Terakhir, dengan rasa iba saya meminta kepada pelayan yang kebetulan sedang menyiapkan hidangan yang kami pesan.
"Bang, tolong bungkuskan satu porsi nasi plus lauknya ya bang!", pinta saya.
Jelang beberapa saat sang pelayan sudah datang membawakan nasi bungkus. Lalu saya berikan pada anak tersebut. "Ini, bawalah bekalmu makan. Abang nga pake sepatu, jadi tidak bisa adek semir. Udah bawa aja ini!", sembari saya sodorkan nasi bungkus tersebut.
Setelah asyik menikmati sore menjelang malam tersebut bersama mantan pacar, lalu kami putuskan untuk pulang ke rumah. Tidak lupa makanan tuk anak-anak di rumah telah kami bungkus dengan baik sebagai oleh-oleh buat mereka.
Ya, inilah hari-hari Puasa Ramadhan yang juga membuat kita harus terbiasa dengan pola hidup saudara-saudara muslim. Tidak salah mengikuti kebiasaan yang baik, sehingga terwujud ajaran agama yang diajarkan untuk saling berbagi, saling menghargai, saling menghormati dan intinya saling mengisi demi Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia hingga anak cucu kita.
Mari, Saling Mengingatkan, Saling Berbagi Demi Masa Depan Indonesia Cerah. Jadikan Bulan Puasa Ini Momentum Merangkai Kembali Kebersamaan...