Namun, lagi-lagi kita dihadapkan pada kenyataan bahwa seruan dari pemuka dan pemimpin agama belum nyata menyentuh pada kelompok bisnis, kelompok pelaku industri sebagai pihak perusak lingkungan hidup.
Fakta ini terungkap ketika Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Doni Monardo mengatakan bahwa penyebab Karhutla (Kebakaran Hutan dan Lahan), 99% adalah ulah manusia yang serakah yang ingin membakar hutan untuk dijadikan lahan. Dari 99% hutan terbakar, 80% nantinya akan menjadi lahan baru.
Inilah pekerjaan rumah terbesar Indonesia saat ini. Kita dihebohkan dengan kebakaran-kebakaran hutan yang ternyata dibuat oleh penduduk kita sendiri, sehingga menjadi sebuah urgensi agar pendidikan formal maupun informal tentang kebencanaan harus digalakkan untuk menyadarkan bahwa sepatutnya Kita Jaga Alam, Alam Jaga Kita!
Tanpa perubahan perilaku dari para pelaku industri, upaya penyelamatan bumi menjadi pertarungan tak seimbang. Ketika komunitas menanam 1000 pohon, pada saat yang sama sebuah perusahaan membabat pohon di area seluas lapangan sepak bola.
Agama bisa menjadi alat terakhir untuk membangkitkan kesadaran moral dan etika bagi umat manusia. Sungguh ironi: manusia adalah penghancur sekaligus pembangun keberlanjutan dan keutuhan ciptaan-bumi seisinya. Sebuah pekerjaan rumah tak mudah karena akan jadi proses menyakitkan. Kita perlu meningkatkan seruan moral kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H