Melalui pengubahan terbaru ini, Kepala Negara sekaligus memperkenalkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta Kementerian Investasi.
Lantas terbaru, Presiden Jokowi telah meneken Peraturan Presiden alias Perpres Nomor 110 Tahun 2021 tentang Wakil menteri Sosial (Wamensos), sehingga di periode kedua ini, Presiden Jokowi telah memanggil 16 Wakil Menteri di skuad kabinetnya dan tentunya menambah punggawa yang wajib di biayai oleh negara.
Bukan iri, tapi prihatin karena dengan semakin bertambahnya personel yang masuk kabinet, maka beban negara untuk menggaji mereka akan bertambah, sementara hasil yang diperoleh belum tentu sesuai dengan beban yang dikeluarkan oleh negara.
Bahkan, bisa berpotensi semakin menimbulkan banyak riak-riak dan perdebatan saat rapat karena usulan Menteri belum tentu se-ia dan se-kata alias se-pemikiran dengan Wakil Menterinya, plus Staff Khusus yang tupoksinya sejauh ini belum jelas dan tidak memberikan kontribusi nyata untuk negara.
Perlu diperhatikan apa yang pernah dibeberkan oleh Adian Napitupulu, politikus senior dan juga aktivis'98 ini pernah curhat bahwa di sekitaran istana itu mengerikan, banyak konflik kepentingan antara satu sama lain.
Presiden Jokowi masih tetap menjadi aktor utama walau di periode kedua ini. Dengan blusukan gaya khasnya yang tidak lelah menjelajahi seluruh daerah di Tanah Air kita ini, dari pulau ke pulau beliau tetap kunjungi, membuat seakan-akan tugas Wakil Menteri dan Staff Khusus tidaklah ada apa-apanya.
Gaya Presiden Jokowi yang tidak suka 'berleha-leha' di kursi Kepresidenan yang dia miliki membuat kabinetnya seakan-akan kegemukan, namun tentunya kebijakan untuk memanggil 16 Wakil Menteri bukanlah tanpa alasan kuat. Pasti memang sangat dibutuhkan, bukan untuk menyenangkan pihak-pihak yang mendukungnya atau bukan pula untuk mendulang dukungan alias kepentingan politik.
Bukan itu, tentunya kebijakan mendatangkan Wakil Menteri di kabinetnya adalah memang karena urgensi untuk memperlancar pelaksanaan tugas Menteri sebagai pembantu Presiden di bidangnya masing-masing.
Sebagai contoh, peran Wakil Menteri Sosial sangat krusial untuk menyelesaikan atau mem-back-up pekerjaan rumah Menteri Sosial yang kini dijabat oleh Tri Rismaharini yang kinerjanya sebelas dua belas lah sama Presiden Jokowi.
Mantan Walikota Surabaya ini kita kenal adalah sosok pekerja keras yang tidak suka duduk manis di kursinya. Beliau adalah orang paling suka berselancar ke seantero tanah air memastikan Bansos yang di kelola oleh kementeriannya tepat sasaran.
Temuan Bansos tak tepat sasaran di Pekalongan, Bekasi dan daerah lain menjadi bukti kuat bahwa Bu Risma benar-benar turun ke lapangan, bukannya hanya duduk manis menerima laporan.