Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Persembahan Terakhir Kapten Indonesia dari Papua

18 Desember 2016   10:20 Diperbarui: 18 Desember 2016   10:49 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapten Indonesia yang memimpin TImnas Keberagaman demi Prestasi hebat. sumber : www.kompas.com

Persembahan Terakhir Bozi Untuk Indonesia

Keberadaan Boci di Timnas Indonesia tidak tergantikan hingga malam nanti ataupun hingga dua tahun ke depan, kenapa? Karena belum ada sosok yang bisa menjadi Captain Indonesia selanjutnya dari Liga Indonesia yang digulirkan maupun di barisan pemain Timnas sekarang. Prestasi pribadi, menjadi topscorer ISL 2008-2009 (28 gol), 2010-2011 (22 gol) dan musim 2013 (25 gol) adalah tolak ukurnya, siapakah pemain lokal kekinian yang sanggup? Belum lagi menyandang gelarBest Player (Pemain terbaik) musim 2009-2010, 2010-2011 dan musim 2013 yang membuat Boaz memang pantas untuk mendapatkan ban Captain Indonesia menuju juara Piala AFF 2016.

Juara yang mungkin turnamen terakhirnya mengingat usia uzur yang mulai menggerogotinya. Yah, usia 30 tahun telah dia lalui sementara bagi pesepakbola masa kini, usia ke emasan itu adalah usia 30-33 tahun, jadi untuk menjadi Captain di Piala AFF 2020 sudah tidak mungkin lagi. Jadi berbagai upaya dan usaha pasti akan dilakukan oleh Boaz Salossa untuk bisa merengkuh gelar paling bergengsi di level internasional, apalagi ajang ini adalah ajang bergengsi bagi agenda FIFA dengan menyandang predikat B, yang artinya point timnas akan bertambah apabila mampu memenangkan setiap pertandingan. Apalagi jika melihat statistik yang dia catat, dimana setiap dia main, kecuali lawan Thailand, persentase kemenangan timnas hampir mencapai angka 95% jika Boaz dimainkan.

Memang tidak mungkin memainkan seorang Boaz hingga 90 menit penuh pertandingan, mengingat stamina, kebutuhan akan keberadaannya di pertandingan berikutnya hingga skema dan strategi permainan yang diterapkan oleh coac Riedl. Namun, untuk pertandingan terakhir ini dimana Indonesia butuh hasil imbang, maka keberadaan Boaz sangat diperlukan hingga 90 menit untuk memastikan Timnas kita bisa mengatasi perlawanan si Gajah Thailand. Karena di Rajamanggala Stadium, Thailand pasti akan bermain habis-habisan untuk mengejar defisit 1 gol. Bila di kandang sendiri saja kita dibuat kewalahan, bagaimana jika bermain di kandang lawan? Tapi percayalah dengan kekuatan penuh didukung oleh dewi fortuna dan keajaiban, maka Timnas Garuda Merah-Putih akan mampu mengimbangi dan mengunci kemenangan untuk mencatat sejarah menjadi juara baru Piala AFF.

"Peluang juara masih terbuka di leg kedua, terima kasih Indonesia. #TimnasJuara," tulis Boaz di twitternya untuk mendapatkan dukungan dari seluruh rakyat Indonesia dimanapun berada. Doa, harapan dan tentunya bermain spartan dengan instruksi pelatih untuk bermain “negative football” dengan memarkir 9 pemain area 16 besar menuju kotak penalty dan menempatkan satu pemain di garis tengah dan Boaz di depan sendirian untuk melakukan serangan balik adalah pilihan tepat dalam upaya merengkuh juara Piala AFF untuk pertama kalinya.

Bermain aman dengan minimal mencari imbang, tidak meladeni permainan Thailand yang memang sudah sangat bagus dalam permainan satu dua sentuhan, tetapi berkonsentrasi di belakang dan menyerahkan serangan balik kepada Boaz adalah pilihan tepat untuk menahan gempuran Thailand yang pastinya akan terus-terusan merusak pertahanan kita. 

Ingat, dalam sepakbola sekejap mata hasil bisa berubah dan ingat juga bahwa semut bisa juga mengalahkan gajah alias tim liliput bisa meruntuhkan kejayaan tim yang sudah mapan. Sudah banyak contoh dan Indonesia bisa menjadi Juara dengan bermain sepakbola negatif alias bertahan total.

So, akankah ini menjadi akhir dari penantian lama Indonesia bisa juara dengan di Captaini oleh kaum minoritas? Bisakah malam ini Indonesia melepas dahaga dan kehausan akan lamanya penantian menjadi juara Piala AFF dengan Boaz sebagai kaptennya? Bisakah ini menjadi Kado Natal yang spesial dari Boaz dan seluruh Timnas Indonesia untuk Indonesia yang lebih baik? 

Semoga Kejayaan Timnas ini menjadi cermin bahwa kita masih menghargai KEBERAGAMAN, bahwa kita tidak ada gap atau pemisah ANTARA MINORITAS dan MAYORITAS. Semoga gelar juara Piala AFF 2016 mampu menyadarkan bahwa negara kita dibangun atas dasar BHINEKA TUNGGAL IKA. SEMOGA!

SALAM OLAHRAGA

BY. KOMED twitter: OLOANSRO, FB; AGUSOLOAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun