Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perlunya Kurikulum Mitigasi Bencana, Solusi Mendidik Generasi Muda Siap Siaga Hadapi Bencana

15 Januari 2022   17:18 Diperbarui: 15 Januari 2022   17:24 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, lagi-lagi kita dihadapkan pada kenyataan bahwa seruan dari pemuka dan pemimpin agama belum nyata menyentuh pada kelompok bisnis, kelompok pelaku industri sebagai pihak perusak lingkungan hidup.

Fakta ini terungkap ketika Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Doni Monardo pernah mengatakan bahwa penyebab Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan), 99% adalah ulah manusia yang serakah yang ingin membakar hutan untuk dijadikan lahan. Dari 99% hutan terbakar, 80% nantinya akan menjadi lahan baru.

Inilah pekerjaan rumah terbesar Indonesia saat ini. Kita dihebohkan dengan kebakaran-kebakaran hutan yang ternyata dibuat oleh penduduk kita sendiri, sehingga menjadi sebuah urgensi agar pendidikan formal maupun informal tentang kebencanaan harus digalakkan untuk menyadarkan bahwa sepatutnya Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita!

Tanpa perubahan perilaku dari para pelaku industri, upaya penyelamatan bumi menjadi pertarungan tak seimbang. Ketika komunitas menanam 1000 pohon, pada saat yang sama sebuah perusahaan membabat pohon di area seluas lapangan sepak bola.

Agama bisa menjadi alat terakhir untuk membangkitkan kesadaran moral dan etika bagi umat manusia. Sungguh ironi: manusia adalah penghancur sekaligus pembangun keberlanjutan dan keutuhan ciptaan-bumi seisinya. Sebuah pekerjaan rumah tak mudah karena akan jadi proses menyakitkan. Kita perlu meningkatkan seruan moral kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun