Guru harus hadir walau pembelajaran jarak jauh dan dalam jaringan, kehadiran guru ternyata juga sangat ditunggu-tunggu untuk mencairkan suasana dan untuk memberikan penjelasan atas sebuah materi yang diajarkan.
Belajar di masa pandemi ini, nyatalah peran guru tetap laksana embun penyejut dalam kehausan.
Bagaimana tidak? Walau banyak media pembelajaran, walau teknologi sudah canggih, namun peran guru tak tergantikan oleh media apapun, secanggih apapun teknologi yang dipakai, tetap membutuhkan peran penting seorang guru, sehingga kehadiran guru walau di kelas maya tetap dibutuhkan, apalagi dalam tatap muka?
Maka tidak heran apabila sampai sekarang Guru sebagai Pelita dalam Kegelapan, Pemberi Terang bagi Peserta Didiknya.
Bagaimana tidak? Apalagi di abad 21 dimana pendidikan dasar dan menengah berorientasi pada pemgembangan 4C, Communication, Collaboration, Critikal Thinking, Problem Solving, dan Creativity and Innovation, sehingga memaksa peran guru semakin kompleks karena tidak hanya sekedar transfer of knowledge, tetapi juga transfer of values dan transfer of skills.
Di masa pandemi ini, guru tidak hanya bergerak dengan hati pulihkan diri, keluarga dan peserta didik lewat pendidikan yang humanis, edukatif dan bersinergi dengan teknologi dengan memanfaatkan berbagai metode dan model pembelajaran, namun lebih dari itu.
Untuk mewujudkan program Merdeka Belajar, maka tidak salah jika guru-guru kembali menjadi sasaran dari pengharusutamakan Pendidikan Karakter. Pelatihan dan penanaman nilai-nilai Pancasila terhadap Guru merupakan sebuah langkah awal yang baik untuk menghapus dosa pendidikan bukan?
Sehingga Guru siap untuk mengajarkan Pendidikan Karakter di Era Super Smart Society (society 5.0) sebagai antisipasi dari gejolak disrupsi akibat Revolusi Industri 4.0.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H