Bicara tentang kreativitas anak? Maka saya ingin menceritakan bagaimana aktifnya anak lelaki saya di usia 3 tahun sampai dia baru 2 bulan ini masuk TK (Taman Kanak-Kanak) di usia 5 tahun. Mencoret-coret kertas dengan pensil, menggambar-gambar adalah kreatifitasnya ketika ada waktu dan ketika kakaknya belajar. Dia selalu pengen belajar menggambar, ketika saya mencoba mengajari dia huruf dan angka? Maka yang dia lakukan adalah menggambar! Sehingga saya membelikannya Faber-Castell sebagai alat tulisnya menggambar.
Karena menggambar adalah cara yang tepat untuk menumbuhkan kebahagiaan, memperbaiki kualitas kehidupan dan mendorong kemampuan verbal dan ingatan (Beard: 2001), yang artinya apabila ingin mendapatkan anak yang cerdas, kreatif, dan punya jiwa seni yang tinggi? Maka anak-anak sejak usia dini jangan dilarang apabila memiliki keinginan yang tinggi untuk menggambar!
"Pa.. gambarkan disini Boboyboi Angin?", pinta anakku setiap aku buka laptop, sembari menyodorkan kertas double folio hasil koreksi ujian anak-anakku yang masih kosong.
"Okey", kataku sembari membuka mesin pencari google.com dan memperlihatkan gambar Boboyboi ataupun super hero lainnya semacam Batman, Flash, Superman dan lainnya. Setelah lama dicari, maka dia akan berkata, "Ini, yang ini pak, gambarkan ya, tapi wajahnya buat marah, jangan senyum. Saya nga mau yang senyum." Pinta anakku sambil berlalu memberikan aku waktu untuk menggambarnya di kertas double folio tersebut.
Dan sayapun mulailah menggambar dengan menggunakan produk Faber-Castell dan mencoba persis seperti yang digambar. Setelah selesai, baru dia saya panggil dan diapun mulai mewarnai setiap bagian gambar. Dan yang membuat saya salut, dia tidak pernah melihat lagi gambar di mesin pencari, dia mencoba warna yang menurut insting dia sesuai dengan bayangan yang ada di dalam pikirannya. Kreativitasnya sepertinya gampang untuk dia tularkan ke dalam warna-warni yang dia goreskan dalam hasil karya yang selalu saya apresiasi.
"Ayo..tutup mata bapak.. aku mau tunjuk gambarku!", begitulah dia tiba-tiba sudah muncul di depan saya sambil tangannya yang memegang kertas double folio, diletakkan di belakangnya. Spontan saya tutup mata saya.
"Dah.. bukalah pak", sambil tangannya sudah ada didepan wajah saya sembari menunjukkan hasil karyanya. "Wow, mantap bagh", puji saya sembari memeluk dia dan memuji karnyanya. Itulah hal sederhana yang saya buat agar dia semangat dalam menggambar untuk menumbuhkan hal kreativitas dalam dirinya.
Dan hasilnya sudah mulai terlihat, ketika kemarin tanggal 19 Agustus 2017 diacara lomba mewarnai di TK-nya, anakku tidak disangka-sangka bisa menyabet Juara II. Ini menurut saya adalah awal yang baik bagi dia dan bagi saya selaku orangtua dalam mengembangkan kreativitas dan jiwa seninya. Ini menjadi cambuk bagi saya ketika membaca artikel pembuka dari Faber-Castell, "Setiap Anak adalah seorang seniman, masalahnya bagaimana tetap menjadi seniman begitu kita dewasa?".
Saya teringat ketika Lomba FLS2N (Festival Lomba Seni Siswa Nasional) tingkat Provinsi, dimana saat lomba Desain Poster diperlombakan, rata-rata setiap peserta menuangkan idenya membuat poster tersebut dituangkan dalam kertas menggunakan pensil, baru di desain menggunakan aplikasi Desain Grafis yang telah ditentukan oleh juri. Artinya apa? Mari mengembangkan jiwa dan bakat seni yang diawali dengan Menggambar!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H