Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sang Juara Liga Champions 2019 Dipastikan Wakil Klub Inggris

9 Mei 2019   16:30 Diperbarui: 9 Mei 2019   16:52 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liga Champions musim ini benar-benar milik Inggris setelah The Reds dan The Lilywhites berhasil melenggang ke final yang akan di pentaskan di Stadion Wanda Metropolitano, Spanyol (Minggu, 2/6/2019) dini hari. Kepastian duo wakil Inggris ini melenggang ke Madrid, Spanyol terwujud setelah menghempaskan tim yang menjadi lawan mereka di leg pertama Liga Champions musim ini.

Ya, semifinal musim ini menjadi ajang "comeback"-nya Liverpool dan Tottenham Hotspur yang di leg pertama sama-sama menderita kekalahan yang mungkin menutup peluang mereka untuk lolos ke final. The Reds, di pertemuan pertama harus pulang ke Anfield dengan kepala tertunduk usai di permak habis oleh Blaugrana dengan skor mencolok 3-0.

Gol Luis Suarez plus sepasang gol Messi seakan-akan mengindikasikan Liverpool sudah habis dan pendukung Barca sudah membicarakan skuad Barca akan mengangkat tropi paling bergengsi di benua biru, bahkan di seluruh dunia untuk ke enam kalinya, apalagi di kandang Madrid yang merupakan kandang rival abadi mereka, Real Madrid.

Namun, sepertinya Barca belum bisa melupakan kenangan musim lalu, dimana Barca sudah unggul di Roma dengan skor 4-1. Kemenangan itu sudah disambut dengan suka cita, bahkan dengan pongahnya mereka membicarakan treble winner. Namun apa daya? Kenyataan pahit berkata lain, Barca gantian dipermak di Roma dengan skor 0-3 dan tersingkir di perempat final.

Akhirnya, sang rival Barca yang jadi juara usai mengkandaskan Liverpool dengan skor mencolok 3-1. Itulah gelar ke 12 untuk Real Madrid dibawah tangan dingin Zinedine Zidane. Usai tersingkir dan gelar yang di idam-idamkan Blaugrana sejak tahun 2015 singgah di lemari sang rival, Real Madrid? Diberitakan kegagalan itu bak cuka diatas luka Barca.

Para pemain Barca, khususnya Lionel Messi, seperti mayat hidup selama sepekan usai laga kontra Roma. Mereka kerap tertunduk dan tidak mampu berkata-kata. "Itu terasa seperti luka batin. Kami ingin menghapusnya dan meraih musim yang indah guna melupakannya," ujar Clement Lenglet, bek Barca.

Namun apa daya? Tampil berapi-api di La Liga hingga semifinal leg pertama Liga Champions, ternyata Barca belum bisa keluar dari bayang-bayang kegagalan tahun lalu. Terlalu bersemangat di Nou Camp, Barca memang waspada akan neraka Anfield, tetapi pelatih Ernesto Valverde sepertinya sangat percaya diri pada Starting XI yang dia turunkan di leg pertama untuk kembali bermain di Anfield.

Satu hal yang tidak diwaspadai oleh Ernesto adalah kepiawaian, kecerdasan, kejeniusan, dan kemahiran Jurgen Klop meramu strategi permainan dan insting pemilihan pemain yang tepat dalam kondisi menegangkan dan tersudut dengan kekalahan tiga gol tanpa balas.

Ernesto mungkin lupa bahwa Klopp adalah pelatih jenius hingga Liverpool rela merogoh kocek hingga 7 juta pound atau setara dengan 131,8 miliar rupiah. Sejak menangani The Reds mulai tahun 2015, Klopp sejauh ini telah membawa Liverpool kembali menjadi tim kuat dengan penampilan konsisten baik itu di Liga Primer maupun di pentas Eropa.

Dua kali mencicipi final Liga Champions dan tahun ini berpeluang untuk meraih gelar Liga Primer Inggris sejak terakhir kalinya menggapai gelar di tahun 1990, The Reds juga punya kans besar untuk memenangkan Liga Champions untuk ke lima kalinya.

The Reds Bisa Meraih Gelar Liga Champions

Benarlah memang prediksi itu, lagi-lagi Barca tidak bisa menampilkan permainan terbaik mereka untuk menghalau The Reds yang bermain di kandang sendiri dan dibantu oleh pemain kedua belas bernama Kopites, akhirna mission impossible itu dapat dituntaskan dengan baik.

Seakan-akan kehilangan Mohammed Salah yang cedera usai berbenturan dengan kiper Newcasle United, Martin Dubravka, menjadi berkah buat Klopp plus para pemain cadangan The Reds. Klopp yang memang khawatir tetap percaya diri walau harus kehilangan "Si Raja Mesir" Salah dan Roberto Firmino yang dipastikan absen di leg kedua.

Klopp membuktikan kapasitasnya dengan memasukkan Divock Origi menggantikan peran Mou Salah untuk membuat magis di Anfield. Pemain asal Belgia berumur 24 tahun itu diberikan tugas utama menjadi striker menemani Mane dan Shaqiri di formasi 4-3-3 kepercayaan Klopp.

Lalu tiba-tiba muncul nama Andrew Robertson sebagai pelapis Firmino yang cedera. Keputusan ini sangat mengejutkan Liverpudlian yang sangat harap-harap cemas. Apakah misi menuntaskan hal yang hampir mustahil bisa terwujud dengan formasi tim yang timpang?

Keajaiban itupun muncul. Klopp yang sudah tau betul kekuatan Barca berkaca di leg pertama, langsung menginstruksikan para pemainnya untuk bermain cepat, taktis, kompak dan mengesampingkan ego masing-masing. Menit ke tujuh lewat pergerakan cepat kapten The Reds, Jordan Henderson membawa bola ke kotak penalti Barca, langsung menendang cepat ke gawang Marc-Andre ter Stegen. Tendangan Henderson mampu di blok kiper Barca tersebut, namun sayang bola mengarah ke kaki Divock Origi yang berdiri bebas dan menyodorkan ke gawang kosong. 1-0 untuk Liverpool.

Gol berikutnya tinggal menunggu waktu karena pasukan Klopp sudah mampu mengunci dan memaksa pemain Barca mengikuti tempo permainan mereka. Belum lagi kecakapan Alisson Becker di bawah mistar gawang Liverpool yang mampu meredam aksi-aksi Messi dan Coutinho membawa rasa aman di lini belakang Liverpool.

Babak kedua benar-benar neraka bagi Barca, diawali dengan insting memasukkan Gerginio Wijnaldum, dan sepertinya inilah awal kehancuran Barca. Gelandang asal Belanda itu mampu mengeluarkan daya magisnya dengan sepasang gol sensasional ke gawang Barca lewat kaki dan kepalanya. Akhirnya, Barca benar-benar mengulang mimpi musim lalu tersingkir di menit-menit akhir lewat sepakan keras Divock Origi. Selamat Liverpool, Selamat Klopp. Never Give Up!

Liverpool Bakal Kalahkan Tottenham

Teka-teki siapa lawan Liverpool di final terjawab sudah usai Tottenham Hotspur menggasak Ajax Amsterdam dengan skor fantastis 2-3 lewat gol Lucas Moura di menit ke 90+. Ya, lagi-lagi wakil inggris ini mampu membalikkan keadaan dari skor imbang 2-2 dan Ajax telah unggul 1-0 di kandang Tottenham, sehingga berpeluang lolos jika skor masih imbang hingga akhir pertandingan.

Lagi-lagi tim London ini membuat comeback luar biasa hingga mampu mencetak tiga gol untul lolos secara dramatis. Tiga gol Lucas Moura membawa tim asuhan Mauricio Pochettino ke final Liga Champions untuk pertama kalinya sepanjang sejarah klub berdiri.

Lantas siapakah calon juaranya di All England Team Final? Saya menjagokan Liverpool, kenapa? Karena ada anekdot mengatakan bahwa tim yang mengalahkan Barcelona adalah tim yang paling siap dan tim paling beruntung untuk merengkuh gelar Juara Liga Champions! Tidak terkecuali di musim ini. Cocok?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun