Bang Sabaruddin, bekerja di salah satu perusahaan distributor farmasi besar yang memiliki kantor cabang di Medan. Dia merupakan orang pertama yang dibawa dari Jakarta untuk merintis dan menjadi sales di kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Surabaya dan Jakarta.
Selain menjadi sales panutan dan yang dituakan, serta kemampuan menjualnya yang tidak usah diragukan lagi, karena terbukti setiap bulan bang Sabar ini, begitu biasa kami panggil selalu capai target? Yang saya ingat, nasehat-nasehat beliau kepada kami yang muda-muda ini agar tidak menyia-nyiakan masa mudanya dan selalu bekerja keras, menghargai waktu dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Karena pada dasarnya dari tugas dan tanggung jawab yang diberikan itulah, orang tau dan percaya akan kualitas dan kemampuan kita. Begitulah selalu dia nasehati saya dan teman-teman lainnya, ketika jumpa di kantor pagi hari sebelum kantor buka dan kita bersiap untuk berlomba absen pake kartu finger yang disediakan kantor.
"Apalagi kamu Gus, masih muda, kerja di bagian IT, kuliah juga jurusan komputer. Saat ini itu yang dibutuhkan loh, jadi jangan main-main, cepat selesaikan kuliahmu dan pekerjaan bidang IT ini jadikan batu loncatan!", begitulah bang Sabaruddin ini menasehatiku beberapa kali.
Memang dalam etos kerja, bang Sabaruddin ini memang paling menonjol. Via sms atau telp, dia akan coba menghubungiku apalagi bagian penerimaan penjualan tidak mengangkat telp di kantor alias sibuk. Plus di awal-awal bulan dia tidak seperti sales lain yang santai, tapi langsung tancap gas mencari penjualan sehingga wajar bang Sabar ini langsung capai target.
Lucunya lagi, ketika teman-temannya yang lain masih sibuk order akhir bulan sampai lembur jam dua pagi? Dia jam sepuluh malam, sudah pulang karena sudah capai target, bahkan orderannya dia kasih sama adek-adek salesnya yang pontang-panting cari orderan ke apotek, dokter maupun rumah sakit di kota Medan.
Bang Sabar ini, orangnya sangat humble, tidak gampang marah, selalu dengan senyum khasnya dan perawakan yang tinggi, agak hitam dan wajah dipenuhi kumis merupakan ciri khas bang Sabar ini. Ternyata cerita punya cerita dia adalah keturunan Arab yang sudah lama berada di Indonesia. Dan ternyata dia juga dikenal dengan sebutan ustad.
Ya, bang Sabar ini adalah ustad yang sering memimpin dan jadi imam saat shalat berjamaah di Mushola kantor kami. Lantunan suara Adzan bang Sabar ini sudah khas ditelinga saya, sehingga saya sudah hafal dengan nyanyian Adzan merdu milik bang Sabar yang tiada duanya.
Ini adalah hari puasa terakhir di bulan Ramadan yang penuh dengan ujian dan latihan akan kesabaran dan taqwa kepada Tuhan Maha Kuasa. Seperti biasa, bang Sabaruddin tetap semangat dengan pusanya dan bekerja dengan ikhlas walau saat berpuasa.
"Gus, nanti cepat entrikan orderanku yah, biar capai target abang karena hari ini puasa terakhir, abang mau cepat pulang, posisi hilal sudah menandakan awal Ramadan 1441H sudah nampak", begitulah pesan bang Sabar padaku sewaktu aku selesai finger dan saat menghidupkan komputer server.
"Oh, ia Bang, mantaplah itu, tapi saya nga ngerti bang tentang hilal?", ucapku dengan polosnya.
"Gimana menjelaskannya ya Gus?" dia malah balik bertanya.
"Ah nantilah kujelaskan, abang keluar dulu, biar cepat pulang!", ucapnya sambil berlalu dari hadapanku.
Rasa penasaranku yang tinggi tentang hilal yang telah tampak? Maka sembari menunggu ada orderan yang akan aku entri, maka sayapun bertanya pada om google, apa itu hilal telah tampak?
Menurut referensi yang saya baca dan simpulkan bahwa hilal yang tampak adalah penentuan permulaan bulan dalam kalender Muslim. Hilal adalah bulan sabit muda pertama yang dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi (ijtimak atau bulan baru).
Hilal ini ditentukan oleh dua faktor, yaitu Hisab dan Rukyat. Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah.
Sementara Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, dimana penampakan bulan sabit yang tampak pertama kalinya setelah terjadinya ijtimak atau konjungsi. Rukyat ini dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop.
Hilal hanya tampak setelah matahari terbenam, dan hari ini menurut bang Sabar hilal awal Ramadan sudah cukup tua alias hilal telah tampak dan umurnya sudah lebih dari delapan jam. Di Indonesia hilal berada pada posisi signifikan untuk dilihat, misalnya di Pelabuhan Ratu, posisi hilal saat terbenamnya matahari pada posisi 3,72 derajat dengan umur bulan 8 jam 23 menit, 5 detik.
"Itulah keterangan yang aku baca dari surat kabar hari Gus", ucap bang Sabar ketika jam makan siang dia datang ke kantor untuk istirahat sambil nunggu obat-obatan orderannya keluar dari gudang.
Itulah penjelasan bang Sabar mengenai hilal telah tampak, yang artinya ini puasa terakhir, dimana secara default sudah dilaksanakan istikmal atau menggenapkan Ramadan menjadi 30 hari. Jadi 1 Syawal akan jatuh tanggap 24 Mei 2020 besok.
Artinya, bang Sabar harus cepat pulang, habis antar barang orderan, karena kalau menunggu loper yang antar bakalan lama? Maka bang Sabar ambil inisiatif, habis antar barang yang sifatnya cito keras, atau harus cepat diantar karena akan digunakan secepatnya?
Bang Sabar akan pulang dan bisa merayakan shalat Idul Fitri dengan plon esok harinya, karena target sudah capai? Plus obat-obat yang sangat penting dan harus cepat sampai dapat dia antar dengan cepat.
Sehingga bisa merayakan Idul Fitri dengan penuh hikmat dan penuh sukacita, walau tanpa keluarga besar di tengah-tengah pandemi global covid-19 ini, bang Sabar dan keluarga tetap bisa bersyukur karena target tercapai dan tidak ada masalah akan orderannya. Ini dikarenakan hilal telah tampak. Sekian..
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI