Lalu ada adegan kala Kampinen Koenan di tengah-tengah kegalauannya, pergi ke Gereja untuk mengikuti perayaan Misa dan berdoa. Namun, Kampinen Koenen memilih jalan untuk membantu Parman. Saat dia memanggil Parman dalam keadaan mabuk dan pingsan? Ketika itu Parman mengambil pistol dari lemari Koenan. Lalu disitulah dia membongkar siapa sebenarnya Parman bersama dengan dua anggota yang bakal ditembak mati oleh Belanda, Herman dan Toto.
Malam itu juga, Parman membantu pelarian Herman dan Toto untuk kembali bergabung dengan pejuang Republik. Bermodalkan pistol dan catut untuk memotong pagar kawat berduri, naas bagi Herman, tertembak peluru Belanda, tetapi Toto berhasil lolos.
Koenan memilih bunuh diri dengan menembakkan kepala sambil memeluk foto Ratu Belanda dan nasib Parman dan kawan-kawan? Ending film ini mereka dibawa untuk dieksekusi.
Alasan Film Pagar Kawat Berduri di Restorasi
Film ini berusia 56 tahun, memiliki pandangan "humanisme universal", karena mampu membuat masyarakat bersimpati pada sesama, dalam cerita ini kepada Belanda. Sehingga film ini mengalami penolakan luar biasa, salah satu tokoh yang menolak, adalah Sutan Takdir Alisjahbana. Padahal, film ini mengandung nilai-nilai budaya, sejarah, kearifan lokal. Sehingga tidak salah jika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, melalui Pusat Pengembangan Perfilman merestorasi film ini.
Ini adalah film kedua yang berhasil diresorasi dengan baik, setelah "Darah dan Doa" (The Long March), tahun 2013. Pusbangfilm bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan Kota Medan dan Yayasan Manuprojectpro mengadakan pemutaran dan diskusi film hasil restorasi Pagar Kawat Berduri yang dilaksanakan selama kurang lebih seratus hari tersebut.
Hasilnya sangat membanggakan, karena 100% menyerupai, padahal kondisi gulungan film sudah sangat memprihatinkan, ketika para kurator setelah mengkurasi lima judul film, menjatuhkan pilihan pada Pagar Kawat Berduri untuk direstorasi, harus bekerja ekstra keras. Begitu ungkapan Panji Wibisono, Staf Pengarsipan film.
Riska F. Akbar, dari Render Digital Indonesia mulai membeberkan rahasia, kenapa Pagar Kawat Berduri mendapat kesempatan direstorasi, karena: (1) Kondisi fisik film yang harus segera diselamatkan; (2) Sutradara yang mewakili zamannya; (3) Film memiliki nilai-nilai (sejarah) pada Zamannya; (4) Film yang memiliki nilai inspiratif bagi pengembangan pendidikan karakter; (5) Film yang tidak akan direstorasi oleh pemilik hak cipta-nya; (6) Kondisi teknis film yang masih memiliki negatif lebih mudah dikerjakan.
Yang paling membuat film hasil restorasi karya anak bangsa ini semakin sempurna, ketika dibawa ke Bangkok untuk pemutaran perdana. Disana film ini dipuja, kualitasnya mendekati sempurna, mereka takjub dan menyarankan agar audio-visualnya diperbaiki. Sepulang dari Bangkok, tim bekerja lagi, sehingga terwujudlah hasil restorasi seperti sekarang ini.