Begitulah suka-dukanya ketika mengajari anak-anak di rumah, terkadang mereka lebih berkuasa daripada orangtuanya.
Tiba-tiba mereka kompak untuk bilang, lapar, atau minta snack atau cemilan. Untung isteri sigap dalam membuat snack atau cemilan sehingga mereka tidak ada alasan untuk jajan di luar rumah.
Memberikan pengertian bahwa pandemi covid-19 bisa menular ketika beraktivitas di luar rumah cukup memberikan pemahaman kepada mereka sehingga mereka takut untuk keluar rumah sekedar jajan.
Inilah mungkin momen tersulit, dimana kita harus bisa menjadi orangtua, sekaligus guru yang sebenarnya bagi anak-anak kita. Tidak hanya saya yang mungkin mengalami kesulitan, bahkan banyak orangtua yang tidak memiliki latar belakang guru dan tidak berpikiran harus mengajari anaknya sepanjang hari, ternyata karena pandemi ini mengajarkan mereka untuk menjadi guru yang baik bagi anak-anak mereka.
Momen berikutnya mungkin adalah kenyataan tidak bisa mudik tahun ini. Tidak dapat dipungkiri, rasa rindu, kangen untuk kumpul keluarga di kampung halaman tidak bisa direalisasikan libur Lebaran tahun ini. Kita harus memendam rindu, harus dapat menghilangkan kerinduan akan suasana di kampung halaman.
Rindu akan kegiatan-kegiatan mengisi hari-hari libur dengan memetik kopi di ladang, menanam jagung atau cabe, bergotong-royong membersihkan pancuran, pergi jalan-jalan ke Danau Toba dan kampung mertua, mengusir burung-burung yang menyerang padi di sawah, rindu suasana memanen, dan suasana lainnya yang tentunya membuat pikiran kita fresh dan sejenak melupakan suasana di kota Medan.
Hari ini saya ke sekolah untuk mempersiapkan simulasi atau ujicoba CBT Online Proktor Teknisi yang diadakan oleh Pusmenjar, saya bertemu dengan teman-teman guru honor. Sayapun bertanya kepada mereka, apa momen tersulit selama Ramadan ini?
Sebut saja namanya pa Agung, guru Matematika ini masih muda dan punya semangat tinggi untuk mengajar di sekolah dan membuka bimbingan belajar di sekitar Medan, Amplas.
Namun, akibat pandemi covid-19, dia merasa berat sekali, bagaimana tidak? Bimbingan belajarnya sekarang stop karena siswa belajar di rumah, sementara dia dan rekan-rekannya sewa gedung bimbel di Amplas dengan harga 20 juta rupiah.
Sementara dari sekolah, karena belajar di rumah, gaji juga tidak jalan, sehingga harus memutar otak untuk mencari kegiatan yang menghasilkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Sehingga ada kepikiran untuk membuka counter yang menjual pulsa dan assesories handphone di ruko yang terlanjur di sewa. Sementara untuk mudik? Sama jawabannya, belum tentu bisa mudik karena masa pandemi covid-19 belum usai.