Masih teringat, ketika beliau didiagnosa mengidap penyakit kanker paru-paru stadium 4 diakhir tahun 2017, pak Sutopo tidak gentar menghadapi penyakitnya itu dan terus bekerja seperti biasa dan tidak menunjukkan adanya penyakit mematikan dalam tubuhnya. Dengan setianya beliau bekerja seperti biasa mengawal kejadian bencana di Indonesia.
Namun apa daya, rasa sakit yang luar biasa harus menghentikan semangat kerja beliau untuk tetap mengawal proses penanggulangan bencana nasional. Tanggal 15 Juni 2019, pak Sutopo pamit bertolak ke Guangzhou untuk berobat setelah kanker paru yang ia derita telah menyebar di banyak tulang dan organ tubuh lainnya.
Namun apa daya, peraih penghargaan bergensi Asian of The Year oleh surat kabar Singapura The Straits Times tahun 2018 atas kemampuan beliau di bidang manajemen kebencanaan ini harus menghembuskan nafas terakhirnya di Guangzhou, Cina, Minggu (7/7/2019) sekitar pukul 01.20 WIB.
Beliau adalah putra terbaik bangsa ini dan disaat menjelang ulang tahunnya yang ke 49 kemarin, pak Sutopo telah memenuhi dua dari keinginannya, diantaranya bertemu dengan penyanyi top Raisha dan juga pak Jokowi -- Presiden terpilih -- secara pribadi bertemu dan memberikan apresiasi luar biasa atas kinerja almarhum. Kejadian unik itu terjadi di Oktober 2018.
Terimakasih atas segala dedikasi bapak, selamat jalan, bapak telah sembuh dan semoga tetap mendoakan agar Indonesia tetap aman, terjaga keindahannya dan maju serta penanganan bencana alam dapat terjaga seperti di kala bapak menjadi Bapak Pengawal Kebencanaan.
"Bekerjalah selalu dengan hati. Karena kalau kita bekerja dengan hati, seberat apapun pekerjaan akan terasa ringan", kata-kata bijak Sutopo Purwo Nugroho -- Humas BNPB. Â
Medan, 8/7/2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H