Babak 16 besar Liga Champions kembali di helat untuk membuktikan siapa empat tim terbaik yang layak bersua di babak delapan besar untuk edisi 2016/2017 dan kita kembali disuguhkan oleh fakta siapa yang bakalan melenggang, apakah Leicester City yang masih merajut mimpi ala Cinderella di benua biru? Ataukah Sevilla, wakil Spanyol yang sudah meloloskan El Real dan El Barca bakalan menambah quota? Pertanyaan tersebut terjawab sudah di King Stadium miliknya si Rubah, julukan lain dari Leicester City.
Sementara di partai lain yang sudah tidak menentukan, antara Juventus vs FC Porto. Loh kok tidak menentukan? Yaps jelas karena di pertemuan pertama, di kandang FC Porto, justru Juventus yang bisa meraih poin penuh dengan skor 0-2 yang bakalan sulit untuk dibalikkan oleh FC Porto. Lantas bagaimana rangkuman pertandingan antara kedua partai? Partai manakah yang paling seru dan dramatis? Tentunya partai si Rubah vs Rojiblancos yang paling menarik karena banyaknya insiden, walau tidak seheboh partai-partai sebelumnya. Apa saja? Cek it now!
Leicester City vs Sevilla
Dalam Liga Champions, gol tandang merupakan sebuah keunggulan yang harus dimaksimalkan sehingga menjadi modal lolos ke babak berikutnya berkat keunggulan gol tandang yang akan diakumulasikan dengan gol kandang yang bakalan dicetak. Seperti itulah perjalanan heroik para pemain-pemain Leicester City di Liga Champions. Setelah sederetan hasil yang memalukan yang berujung pada pemecatan pelatih yang berhasil melambungkan prestasi Leicester hingga dijuluki “mimpi yang terwujud”, dimana target yang selama ini tidak pernah terlintas menjadi juara Liga Inggris menjadi kenyataan yang berbuah bisa bermain di Liga Champions yang hanya dapat diwujudkan satu musim oleh Claudio Ranieri, kini di tangan Craig Shakespeare, asisten pelatih yang didapuk menjadi manajer sementara hingga akhir musim kembali menunjukkan bahwa “Mimpi bisa menjadi Kenyataan”.
Satu gol di kandang Ramon Sanchez Pizjuan, Februari yang lalu yang dicetak oleh mesin gol, Jamie Vardy menjadi modal penting untuk gantian menjamu Sevilla di King Power Stadium dini hari tadi. Benar saja, si Rubah yang sepertinya sudah bisa keluar dari masa-masa suram dengan kemenangan atas Liverpool hingga terakhir Hull City di gasak dengan skor telak 3-1 yang menjadikan si Rubah bisa keluar dari zona degradasi di posisi 15 dengan 27 point.
Di Liga Champions saat menjamu Sevilla, kembali Craig menempatkan seluruh pemain-pemain terbaik di posisinya untuk mencetak minimal 1 gol agar bisa melenggang ke babak 8 besar dan faktanya memang bisa dilakukan lewat gol cepat di babak pertama oleh sang kapten, Wes Morgan di menit 27 memanfaatkan kemelut di gawang Sergio Rico. Sekilas gol ini sepertinya gol bunuh diri oleh pemain belakang Sevilla, namun disahkan menjadi gol Morgan karena bagian kaki Morgan yang lebih berperan untuk menghasilkan gol tersebut. 1-0 menjadi skor penyeimbang dan Leicester yang berpeluang besar lolos jika mampu mensterilkan gawang Kasper Schmeichel.
Babak pertama usai dan Samir Nasri mendapatkan kartu kuning usai melakukan pelanggaran keras terhadap Onyinye Ndidi, gelandang pengangkut air Leichester di menit 10.
Babak kedua dimulai dan lagi-lagi berkat kombinasi pemain-pemain Leichester yang sukses membawa tropi Liga Primer, membuat permainan Leichester hidup dan mampu melakukan serangan balik yang cepat. Menit 54 ketika Marc Albrighton mampu mencuri bola dan melewati dua pemain tengah Sevilla, dari luar kotak penalti melancarkan tendangan keras yang tidak mampu ditahan oleh Sergio Rico. Bola meluncur deras kesudut kiri gawangnya dan gol! Skor 2-0 yang makin memperbesar asa tuan rumah mencetak sejarah menjadi penghuni 8 besar tim terbaik di benua biru. Sungguh prestasi yang luar biasa.
Pertandingan semakin sengit karena Sevilla mau tidak mau harus mampu mencetak minimal 1 gol untuk menjaga peluang sehingga Samir Nasri dan kawan-kawan keluar menyerang dan mengurung pertahanan tuan rumah. Statistik membuktikan 37% dan hampir 70% penguasaan bola milik Sevilla, hingga petaka buat Sevilla terjadi di menit 74. Ketika itu, Jamie Vardy yang membantu pertahanan mencoba menghalang-halangi pergerakan Nasri yang membawa bola dan merebut bola dari belakang hingga mengenai kaki Nasri. Nasri merasa terganggu dan mencak-mencak hingga melakukan dorongan kepada Vardy. Vardy meladeni dengan membuat provokasi hingga emosi Nasri tersulut dan melakukan tandukan. Acting Vardy ampuh, memaksa wasit asal Italia, Daniele Orsato mengeluarkan kartu kuning untuk Nasri dan Vardy. Naas bagi Nasri karena dia telah menerima kartu kuning pertama, yang artinya kartu merah alias keluar dari arena pertandingan.
Tidak terima, Nasri terus mengejar Vardy dan mengajak adu duel di luar arena pertandingan serta tidak puas atas keputusan wasit, namun nasi sudah menjadi bubur. Jadilah Sevilla bermain 10 orang hingga membuat peluang mengejar ketertinggalan semakin sulit.
Namun dewi fortuna berkata lain, menit ke-79 Casper Schmeichel melakukan pelanggaran terhadap striker Sevilla, Vitolo yang berbuah penalti. Walau sekilas terlihat fifty-fifty namun wasit berkata lain. Kartu kuning buat Casper dan sang eksekutor diberikan kepada Steven Nzonzi. Namun, keberuntungan belum sempurna berpihak kepada Sevilla karena Casper Schmeichel mampu membaca arah bola dan penalty pun gagal yang artinya Leichester yang melenggang ke babak 8 besar. Selamat Leichester! Bulu Rubahnya semakin cantik bersinar! Selamat berada diantara 8 tim terbaik benua biru.
Juventus vs FC Porto
Pertandingan ini bagi Juventus hanya sekedar menjaga peluang lolos karena sudah mengantongi dua gol di leg pertama yang dihelat di stadion do Dagrao, Porto. Si Nyonya Tua versus Sang Naga memang sepertinya anti klimaks karena sang Naga tunduk pada kecantikan si Nyonya Tua dan merelakan tiket 8 besar ke tangan Juventus. Tidak ada yang spesial di pertandingan ini kecuali adu hebat antara dua kiper yang sudah masuk usia uzur tetapi masih lengket dan lentur dalam menjaga gawangnya.
Publik hanya memastikan siapa yang lebih hebat antara Iker Cassilas yang dibuang Madrid usai bertahun-tahun menjadi penjaga gawangnya Madrid ataukah Gianluigi Buffon yang masih setia mengabdi kepada si Nyonya Tua? Ternyata Buffon masih menunjukkan kemampuannya di usia 39 tahun dengan tidak kebobolan kontra Porto.
Sementara Casillas yang lebih muda 3 tahun kebobolan tiga gol, dua gol di kandang sendiri oleh pemain pengganti, Marco Pjaca dan Daniel Alves. Sementara di Juventus Stadium, Paulo Dybala berhasil memecah kebuntuan tuan rumah dengan penaltynya menit ke-42 usai salah seorang pemain belakang FC Porto handsball.
Nah itulah rangkuman pertandingan hari ini, jangan lupa besok ada pertandingan seru antara Atletico Madrid dan Manchester City. So, tetap perbanyak hiburan dari olahraga, sehingga kita semua merasa sehat dan jangan memperbanyak menyebar fitnah dan kebencian berbau politik. Saatnya negara kita mengubah mindset, jangan terprovokasi oleh politik, tetapi perbanyak prestasi dibidang olahraga!
Salam Olahraga!
Medan, 15 Maret 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H