Namun, mungkin karena Hierro, pelatih Spanyol masih mencari formasi baru permainan Spanyol? Maka dia banyak melakukan pergantian pemain yang kurang pas. Diantaranya dengan mengganti Diego Costa, pemain yang tidak hanya kuat menyerang? Tetapi sanggup bermain jadi bek, digantikan oleh Iago Aspas yang ternyata tidak maksimal bermain.
Spanyol Bisa Juara Piala Dunia 2018, Asalkan?
Pertandingan berakhir 3-3 sehingga persaingan di grup B tampak sengit setelah Iran berhasil meraup tiga angka setelah mengalahkan Maroko 1-0. Nah, peluang Spanyol dan Portugal masih terbuka lebar dan kemungkinan kedua tim ini bakal bertemu di babak Perempatfinal atau Semifinal.
La Furia Roja bakal bisa bersinar di Rusia dengan catatan: Pertama, Tetap Fokus Memainkan Penguasaan Bola Mumpuni. Ini terbukti ampuh kala pemain-pemain yang mampu memainkan tiki-taka masih aktif dan di tubuh Spanyol sekarang masih ada Andreas Iniesta, Sergio Busquets dari Barca walau Xavi Hernandez sudah pensiun. Ditambah lagi Isco, Cesc Fabregas, Saul, David Silva, dan akan diselesaikan dengan dingin oleh Diego Costa.
Permainan ini diyakini mampu membuat lawan ngos-ngosan dan kelelahan dalam level yang tinggi, namun ada koreksi sedikit saat bertemu Portugal, Spanyol juga harus mampu menjaga kebugaran para pemainnya sehingga permainan tiki-taka ini sukses dimainkan hingga partai puncak.
Kedua, Menghilangkan ego pribadi, apalagi berpotensi menimbulkan konflik di tubuh Tim Matador. Ini PR berat Fernando Hierro, karena bukan rahasia umum lagi, rivalitas Barca dan Real selalu mengakar di tubuh para pemainnya dan selalu terbawa-bawa ke timnas. Antara Sergio Ramos dan Gerard Pique contohnya, mereka bisa akur di timnas karena pelatih sebelumnya mampu meredam emosi kedua pemain ini, Hierro harus mampu mencontoh gaya kepemimpinan Del Bosque.
Ketiga, Diego Costa dan kekuatan false nine. Yang paling disoroti mungkin kualitas lini depan Spanyol yang keropos akibat ditinggal Fernando Torres dan David Villa. Sebab, lini belakang yang terbaik dengan kombinasi Ramos, Pique, Alba, Nacho dan De Gea tidak ada yang meragukan.
Walau De Gea melakukan blunder? Saya yakin pertandingan berikutnya makin membaik. Lini tengah La Furia Roja juga tidak diragukan lagi, hanya mungkin gelandang pengangkut air yang kurang tampak pada diri Sergio Busquets. Tidak mirip dengan cara kerja Marcos Senna.
Terakhir, akankah proses perjalanan Matador Spanyol di Piala Dunia 2018 ini hampir mirip dengan Piala Dunia 2010? Kalah dipartai pembuka kontra Swiss, Spanyol ternyata bisa menjadi kampiun? Akankah Spanyol kembali berpesta di Madrid lagi? Mari kita nantikan akankah Spanyol sanggup menyandingkan Piala UEFA, Liga Champions dengan Piala Dunia 2018? Siapapun tim yang Anda dukung? Jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H