Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Hukum

AA Menikmati Narkoba, Ditangkap! Kok Pemerintah Disalahkan?

5 Maret 2019   13:36 Diperbarui: 5 Maret 2019   14:08 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terkejut juga membaca berita bahwa inisial AA ditangkap karena alasan menggunakan barang haram berjenis  sabu. Ketika berita itu pertama sekali saya baca lewat pesan wa, saya cuek aja karena memang tidak respek pada politikus yang selalu menyerang pemerintahan sekarang ini.

Seperti kita ketahui bersama, narkoba, mau jenis barang apapun kalau sudah digolongkan menjadi narkoba adalah musuh kita bersama. Dan pemerintah selalu bertekad untuk memberangus peredaran narkoba, karena faktanya Negara kita sudah darurat narkoba, dimana peredaran dan penyalahgunaannya tidak hanya menyasar kalangan pesohor, seperti artis papan atas, politikus, pengusaha, tetapi juga berbagai lapisan masyarakat dari beragam profesi, strata, dan status social.

Terbaru, tentunya penangkapan terhadap politikus papan atas dari Partai Demokrat berinisial AA di Hotel Peninsula, Slipi, Jakarta Barat, Minggu (03/03/2019) oleh Kepolisian atas kasus penyalahgunaan narkoba. AA diduga menggunakan sabu jenis sabu setelah dilakukan tes urine dan di kamar hotel ditemukan barang-barang bukti yang menguatkan bahwa AA ini adalah pemakai narkoba.

Kejadian ini tentunya kembali menjadi bukti pembelajaran kepada kita bahwasanya narkoba memang benar-benar menjadi momok menakutkan dan tidak kenal siapa korbannya. Kita lihat selama ini bagaimana sepak terjang mantan aktivis 1998 dan kini telah memiliki jabatan sekelas Wakil Sekretaris Jenderal di partai besar seperti Partai Demokrat yang notabene adalah partai penguasa selama sepuluh tahun di negeri ini.

Sangat kontradiksi ketika partai ini selalu berkata, "Katakan Tidak pada Korupsi!", "Katakan Tidak pada Narkoba", tetapi Wakil Sekretaris Jenderalnya ternyata terbukti menggunakan barang haram yang sudah merusak sendi-sendi bangsa kita.

Keheranan selama ini, apakah tidak ada program dari partai-partai di Indonesia ini untuk rutin melakukan aksi tes urine terhadap petinggi-petinggi partainya? Apakah politikus yang dikenal sangat koar-koar ini sudah lama mengkonsumsi narkoba? Jika memang si AA ini sudah lama mengenal dan akrab dengan barang haram bernama narkoba ini? Maka ini sebuah ironi dan suatu fakta bahwa narkoba dan korupsi sudah benar-benar merusak Negara ini.

Mencegah Masuknya Narkoba ke Kancah Politik

Kasus AA ini tidak ada hubungannya dengan politisasi, karena memang benar bahwa si AA ini mengkonsumsi narkoba dan atas andil masyarakat si AA ini tertangkap di hotel menggunakan narkoba. Jadi tidak ada isu politisasi dan sebagainya.

Yang lucunya lagi, AA malah menyalahkan pemerintahan pak Jokowi dengan berkata, "Dan peredaran Narkoba sendiri bukannya makin menurun malah makin banyak di era Joko Widodo dan makin mengancam generasi Indonesia," kata Arief kepada wartawan, Senin (4/3) seperti dikutip dari merdeka.com.

Wow, pernyataan ini muncrat atas kesadaran sendiri atau masih dalam bayang-bayang pengaruh barang haram tersebut? Atau tidak bisa sadar lagi berpikir dan berbicara karena sudah kecanduan? Situ waras apa nga sih? Begitulah pikiran saya membayangkan ucapan seorang AA ini.

Ya, coba berpikir secara logika, karena pemerintah sangat berkomitmen untuk memberantas narkoba, makanya semua orang yang diketahui menggunakan barang haram bernama narkoba ditangkapi! Tidak ada tebang pilih.

Mari kita singkronkan dengan pernyataan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol M Iqbal memberikan keterangan terkait penangkapan politisi Partai Demokrat Andi Arief di Mabes Polri, Jakarta, Senin (4/3/2019) seperti dikutip dari Kompas.com

Iqbal menegaskan penangkapan terhadap politisi Partai Demokrat Andi Arief bukanlah sebuah jebakan. Penggerebekan tersebut dilakukan setelah Kepolisian menerima informasi dari masyarakat. Aparat kepolisian, menurut keterangan Iqbal, bahkan tak mengetahui bahwa yang akan digerebek adalah politisi Partai Demokrat tersebut.

"Tidak ada sama sekali. Sudah kami sampaikan bahwa ini spontan. Kalau spontan tidak ada manajemen persiapan. Dan kita tidak tahu yang di dalam itu Saudara AA," ujar Iqbal. Jadi jelas kan? Tidak ada rekayasa dan salahkanlah dirimu sendiri AA karena kamu tidak bisa move on dan malah masih menggunakan barang haram itu, padahal kamu kan pernah menjabat staff kepresidenan pak SBY, jadi tau kalau memang narkoba itu musuh bangsa, kok kamu masih makai?

Dan ketika kamu tertangkap basah, kamu seenaknya tanpa berpikir dengan logika menyalahkan pemerintahan sekarang? Kalau kamu memang gentlemen dan punya keinginan untuk memperbaiki bangsa ini dari pengaruh narkoba, silahkan buka-bukaan dari mana kamu dapa barang itu, siapa pemasok dan pengedarnya?

Soalnya kalau kamu tidak mau bekerjasama dengan pemerintah dan kepolisian, bagaimana mereka gerak cepat untuk mengungkap siapa Bandar narkobanya dan menangkapnya sehingga bisa memutus mata rantai peredaran narkoba di negeri ini?

Nah, saran saya bagi politikus-politikus yang masih berjenis serupa dengan AA ini, masih ada waktu untuk tonak -- tobat narkoba -- sehingga tidak bernasib serupa dengan AA ini yang terakhir dengan santainya tanpa rasa malu menyalahkan pemerintah yang katanya narkoba masih merajalela.

Sehingga tugas BNN juga semakin ringan dan saran untuk BNN agar gencar-gencarnya melakukan aksi tes urine terhadap seluruh petinggi-petinggi partai yang bertarung di Pemilu 2019 ini, sehingga kita mendapatkan orang-orang di partai yang bersih dan jujur, serta bisa menggunakan logika dan cara berpikir yang benar dalam bekerja dan mengambil keputusan, serta punya etika yang baik dalam berbicara. Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun