Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Standar Iman Seorang Ahok di Uji

16 Januari 2018   10:12 Diperbarui: 16 Januari 2018   10:16 1231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketika Keluarga Ahok di Ujung.. (Sumber Kompas.com)

Ahok adalah sebuah anugerah sekaligus fenomena yang diciptakan untuk Indonesia. Ini adalah fakta tidak terbantahkan! Lahir dari kelompok minoritas, Ahok tumbuh dan berkembang menjadi orang paling dicintai plus dibenci karena pemikiran, visi serta inovasinya dalam bidang pemerintahan. Diawali dari jabatan DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009, karier Ahok bak jet yang melesat terbang jauh hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta!

Ibarat jet yang menabrak meteor diangkasa? Begitulah karier Ahok selanjutnya setelah menjadi Gubernur DKI menggantikan Pak Jokowi yang naik kelas menjadi Presiden RI ke-7 setelah memenangi Pilpres 2014 yang lalu.

Ahok yang dengan mantap terus menjalankan janji-janji kampanye sewaktu jadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, terus mendapat kritikan tajam dari para pejabat maupun masyarakat yang tidak suka dengan Ahok plus kebijakannya yang suka menentang para oknum pejabat yang punya kuasa, plus orang-orang yang sakit hati tidak menerima seorang Ahok bisa naik kelas menjadi Gubernur DKI pertama sepanjang sejarah dari kaum minoritas!

Ahok sering mengumpat, memberikan kata-kata keras + kasar kepada oknum-oknum yang mencoba melakukan korupsi ataupun penyimpangan atas kebijakan atau peraturan daerah! Apalagi yang mencoba mencari keuntungan pribadi atau golongan? Bisa-bisa disikat habis ama beliau. Faktor inilah yang membuat seorang Ahok harus berurusan dengan sekelompok orang atau masyarakat yang anti dengan Ahok!

Setiap mendengar nama Ahok, mereka pasti tersulut amarahnya! Rasa benci menggebu-gebu sehingga muncul ide untuk mencari kesalahan Ahok dan berencana untuk melakukan aksi demo berlarut-larut untuk melengserkan beliau dari kursi DKI 1 yang mereka anggap tidak pantas disandang oleh Ahok si 'kafir' itu!

Terpenjara Oleh Karena Mulut Sendiri

Ahok tetap dilantik jadi DKI-1 menggantikan Pak Jokowi yang telah menjadi Presiden RI ke-7. Walau diwarnai oleh aksi penolakan dari DPRD DKI dan FPI, Ahok tetap dilantik pada 19 November 2014 di istana negara. 

Semenjak itu, Ahok di ibaratkan sebuah magnet yang memiliki dua kutub. Kutub utara dan kutub selatan, disamping sangat dicintai, juga sangat dibenci, segala kebijakannya menimbulkan pro dan kontra, dianggap tidak membela DPRD sebagai representatif warga DKI, yang paling fenomenal tentunya tulisan "Pemahaman Nenek Lo!" yang jadi viral, ketika Ahok menganggap DPRD DKI melakukan pemborosan anggaran.

Belum lagi temuan-temuan serta kejanggalan-kejanggalan yang makin membuat sekelompok tersebut makin gerah. Ketidaktakutan Ahok akan segala ancaman, makian, serta percobaan pembunuhan sungguh membuat kita bertanya, Ahok ini terbuat dari apa? 

Imannya sungguh teguh dan kuat untuk membela dan tetap memperjuangkan hak warga miskin DKI walau dianggap jadi "tukang gusur", padahal dibalik itu ada tujuan mulia agar mereka bisa hidup di rusun daripada dipinggir-pinggir bantaran sungai dan kumuh yang jadi penyebab banjir DKI.

Singkatnya, gara-gara 'editan' menghilangkan kata 'pakai' pada video rekaman suatu pertemuan dengan masyarakat pinggiran pantai Jakarta, Ahok dituduh melakukan kasus 'peninstaan agama'. 

Sehingga warga yang 'ditungganggi' melakukan aksi berjilid-jilid yang intinya, "Ahok harus dihukum seberat-beratnya!", bahkan lebih sadis dari itu, yang membuat kita merinding akan hal itu.

Ibarat pepatah, "Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak", begitulah nasib Ahok. "Nasi sudah jadi bubur", mau apa lagi?

Namun, Ahok tetaplah Ahok yang berhati baja. Dia tidak takut samasekali dengan segala tuduhan yang disangkakan kepadanya! Berbekal Iman dan Tanggung Jawab, dengan tegar beliau menghadapi segala gugatan.

 ancaman dan tuduhan dengan tegar, teguh dan tidak ada rasa takut, walau rasa kecewa dan permintaan maaf sudah dia lontarkan, tetapi dasar memang ingin menjatuhkan sejatuh-jatuhnya? Semua itu mental dan tidak berarti, ingat guru saya waktu SMA di Seminari pernah berujar, "Tiada Maaf Bagimu!", seperti itulah mereka pada Ahok. Tiada maaf!

Vonis dijatuhkan, beliau dipenjara selama dua tahun, ditempatkan di Rutan Mako Brimob demi alasan keamanan. Vonis ini sungguh membuat keluarga Ahok sangat terpukul, apalagi Ahok adalah kepala keluarga atas rumah tangga yang dia bina bersama dengan ibu Veronika Tan yang telah dianugerahi dua orang putera dan satu puteri, yang tentunya disamping membutuhkan lembutnya belaian kasih sayang Ahok, juga tentunya membutuhkan biaya hidup yang tidak sedikit.

Iman Ahok Diuji Dengan Kabar Perceraian

Dalam filosofi perkawinan secara Kristiani, disebutkan bahwa "Apa yang telah dipersatukan oleh Allah (dalam ikatan kudus perkawinan), tidak boleh diceraikan oleh manusia!". 

Ahok dan bu Veronica Tan sudah pasti taulah akan hal itu dan sudah barang tentu di-imani oleh mereka selama kurang lebih 20 tahun membina biduk rumah tangga - tepatnya 06 September 1997 -- mereka adalah keluarga yang bahagia. Kekuatan iman dan kesetiaan mereka, dapat dibuktikan dengan jauhnya dari gosip-gosip seperti pejabat atau selebritis lainnya.

Surat Cinta Ahok BUat Bu Vero di Ultah Perkawinan ke-20 (sumber: detik.com)
Surat Cinta Ahok BUat Bu Vero di Ultah Perkawinan ke-20 (sumber: detik.com)
Terbukti dengan isi surat Ahok kepada isterinya di hari ulang tahun perkawinan mereka. Ahok menggunakan waktunya di penjara untuk merefleksikan dirinya, mengingat kembali masa-masa indah mereka membentuk bahtera rumah tangga yang tentunya bakal menjadi sangat sulit bagi seorang ibu yang kini harus berjuang untuk menghidupi ketiga anaknya. Sementara gaji seorang Ahok berapalah?   

Ahok bukanlah tipe playboy, bukanlah tipe pejabat yang munafik yang gampang terjerumus pada korupsi, wanita hingga berfoya-foya dengan uang negara yang dia gampang dapatkan selama menjabat. 

Walau sering kedatangan artis-artis papan atas? Ber-selfie ria, tetapi Ahok tetap menjaga integritas dan kepercayaan yang dia pupuk bersama bu Vero, dan sebaliknya, Veronica Tan adalah wanita yang tangguh, tidak gampang menyerah, bukan pencemburu -- walau sering sekali melihat Ahok harus berurusan dengan wanita-wanita papan atas, bu Vero maklum bahwa itulah konsekuensi dari seorang isteri pejabat publik.

Namun, terjangan dan cobaan itu tiada henti-hentinya, walau Ahok sudah membayar segala kesalahannya itu dengan mendekam di penjara, cobaan itu belumlah berakhir. 

Tiba-tiba kita dikejutkan dengan berita 'gugatan perceraian dan hak asuh anak', lengkap dengan isi suratnya beredar di media sosiala dan menjadi viral. Pertanyaan saya, apakah Ahok benar-benar memang ingin bercerai?

Pertama saya tidak yakin, kedua juga saya tidak yakin, sampai-sampai berita koran yang menyatakan bahwa akhir bulan ini akan disidangkan? Saya juga tidak yakin, kenapa? Jawabannya sederhana! Apakah semua tuduhan yang dituduhkan kepada seorang ibu Veronica Tan benar? Apakah perselingkuhan yang dimaksud (jika itu alasannya) memang benar?

Selingkuh? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tidak berterus terang, tidak jujur, suka menyembunyikan sesuatu untuk kepentingan sendiri, curang, serong. Namun, dalam majalah Psychology Today terbitan Desember 2000, mengatakan bahwa batasan selingkuh itupun dikatakan bermacam-macam dan sangat relatif.

Surat Gugatan Cerai Ahok, Benarkah dari Ahok? (Sumber: kompas.com)
Surat Gugatan Cerai Ahok, Benarkah dari Ahok? (Sumber: kompas.com)
Apakah karena ibu Vero dekat dengan seseorang terus di 'gosok-gosok' atau dijadikan bahan untuk membuat seorang Ahok cemburu secara emosional? 

Padahal sosok yang dituduhkan oleh pihak-pihak tertentu tersebut dekat dengan ibu Vero hanyalah teman bisnis atau teman dalam pengerjaan sebuah proyek atau hanya sekedara rekanan? Karena perlu diingat bahwa sekarang hanya bu Verolah yang bisa bekerja 'banting-tulang' siang dan malam untuk menghidupi keluarga pasca Ahok hidup di penjara!

Setelah melihat tidak adanya klarifikasi dari pak Ahok, pun dengan sikap diamnya bu Vero, maka dapat disimpulkan bahwa 'gugatan perceraian' itu hanyalah sebuah fenomena yang di-semburkan untuk membuat sebuah keramaian baru, sehingga isu-isu penting, semisal 'kisah 100 hari kerja gabener -- eh -- gubernur dan wakil-nya' agar luput dari sorotan! 

Plus untuk meruntuhkan kredibilitas Ahok, sehingga diserang habis-habisan, sehingga teori 'pembusukan' itu terlaksana dengan baik!

Sampai disini, sebenarnya apa sih salah dan dosa Ahok? Hingga kebijakan-kebijakannya pun sampai sekarang masih dicari-cari, diusut hingga ke akar-akarnya? Akh sudahlah, yang penting sampai masa ini -- isu gugatan perceraian -- Iman Ahok masih kokoh, belum luntur! Jikalaupun isu perceraian itu benar?

Akh, yang pasti, jika Ahok masih berpegang pada prinsip, "Hanya Kematian yang bisa menceraikan apa yang sudah dipersatukan dalam Ikatan Suci Perkawinan!", maka Ahok dan bu Vero harus berpikir kembali merajut bahtera rumah tangga tersebut. 

Silahkan konsolidasi, jika masih bisa diperbaiki, perbaikilah, kalau memang harus? Akh feeling saya, semoga itu hanya ujian Iman! Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun