Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Menemukan Pemimpin Nasionalis dan Patriotik Tanpa Politik Uang serta Pelibatan Anak-anak

9 April 2019   14:48 Diperbarui: 9 April 2019   14:57 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kini negara kita penghasil Ikan Tuna di dunia. Setelah penjagaan ketat di sektor kelautan, maka para nelayan kita menikmati tenangya melaut di perairan sendiri. Hasil tangkapan capai 71 triliun rupiah setahun. Angka ini menunjukkan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan mampu menjalankan tugasnya dengan baik, menjaga perairan kita dengan baik dari kapal-kapal pencuri ikan dari negara lain.

Pembangunan infrastruktur juga telah mampu mengubah wajah negara kita, juga telah mampu mengubah paradigma dan membawa pengaruh baik terhadap perkembangan perekonomian masyarakat tanah air. Dengan semangat membangun dari daerah-daerah desa dan pinggiran dengan semangat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, maka pemerintah Jokowi -- JK menuntaskan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 dengan merealisasikan Program Dana Desa.

Dikutip dari web Kementerian Keuangan, pada tahun 2018 anggaran Dana Desa mencapai 60 triliun rupiah untuk 74.958 desa di seluruh Indonesia. Hasilnya? telah membuahkan 199.100 kilomtere jalan desa, 1.599 km jembatan, 325.599 unit sambungan air bersih, 4.656 unit embung desa, 48.271 unit posyandu, 19.794 unit pasar desa, 43.723 unit PAUD desa, 342.137 unit sumur dan MCK, serta 299.345 unit drainase dan irigasi untuk periode 2015-2017. Kemenkeu mencatat Dana Desa juga telah mengurangi ketimpangan di desa dari 0,34 pada 2014 menjadi 0,32 pada tahun 2017.

Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan dan Keamanan Dalam Negeri

Kebijakan dalam pemerintahan yang berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945 dengan Ideologi Pancasila telah mampu menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam Nawa Cita dengan membangun infrastruktur yang merata dari Sabang hingga Merauke. Merebut Freeport, menguasai kembali Blok Rokan dan Mahakam sebagai bukti sahih betapa pemerintahan Jokowi -- JK sangat pro untuk rakyat Indonesia. Belum lagi suksesnya perhelatan akbar Asian Games 2018 bukti bahwa Pemerintahan Jokowi -- JK kuat dalam mengemban tugas.

Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi tidak kalah menterangnya memberikan kontribusi terhadap peran negara kita di luar negeri. Siti Aisyah, bisa bebas dari ancaman hukuman setelah dituduh terlibat dalam pembunuhan Kim Jong Nang di Malaysia. Ini adalah bukti kehadiran negara dalam memberikan rasa damai di dunia maupun terhadap masyarakat tanah air yang bekerja di luar negeri. Pemerintahan Jokowi -- JK telah jauh melampaui target dalam memberikan rasa aman bagi warga negara kita yang bekerja di luar negeri, walau pastinya ada kegagalan dalam melobi, karena kasus yang menjerat sangat berat.

Sementara di bidang pertahanan dan keamanan, saya sangat tidak setuju atas pernyataan paslon 02 yang mengatakan bahwa kekuatan TNI kita sangat lemah. Karena fakta mengatakan bahwa di bawah kepemimpinan Jokowi -- JK, TNI kita sangat kuat dan disegani di dunia internasional. Terkuat nomor 15 di dunia internasional, berkat pemanfaatan teknologi, senjata-senjata buatan PT Pindad sudah diekspor ke luar negeri, seperti Tank Harimau, pun dengan senjata-senjata buatan kita sudah dipakai di luar negeri.

Jadi, intinya adalah negara ini akan lebih baik ketika pak Jokowi -- Amin memimpin untuk periode kedua, karena mereka sudah membuktikan di lima tahun pertama dengan membangun infrastruktur yang merata dan dapat dirasakan oleh masyarakat di setiap daerah, bahkan sampai ke pelosok-pelosok tanah air.

Ketika sang penantang masih memberikan janji-janji 'syurga' dengan berkata 'akan, akan, dan akan', ketika itu pasangan Jokowi -- Amin sudah memberikan bukti dan bukti. Lalu kenapa kita harus memilih pemimpin yang tidak jelas visi dan misinya serta masih dalam tahap mencoba-coba? Negara kita harus tetap Bersatu dalam Kebhinnekaan. Oleh karena itu, kita penentu kemana arah kapal bangsa Indonesia ini berlayar. Apakah akan tetap mengibarkan NKRI? Atau berubah haluan? Mari kita pilih dengan bijak pemimpin negeri ini di tanggal 17 April 2019 nanti. Pilih Pemimpin Bijak!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun