Indonesia, negara kaya raya raya, dijuluki gemah ripah loh jinawi, Â artinya negara yang tenteram, damai, dan makmur serta sangat subur tanahnya! Apakah demikian kenyataannya? Melihat sejarahnya memang demikianlah adanya. Indonesia adalah negara yang seharusnya kaya dengan sumber daya alamnya, selalu tenteram dan damai.
Indonesia adalah negara berdaulat, negara berbahagia, bertuah, mempunyai kekuasaan tertinggi atas suatu pemerintahan negara atau daerah. Sebagai bukti sahih jika Indonesia adalah negara berdaulat? Maka Presiden RI-1, Ir. Soekarno tidak gentar dan menerima langsung ketika hasil sidang Asian Games Federation (AGF) yang berlangsung di Tokyo, Jepang, tanggal 28 Mei 1958 memutuskan bahwa Indonesia adalah tuan rumah Asian Games 1962!
Presiden Soekarno bergerak cepat, dia tidak takut dan ragu akan kemampuan Indonesia kala itu untuk menerima mandat mengsukseskan pesta olaraga paling bergengsi se-Asia ini. Maka pembangunan infrastruktur digenjot, sarana olahraga dan perkampungan atlet yang akan mentas disediakan dengan waktu yang mepet. Ya, bayangkan, kita hanya diberi waktu empat tahun untuk berbenah menyambut pestanya olahraga sekawasan Asia! Bayangkan, Se-Asia!
Soekarno, sebagai pemimpin tertinggi di Republik yang masih berumur 17 tahun ditantang siap dengan ibukotanya, Jakarta menjadi tuan rumah Asian Games ke-4 dari tanggal 24 Agustus sampai dengan 4 September 1962 dan Soekarno sekali lagi berkomitmen, jorjoran menggelontarkan dana besar, walau banyak pro dan kontra, tapi beliau dengan santai menjawab,
"Di mata saya, olahraga merupakan salah satu alat perjuangan bangsa! Dengan berkiprat di dunia olahraga, Indonesia mampu berbicara pada dunia! Kita tunjukkan bahwa Indonesia bangsa yang besar! Yang mampu maju ke depan, memimpin pembebasan bangsa-bangsa di dunia menuju dunia barunya!", akibat kegarangan Soekarno inilah, maka pernyataan ini membangkitkan semangat Indonesia membangun dengan Stadion termegah kala itu, bernama Stadion Utama Gelora Bung Karno!
Sejarahnya, kawasan paling strategis, berdiri lah Stadion kebanggaan itu hingga kini di bekas 4 kampung, yakni: kampung Senayan, Petunduan, Kebun Kelapa,dan Bendungan Hilir. Juga Presiden Pertama menyertakan membangun Stasiun Televisi pertama yang dikenal dengan Kantor Pusat TVRI untuk menyiarkan langsung partai-partai cabor olahraga Asian Games. Juga membangun kawasan perkampungan internasional dengan ruang publik dan gedung pertemuan yang mampu menampung 3000 atlet dari berbagai negara di Asia.
Semua sarana itu diwujudkan oleh Presiden Pertama, Ir. Soekarno dengan modal semangat gotong-royong, semangat teguh persatuan dan kesatuan, semangat pantang menyerah, benar-benar mengimplementasikan perjuangan untuk mengsukseskan Asian Games untuk pertamakalinya sepanjang sejarah Indonesia berdaulat.
Akhirnya, pesta olahraga akbar se benua Asia terwujud, sukses Indonesia adalah awal eksistensi Indonesia di mata dunia internasional, dan Soekarno adalah pelopornya hingga kini di usia 72 tahun kesempatan itu datang lagi, Indonesia kembali untuk kedua kalinya tuan rumah Asian Games 2018!
Syarat Indonesia Sukses Tuan Rumah Asian Games
Menjadi tuan rumah adalah anugerah terindah bagi pemerintahan Jokowi-JK, sehingga kloplah prestasi mereka selama menjaga keutuhan NKRI dengan pembangunan Indonesia yang diakui dunia internasional.
Presiden sendiri suatu ketika berkata, bahwa ajang ini sebagai pembuktian bahwa negara kita layak mendapatkan kepercayaan, untuk itu tidak hanya kesiapan infrastruktur, pembangunan venue, maupun non venue, termasuk juga persiapan teknis pelaksanaannya sangat detail diperhatikan. Juga digenjot adalah prestasi para atlet yang akan bertanding, sehingga diharapkan nanti para atlet kita mampu berjuang untuk menempati posisi sepuluh besar diantara para kontestan.
Nah, menyambut pesta olahraga Asian Games, Palembang dan Jakarta, dua ikon representatif perwakilan NKRI berbenah dan bersolek menyambut para atlet maupun pendukungnya di tanah air selama pagelaran yang bakal dimulai dari tanggal 18 Agustus sampai dengan 2 September 2018.
Ya, Indonesia harus mampu menjadi tuan rumah yang baik, ramah, iklas, dan menjungjung tinggi ada ketimuran, sehingga para turis, wisatawan asing, maupun para atlet nantinya akan merasa aman dan nyaman selama berada di Jakarta dan Palembang.
Apa saja syarat agar Indonesia layak dinilai jadi tuan rumah yang baik sehingga di perhelatan akbar selanjutnya, semisal Olimpiade, bahkan jadi tuan rumah Piala Dunia dapat terwujud? Indikatornya, adalah :
Pertama, merealisasikan semua pembangunan infrastruktur sebagai syarat utama kenyamanan atlet selama pagelaran. Juga dari segi keamanan, pemerintah harus mampu menjaga keamanan wisma dari orang-orang maupun oknum-oknum jahil yang akan mencuri atau mengambil barang-barang berharga para atlet.
Karena selama ini, keamanan wisma atau perkampungan atlet sering menjadi kendala. Di negara-negara top Eropa maupun saat perhelatan Piala Dunia di Brazil, atau saat Piala Dunia 2002 yang diselenggarakan di Korsel dan Jepang, masih sering kecolongan oleh aksi pencopet maupun perampok yang menyatroni wisma-wisma atau hotel-hotel ataupun mes tempat para pemain maupun timnas menginap selama turnamen.
Semoga koordinasi antara INASGOC (Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committe) sebagai panitia pelaksana yang bertanggung jawab penuh kepada Presiden langsung, dapat bersinergi dengan Polisi dan seluruh rakyat Indonesia untuk berperan aktif demi kesuksesan pesta olahraga terbesar se Asia ini.
Kedua, Meningkatkan keamanan, pengamanan, dan menjaga stabilitas masyarakat selama pagelaran berlangsung. Rencananya 170 ribu personil Polisi dan TNI akan dikerahkan selama turnamen berlangsung, baik itu pengamanan disekitar stadion penyelenggara, mess, hingga keamanan atlet saat akan bertanding maupun selesai bertanding. Ini menjadi berita paling menggembirakan bagi 45 negara yang bakal berpartisipasi pada Asian Games kali ini.
Bayangkan, jumlah negara peserta melebihi dari jumlah negara yang sedang bertanding di Piala Dunia 2018 Rusia. Jadi tidak salah jika ini adalah kesempatan kita untuk menunjukkan pada dunia internasional bahwa Indoensia layak jadi tuan rumah Piala Dunia 2034 dengan indikatornya?
Sukses jadi tuan rumah Asian Games untuk kedua kalinya dengan aman, tenteram, tidak ada aksi terorisme, tidak ada demo berjilid-jilid, dan paling penting, semua pihak bisa berkoordinasi sehingga gaung Asian Games ini bisa memberikan keuntungan bagi para pedagang di seluruh tanah air.
Ketiga, Meningkatnya tingkat perekonomian dengan kedatangan para tamu yang akan belanja di tanah air. Jakarta dan Palembang memang tuan rumah yang dipisahkan oleh jarak yang cukup jauh.Â
Diharapkan penjualan marchendise, pernak-pernik Asian Games, ikon-ikon budaya tanah air, serta tempat-tempat wisata di tanah air semakin meningkat medio Juli, Agustus, dan September. Apalagi kita telah memiliki LRT (Light Rail Transit), transportasi berbasis rel yang dapat mengangkut sampai 900 orang dengan sangat efisien.
Intinya, persatuan dan kesatuan, penciptaan kondisi yang kondusif akan menjadi poin penting kesuksesan Indonesia suskes jadi tuan rumah. Tidak itu saja, diharapkan kejutan-kejutan seperti, sukses prestasi jadi tuan rumah dengan meraup emas sebanyak-banyaknya dari para atlet sangat diharapkan demi harkat dan martabat NKRI.
Pun janji panggung pembukaan Asian Games 2018 menjadi panggung terbesar di dunia, bahkan dibandingkan Olimpiade dimana pun, termasuk tinggi, ukuran, dan beban berat konstruksinya, sangat layak untuk ditunggu. Mari berkontribusi untuk kesuksesan Indonesia menjadi tuan rumah yang ramah buat Indonesia Jaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H