Akhirnya prediksi saya benar juga bahwa dengan strategi menunggu dan tidak terpancing oleh permainan impresif Vietnam, maka bukan sebuah kemustahilan Timnas Garuda dapat mencuri poin dari laga penting kontra Pasukan Park Hang-seo yang dikenal memang agresif dan calon kuat juara kompetisi bergengsi antar negara-negara Se-Asia Tenggara bertajuk Piala AFF 2020 (2021) edisi ke-13 ini.
Ya, aroma kental perang siapa yang terbaik dari dua pelatih asal  Korea Selatan yang menangani dua tim langganan Piala AFF 2020 tersaji, apakah Park Hang-seo yang lebih dulu menukangi Vietnam sejak tahun 2017 telah membangun skuad elite seperti sekarang, atau Shin Tae-yong yang datang ke Indonesia sejak tahun 2019 dan menukangi Timnas Garuda sampai sekarang.
Sadar bahwa Vietnam akan datang dengan strategi total football atau tiki-takanya, maka Shin Tae-yong yang tidak ingin kebobolan seperti lawan Kamboja dua gol dan Laos satu gol, memilih bermain safety dengan merombak strategi dan komposisi pemain.
Ya, sadar bahwa kontra Vietnam yang dibutuhkan adalah hasil akhir, bukan keindahan permainan, maka Shin Tae-yong menerapkan pola permainan defensore totally atau bertahan total dengan menempatkan para pemain bertipe bertahan untuk menahan gelombang serangan pemain Vietnam yang dikapteni oleh Que Ngoc Hai.
Bermain di Stadion Bishan, Singapura, pada Rabu (15/12/2021) malam WIB pada lanjutan Pertandingan ketiga Grup B Piala AFF 2020, Shin Tae-yong memainkan formasi yang tidak biasanya.
Dia banyakan memasukkan pemain-pemain bertipe bertahan dengan skema 5 pemain belakang, 4 gelandang bertipe pengangkut air dan satu striker tunggal, Ezra Willian dengan postur tinggi besar, diharapkan mampu jadi benteng pertama dengan body kuat jadi petarung bagi bek-bek, maupun gelandang The Golden Stars.
Dengan mengikatkan ban kapten ke lengan Asnawi Mangkualam serta menginstirahatkan Evan Dimas memberikan sinyal bahwa memang Timnas Garuda sudah siap untuk memainkan 'negative football' demi tujuan mendapatkan point penting dari Vietnam.
Apakah istilah 'menumpukkan para pemain di areal 16 besar kotak penalti' sendiri pamali atau haram hukumnya dalam sepak bola? Tergantung yang digantung tentunya, eh tergantung penilaian tentunya.
Bagi para pemain Vietnam dan pelatihnya, Park Hang-seo strategi menumpuk atau parkir bus ini membuat mereka geram dan frustasi. Terlihat pelatih Vietnam mondar-mandir tak tentu, menggerutu dan mencoba mengganti beberapa pemainnya dengan tujuan dapat membuka celah dan kebuntuan akibat permainan negative football yang sukses dipraktekkan pelatih asal Korea lainnya, Shin Tae-yong.
Seperti kala menangani Inter Milan, Jose Mourinho pernah sukses merengkuh treble winner dengan formasi unik, disebutkan parkir bus yang membuat istilah itu keren dari tahun 2010 hingga kini. Melihat pertandingan Timnas Garuda vs Vietnam maka teringat seperti melihat Inter Milan vs Barcelona.