"Sudah menjadi kewajiban saya untuk mengharumkan nama bangsa di ajang olahraga terbesar di Asia ini. karena, saya menjadi salah satu tokoh yang mempopulerkan cabang olahraga Bridge di Indonesia". Tutur beliau ketika ditanya kesediaannya untuk turun di cabang olahraga terbaru di multievent olahraga terbesar kedua setelah Olimpiade ini.
Atlet kelahiran 2 Oktober 1939 ini sangat sadar bahwa untuk berlaga di Asian Games butuh pengalaman dan stamina kuat, oleh karena itu disamping sudah melakukan uji coba dengan tur ke Eropa dan Amerika untuk mengasah kemampuan dan kejelian bermain kartu Bridge, beliau juga aktif melakukan olahraga tai-chi dan bermeditasi, serta mengkonsumsi buah, sayur, telur dan pisang sehari untuk menjaga stamina dan kondisi tubuh untuk mewujudkan medali emas yang beliau impikan.
"Motivasi lain tentu ada keinginan pribadi maupun untuk tim mendapat emas. Bridge bukanlah permainan perorangan ini satu tim, jadi partnership dan team work harus ada, ini satu tim. Di luar itu tentu, tentu keikutsertaan saya untuk memacu anak muda bahwa usia bukan lah halangan untuk terus berprestasi," ujarnya menyemangati kita generasi muda untuk terus berprestasi tanpa mempersoalkan kondisi dan usia.
"Sumbangsih Djarum ke negara ini ada dua, Bulutangkis dan Bridge. Jadi ini sudah menjadi keharusan saya membela negara saya," kata Bambang di kantornya, Sabtu (11/8/2018).
Mimpi Bridge Sampai di Olimpiade
Apa dilakukan Bambang Hartono seharusnya menjadi contoh buat kita agar lebih banyak berbuat daripada hanya koar-koar seakan-akan sudah paling banyak berbuat untuk bangsa dan negara. Bambang Hartono salah satu tokoh yang memperjuangkan Bridge dipertandingkan di Asian Games 2018. Semula Komite Olimpiade Asia (OCA) menolak Bridge dipertandingkan karena menganggap itu adalah judi. Tetapi berkat perjuangan, kelengkapan data dan kejuaraan yang sudah diadakan di dunia, pada akhirnya cabor ini boleh dipertandingkan.
"Usaha saya sudah sejak 2-3 tahun lalu agar bridge bisa dipertandingkan di Asian Games, dan akhirnya berhasil. Saya punya mimpi berikutnya bridge dipertandingkan di Olimpiade. Ini sedang diperjuangkan meski berat," kata beliau seperti dilansir dari kompas.com.
Ternyata, Bambang Hartono pemain bridge terkenal di dunia, berbagai kejuaraan pernah dia ikuti dan menjadi juara, diantaranya: (1) medali perunggu di Kejuaraan Dunia Senior tahun 2008 dan 2009, (2) medali emas di ajang Zona Asia Senior tahun 2009 dan 2011, (3) ajang yang sama meraih perak di tahun 2017, dan (4) juara APBF Championship 2015 di Tiongkok.
Atlet kelahiran Semarang ini didaulat menjadi kapten tim (playing-captain) untuk enam nomor yang diperlombakan di Asian Games, sehingga walau sangat sibuk sebagai pebisnis, lelaki 79 tahun ini tetap latihan minimal 2-3 jam satu hari untuk berlatih brigde setiap akhir pekan.
WBF (World Bridge Federation) bahkan menganugerahkan medali emas bagi Bambang Hartono pada acara 60 tahun Asian Pacific Bridge Federation (APBF) atas dedikasinya pada olahraga Bridge serta dedikasinya mengembangkan olahraga tersebut di Indonesia.
Bambang Hartono adalah contoh bagi kita bahwa bentuk nyata perjuangan untuk Indonesia dapat diwujudkan dengan banyak contoh nyata. Perjuangan beliau di usia tua untuk menorehkan tinta emas di Asian Games 2018 Jakarta-Palembang seharusnya memacu semangat generasi muda untuk tetap mengasah kemampuan dan berkontribusi besar sebagai energi baru untuk Indonesia Jaya di Asian Games di rumah sendiri.