Bulan puasa bulan penuh berkat, karena akan banyak rahmat dan pahala yang akan Tuhan berikan kepada seluruh umat yang percaya kepada-Nya. Bulan puasa selalu identik dengan Sahur, dimana itulah waktu untuk berbuka puasa yang dilakukan di waktu dini hari bersama dengan seluruh anggota keluarga.
Kegiatan Sahur, diawali dengan kegiatan membangunkan sesama warga yang menjalankan puasa. Banyak cara untuk membangunkan warga agar Sahur, diantaranya dengan menggunakan kentongan, "Sahur...Sahur...", atau dengan menggunakan alat pengeras suara, maupun dengan menggunakan bunyi-bunyian lain yang tidak terlalu mengganggu warga lain, sehingga tercipta toleransi yang kuat antar sesama anggota masyarakat.
Nah, Sahur identik dengan asupan gizi dari makanan yang dikonsumsi untuk menguatkan jasmani selama menjalankan puasa. Sahur juga identik dengan membuat menu-menu makanan yang menarik, sehat, memberikan gizi yang kuat, walau terkesan menu makanan itu sederhana, tetapi menyehatkan tubuh.
Kali ini saya akan membahas menu makanan sederhana khas Batak yang mungkin cocok di lidah Anda yang sedang berpuasa. Menu ini sebenarnya menu sederhana, dan biasa disantap saat pagi hari sebelum berangkat ke ladang atau ke sawah untuk bekerja. Menu ini saya yakini mampu menambah menu makanan Anda saat berbuka puasa, maupun saat Sahur.
Menunya juga tidak asing lagi atau tidak susah di cari. Banyak di sekitar kita. Siapa tidak kenal ubi kayu atau ubi jalar? Ikan asin atau ikan mujahir atau ikan nila, lalu yang membuat menu ini menjadi spesial dengan adanya sambal Tuktuk!
Sambal Tuktuk Cocok Menu Berbuka Puasa
Saya masih ingat sewaktu kecil dengan hidup sederhana. Nenek setiap pagi pukul 05.00 pagi dini hari, beliau sudah memasak di dapur yang terbuat dari tungku dan perapian. Bermodalkan kayu bakar dan gara -- bahasa Batak -- atau bara api, nenek membakar ikan asin sambil memasak nasi dan sayur Daun Singkong yang sudah ditumbuk halus.
Kemiri, bawang putih, cabe rawit, bawang merah, digoreng terlebih dahulu. Lalu, di giling atau di ulek. Nah saat mengulek kemiri, bawang dan cabai itulah bunyinya, "Tuk, Tuk, Tuk, Tuk", maka agar lebih gampang disebutkan dinamai sambal Tuktuk.
Lalu tomat yang sudah di bakar atau di rebus di masukkan juga ke penggilingan. Juga tidak ketinggalan rias - sejenis tumbuh-tumbuhan, yang bunganya suka dimakan orang -- yang sudah di bakar atau di rebus.