Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selamat Jalan Bapak Pengawal Kebencanaan Nasional

8 Juli 2019   15:26 Diperbarui: 8 Juli 2019   15:50 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita manusia hanyalah bisa berencana dan berusaha semaksimal mungkin, akan tetapi semua keputusan tentang kehidupan manusia ada ditangan Sang Pencipta kita. Begitulah inti dari nasihat kehidupan yang selalu kita dengar ketika ada atau kita sendiri mengalami suatu kemalangan dalam hidup ini.

Sudah begitu banyak upaya dan usaha yang telah kita lakukan untuk menyembuhkan segala penyakit yang diderita oleh kerabat dekat kita. Sudah begitu banyak biaya dan waktu telah kita korbankan demi kesembuhan orang-orang yang kita cintai, tetapi semuanya berujung pada berpulangnya orang yang kita cintai tersebut ke Pangkuan Sang Pencipta.

Beberapa hari yang lalu saya melihat status facebook dari seorang guru favorit saya yang menuliskan di berandanya bahwa orang yang sangat dia cintai -- sang isteri tercinta -- telah berpulang ke Rumah Bapa di Surga. Sangat begitu menyayat hati dan memilukan sanubari setiap kata-kata yang dia tuliskan. Saya kembali mengingat bagaimana perjuangan beliau dan keluarganya mengusahakan bagaimana agar sang isteri tercinta bisa sembuh dari kanker yang dia derita.

Mulai dari membawa sang isteri bolak-balik berobat ke rumah sakit lokal di kota ini, mencoba obat huta -- alias obat kampung, hingga harus ke Penang untuk berobat. Padahal kita tau untuk mengobati dan kemo berapa biaya harus dikeluarkan? Tetapi itulah perjuangan sang suami dengan harapan sang isteri tercinta dapat sembuh kembali dan hidup bersama dengan normal.

Namun apa daya? Dan kita harus dapat menerima keputusan ini dengan baik, karena Sang Pencipta lebih tau apa yang terbaik untuk sang Bapak dan anak-anak tercintanya. Semoga guru favoritku dapat tabah menerima kenyataan ini.

Selamat Jalan Bapak Sutopo

Hari ini juga Indonesia sangat berduka atas kepergian bapak Sutopo Purwo Nugroho menuju Bapa di Surga. Beliau adalah seorang pejuang yang layak mendapatkan tempat terbaik di sisi Sang Pencipta. Beliau adalah sosok pekerja keras yang telah memberikan seluruh hidupnya bagi kemajuan bangsa Indonesia. Sosok yang seharusnya menginspirasi kita semua, khususnya kaum millenial bagaimana dia mendedikasikan hidupnya untuk bekerja dan berjuang, serta memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negaranya.

Dikutip dari berbagai sumber, pak Sutopo Purwo Nugroho merupakan seorang alumni UGM jurusan Geografi dan lulus dengan predikat terbaik. Lalu ke IPB melanjutkan kuliah S2 dan S3 di bidang Hidrologi. Karir pak Sutopo dimulai ketika bekerja di BPPT -- Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tahun 1994, bekerja pada bidang penyemaian awan. Perlahan tapi pasti beliau naik pangkat ke Peneliti Senior Utama (IV/e).

Sempat menjadi pembantu sementara di BNPB -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana, akhirnya tahun 2010 beliau secara penuh bekerja disana dengan jabatan Direktur Pengurangan Risiko Bencana. Di tahun yang sama pada bulan November, pak Sutopo didapuk sebagai Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB hingga sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Semenjak itu, beliau tidak pernah lupa untuk menginformasikan terjadinya bencana melalui akun instagramnya yang memiliki 92 ribu pengikut itu.

Dengan tugas dan tanggung jawab besar untuk memberikan informasi yang akurat tentang bencana dan penangulangannya di seluruh Indonesia. Beliau adalah orang yang paling dicari apabila ada bencana, sehingga beliau harus tampil all out, selalu terdepan memberikan informasi yang up to date tentang perkembangan kejadian dan penanganan bencana, yang sekaligus memberikan keyakinan kepada masyarakat, bahwa Negara hadir ditengah masyarakat pada saat bencana.

"Dengan seluruh pengalaman dan kinerja beliau selama menjalankan tugas, pantaslah kalau kita semua sekali lagi menyebut almarhum sebagai pahlawan kemanusiaan," ujar Letjen Doni Monardo -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana -- saat membacakan pidato penghormatan di rumah duka, Boyolali, Jawa Tengah, Senin (8/7/2019), seperti dalam siaran pers yang diterima Kompas.com. Tidak berlebihan jika gelar pahlawan Penanggulangan Bencana kita sematkan kepada almarhum bapak Sutopo, berkat dedikasi dan perjuangan tiada lelah, hingga tanpa mengenal dan mengeluhkan rasa sakit yang dia derita demi mengawal penanggulangan bencana-bencana di zamrud katulistiwa yang dikenal memang sangat rawan bencana ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun