rangka periode FIFA Matchday.

Padahal disinilah kita ingin melihat kualitas Elkan sesungguhnya, karena di pertandingan saat Piala AFF kemarin, Elkan juga tak sepenuhnya bermain dan mengeluarkan kemampuannya untuk memuaskan kecintaan publik tanah air akan pemain-pemain Timnasnya, apalagi Elkan akan berlaga ditanah sendiri, tanah air yang dia pilih jadi kewarganegaraannya.

Jika kita bandingkan naturalisasi pemain kita dengan pemain luar negeri sungguh berbeda sekali. Di luar negeri, pemain-pemain naturalisasi wajib membela negaranya tanpa ada intervensi dari klub. Lihatkah pemain-pemain Afrika, tidak ada penolakan dari klub Liga Primer Inggris, Seri A Italia, pun La Liga maupun Liga Jerman, kala pemain-pemain yang mereka gaji harus membela panji-panji negara mereka di Piala Afrika yang sedang berlangsung di Kamerun.

Sementara, kita terbalik. Pemain naturalisasi kita sangat susah untuk bergabung dengan Timnas karena ditahan klub atau tidak mendapatkan izin membela timnas kita.

Pun dengan rencana Shin Tae-yong untuk mendapatkan empat pemain yang dia sodorkan ke PSSI agar dinaturalisasi dan menjadi punggawa Timnas ke depannya. Sangat lucu juga ketika ke empat pemain ini, Sandy Walsh (bek kanan Klub Belgia, KV Mechelen), Jordi Amat (berumur 29 tahun, membela Klub Eupen, tim kontestan Belgian First Division A atau kasta teratas dari Liga Belgia), Mees Hilgers (FC Twente), dan Ragnar Oratmangoen (Go Ahead Eagles), andaikan jadi dinaturalisasi dan kesemuanya adalah pemain-pemain yang bermain di klub luar negeri, apakah siap ketika dibutuhkan untuk bermain bagi Timnas Indonesia?

Ya, faktanya Elkan Baggot saja jarang bisa diturunkan saat dibutuhkan, apalagi ke empat pemain naturalisasi itu, apakah mau mengambil resiko dengan lebih memilih bermain untuk Timnas Indonesia daripada disanksi klub yang dia bela?

Mari kita tunggu komitmen nasionalisme dan patriotisme yang akan mereka tunjukkan...

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun