Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Apresiasi Pasar Murah ala Pemerintah Kota Medan

27 Mei 2018   14:08 Diperbarui: 27 Mei 2018   22:27 861
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Batasan Pengambilan Bahan Pokok Selama Bulan Puasa ala Pemko Medan. sumbergambar. dokpri

Setiap menyambut Ramadhan, pastinya harga bahan-bahan pokok naik melambung tinggi. Kenapa bisa begitu? Ternyata setelah saya telusuri, ada beberapa alasan mengapa harga-harga bahan pokok melambung ketika kita akan merayakan lebaran, diantaranya:

Permintaan dan daya beli meningkat, ini pasti karena sesuai dengan hukum ekonomi, semakin besar permintaan akan suatu barang? Maka pastinya harga barang itu akan melonjak tinggi. Biasa, menjelang lebaran kebiasaan masyarakat kita adalah beli serba baru! Baju baru, peralatan baru, semuanya harus serba baru. Ini seharusnya di pangkas, harusnya saat puasa, bukankah kita harus menahan nafsu duniawi? terutama nafsu untuk memiliki barang-barang mewah?

Lebih banyak uang beredar, ini sudah pasti, lagi-lagi karena nafsu komsumsi kita menjelang lebaran. Selalu ada anekdot seperti ini, "Aku menabung tahun ini, agar lebaran tahun depan bisa aku gunakan untuk belanja sepuas mungkin!", sehingga tidak heran hukum ekonomi itu kembali berlaku, dimana "Semakin banyak jumlah uang beredar, maka semakin tinggu pula harga-harga di pasaran!", sebab walaupun harga barang sedikit di naikkan, karena kita butuh? Tidak perduli! Kita tetap beli barang yang kudung sudah terlanjur sangat diminati, sehingga mau tidak mau harus beli barang tersebut.

Masalah distribusi bahan pokok, saat ini pastinya permintaan akan bahan pokok mengakibatkan biaya untuk distribusinya juga meningkat, sehingga mau tidak mau untuk menutupi cost distribusi yang meningkat, otomatis harga dinaikkan. Misalnya, jika per harinya suplier beras di Medan hanya memberangkatkan 3 truk beras? Maka jelang lebaran ini karena permintaan meningkat, maka supplier harus memberangkatkan 6 truk berisi beras, sehingga biaya perjalanan, gaji supir, sewa truk dan lain sebagainya pasti bertambah.

Masuknya politik dagang, maksudnya adanya oknum 'nakal' yang menimbun barang atau bahan pokok kebutuhan primer masyarakat, sehingga bahan pokok terlihat langka, padahal sebenarnya 'penimbun' sedang menahan barang, sehingga banyak lapak-lapak dagang tutup. Nah, setelah barang terlihat langka, 'penimbun' sedikit demi sedikit mengeluarkan barang sehingga harga pastinya naik.

Mindset yang terbentuk kalau jelang lebaran harga naik hal yang wajar. Nah, ini membuat perekonomian Indonesia bisa menggeliat sebetulnya apabila harga, ketersediaan dan permintaan seimbang. Apalagi dengan hadirnya THR, semakin membuat konsumen terbuai dengan kenaikan harga yang dilontarkan pedagang menjadi hal wajar.

Nah, untuk mengakali akan kenaikan harga dan takutnya kelangkaan akan bahan-bahan makanan pokok di saat-saat seperti ini, maka pemerintah di setiap daerah melakukan operasi-operasi pasar untuk menghindari terjadinya hal-hal yang sudah diterangkan di atas, sehingga tercipta pasar sehat selama menyambut bulan penuh berkah ini.

Pemko Medan, selama bulan Ramadan ini menggelar pasar murah di seluruh kecamatan. Hal ini langsung di komandoi oleh Wali Kota Medan, HT Dzulmi Eldin. Beliau mengatakan bahwa pasar murah di kota Medan terdapat di 151 titik dari 21 kecamatan yang ada di Medan. Telah dibuka dan berlangsung hingga menjelang Lebaran nanti.

"Di pasar murah ini, tersedia berbagai kebutuhan pokok, seperti beras, gula pasir, minyak goreng, tepung terigu, telur, hingga sirup. Untuk harganya sudah pasti murah, karena merupakan harga yang dijual distributor, dan bahkan di subsidi lagi," terang Walikota usai membuka pasar murah di Lapangan Sejati Medan, Senin (14 Mei 2018).

Lebih lanjut Eldin mengatakan, lokasi pasar murah diutamakan di kawasan yang mayoritas penduduknya kelompok prasejahtera dan beragama Islam. Hal ini dilakukan, karena berlangsung selama sebulan penuh dengan Ramadan. "Kita ingin masyarakat yang kurang mampu dapat memanfaatkan pasar murah ini. Dengan begitu, masyarakat dapat lebih fokus beribadah selama Bulan Suci Ramadan," tutur pak Wali lebih lanjut. 

Anggaran digelontorkan selama pasar murah berlangsung untuk mengsubsidi harga kebutuhan, sebesar 5 miliar rupiah. Jumlah anggaran ini sedikit meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, hanya 4,9 miliar rupiah. "Bagi masyarakat kurang mampu yang membeli kebutuhan di pasar murah, tentu ada batasannya, sehingga menutup kemungkinan untuk di jual lagi. Beragam kebutuhan pokok yang di jual di pasar murah di peruntukkan bagi masyarakat kurang mampu selama bulan puasa," tutup Dzulmi Eldin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun