Dimana Timnas Indonesia bermain seperti kala Inter yang parkir alias menumpukkan pemain belakang, ada deretan Alfreandra Dewangga, Rizky Ridho, Fachruddin, serta Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan sebagai bek, pemain tengah dengan deretan Rachmat Irianto, Ricky Kambuaya, Witan Sulaeman, dan Irfan Jaya yang mampu menahan gelombang serangan pemain Vietnam dengan Tiki-Taka ala Barcelona, namun tidak dapat menembus gawang Timnas yang posisinya diisi oleh Nadeo Argawinata sejak menit pertama yang bermain cukup baik malam itu.
Wajah Timnas Garuda sesungguhnya terlihat jelas, dimana perjuangan pantang menyerah, tidak terpancing emosinya dan mampu menjalankan instruksi pelatih dengan baik membuat Vietnam frustasi dan tidak mampu menembus gawang Timnas.
Ya, dengan penguasaan bola mencapai 68 persen tercatat melepaskan delapan tembakan ke arah gawang kita. Namun, timnas Vietnam tetap tidak mampu mencetak gol. Tercatat hanya satu tembakan pemain Vietnam yang tepat sasaran atau on target membuktikan bahwa Timnas Garuda muda mampu bermain bagus dan menghasilkan satu point penting menuju gelar Juara Piala AFF untuk pertama kalinya dalam sejarah.
Terhindar dari kekalahan saat bersua Vietnam pada lanjutan Piala AFF 2021, rasanya sudah hebatlah. Praktis 90 menit pertahanan timnas terkurung.
Menyebut hanya dewi fortuna lah yang menyelamatkan gawang Nadeo Argawinata dari kebobolan rasanya tak berlebihan. Asa untuk melihat kebangkitan timnas ditangan Shin Tae Yong (STY) sudah mulai membuncah, walau perjalanan masih jauh. Mantan pelatih Timnas Korea di World Cup 2018 ini belum mampu mengubah pola permainan timnas.
Passing bersalahan, gugup, minim variasi serangan dan lemahnya visi permainan selalu menjadi kelemahan klasik yang masih menghantui dan masih susah diberantas atau dihilangkan oleh Shin Tae-yong. Pemain timnas hanya nyaman menguasai bola di area pertahanan sendiri. Begitu memasuki pertengahan lapangan para pemain Vietnam dengan gampang menyergap bola.
Hampir 2 tahun STY memimpin Timnas memang hasilnya masih begitu-begitu saja. Kita hanya terus menjadi penonton yang menggerutu. Menyaksikan gaya permainan yang kacau, gampang terintimidasi lawan.
Namun kali ini kontra Malaysia, Kita Harus...
STY harus lebih berani merombak kultur sepakbola Indonesia yang masih cenderung "nyantai". Minus fighting spirit.
Kita masih melihat Timnas Garuda masih minim keberanian untuk menyerang usai mendapatkan bola di barisan pertahanan sendiri. Kita butuh striker semacam Fernando Torres yang mampu sendirian mengobrak-abrik pertahanan lawan ketika mendapatkan bola.
Kita butuh striker tunggal berkelas semacam Fernando Torres dan juga Diego Milito atau Filippo Inzagghi yang mampu menghancurkan jebakan offside kala mendapatkan bola lari.