Namun disekitar kita masih banyak orang baik dan supir yang menjemput Mbah Sri malah membawa Mbah Sri ke pemakaman Muktiloyo dan benar saja disana tertulis Prawiro Sahid dan keris pasangannya ada di tempat dia beristirahat.
Akhirnya, misteri terkuak. Walau sakitnya fakta, Mbah Sri tetap ziarah di makam suaminya yang telah bersanding dengan makam lainnya. Walau pahit, Mbah Sri merasa lega karena perjuangannya menemukan makam suaminya dapat terwujud. Hanya saja untuk dimakamkan disamping suami tercintanya, mungkin Mbah Sri tidak bisa mewujudkannya karena makam suaminya telah ada yang mendampingi.
Inilah kisah film ziarah yang memang benar-benar nyata di kehidupan kita. Sungguh menginspirasi dan memberikan makna akan bagaimana perjuangan mencari cinta sejati itu terkadang harus berujung dengan kenyataan pahit.
Kesan film ini sangat memberikan banyak pembelajaran kepada kita tentang sejarah kelam agresi militer Belanda kedua pun setelah Kemerdekaan yang ternyata banyak memberikan luka bagi rakyat tak berdosa akibat kezaliman penguasa.
Wajar film ini mendapatkan sejumlah penghargaan seperti nomimasi aktris terbaik Asean International Film Festival and Awards (AIFFA) 2017, film terbaik pilihan juri ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA) 2017. Dan semoga film ini sering diputar agar generasi muda ingat akan sejarah bangsa kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H