Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Harapan Mayoritas Guru di Simposium Guru Nasional 2016

22 November 2016   05:09 Diperbarui: 22 November 2016   08:53 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Simposium Guru Nasional sumber: www.simposium.gtk.kemdikbud.go.id

Tahun 2016 ini Kemendikbud lewat Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan kembali menyelenggarakan acara #BulanBaktiUntukGuru dengan tajuk Simposium Guru dan Tenaga Kependidikan Tingkat Nasional untuk memperingati hari Guru yang jatuh setiap tanggal 25 November setiap tahunnya. Acara rutin ini kembali digelar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan Menteri yang baru, Bapak Prof.Dr. Muhadjir Effendi.M.Ap. lewat Ditjen GTK dengan format yang berbeda dari tahun lalu.

Apasih Simposium Guru?

Sebelum kita bahas apaharapan dan keinginan seluruh Guru di Nusantara ini saat mengikuti Simposium Guru 2016, kita membahas terlebih dahulu apa itu Simposium Guru dan mengapa menjadi agenda rutin Kemendikub? Sebab, jujur masih banyak guru terutama yang dipelosok-pelosok tanah air belum mengetahui, bahkan baru mendengar kata Simposium Guru.

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Simposium adalah Pertemuan dengan beberapa pembicara untuk mengemukakan pidato singkat tentang topik tertentu atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama. SimposiumGuru Nasional, adalah pertemuan antara GTK (Guru Tenaga Kependidikan), Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah di seluruh Indonesia untuk mengemukakan dan menampilkan karya tulis berupa ide, gagasan, dan solusi yang paling efektif tentang isu-isu strategis sesuai dengan sepuluh topik yang telah ditetapkan oleh Ditjen GTK sebagai penyelenggara Simposium Guru tahun ini. Jadi simposium ini dikhususkan untuk seluruh Guru dan Tenaga Kependidikan tanah air yang ingin berpartisipasi dengan cara mengirimkan karya tulis yang akan diseleksi oleh Dewan Juri sesuai dengan topik yang telah ditentukan.

Tahun ini ada yang berbeda, jika tahun lalu kita dapat melihat, memberi voting pada setiap karya peserta, maka tahun ini kita hanya dapat melihat jumlah pengirim file dan sistem voting ditiadakan. Tahun ini yang dilibatkan tidak hanya Pendidika dan Tenaga Kependidikan, tetapi Pemerintah dan Pemangku Kebijakan serta partisipasi masyarakat dilibatkan untuk memberikan kontribusi ide, gagasan dan mencari pemecahan atas masalah pendidikan di negeri ini. Terbukti di website resmi Simposium Guru, telah ada kategori untuk guru PAUD atau Pendidikan Masyarakat, Guru SD/SMP, Guru SMA/SMK dan Kepala Sekolah, Pengawas dan Widya Suara untuk mendaftarkan karya mereka.

Sepuluh topik yang dijadikan isu permasalahan dalam dunia pendidikan kita untuk dicarikan solusi atau pemecahan masalah oleh Guru se Indonesia sesuai dengan jenjang jabatannya, adalah : (1) Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan, (2) Optimalisasi Pendidikan Inklusi, (3) Revitalisasi SMK dalam Menghadapi Daya Saing Ketenagakerjaan, (4) Membangun Budaya Literasi di Satuan Pendidikan, (5) Profesionalitas Guru dan Tenaga Kependidikan melalui Guru dan Tenaga Kependidikan Pembelajar, (6) Pelindungan Guru dan Tenaga Kependidikan (Hukum, Profesi, K3 dan HaKI), (7) Membangun Integritas di Satuan Pendidikan, (8) Penilaian Kinerja Guru dan Tenaga Kependidikan, (9) Meningkatkan Mutu dan Akses Pendidikan di Daerah 3T, dan (10) Teknologi Informasi Sebagai Media dan Sumber Pembelajaran. Topik inilah yang harus di ulas oleh seluruh Guru tanah air dan hasil karya tulisnya dikirim ke laman  sesuai dengan syarat-syarat pengiriman.

Jujur bagi saya, ini adalah Simposium kedua yang saya ikuti setelah tahun lalu mengalami kegagalan. Kegagalan saya tahun lalu bisa saya maklumi karena tergesa-gesa dan kurang mempelajari syarat-syarat dan ketentuan penulisan Simposium Guru sehingga saya gagal melenggang ke Istora Senayan Jakarta untuk bertemu dengan bapak Jokowi.

Tahun ini dengan adanya 10 topik semakin memberikan peluang yang besar untuk dijadikan ide dalam membuat karya tulis mereka. Dan saya memilih topik nomor 10 untuk dijadikan sumber ide karya tulis yang akan dikirimkan. Kenapa? Karena saya adalah Guru TIK yang tentunya mengajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di SMA N 13 Medan. Pokok permasalahan saya tentunya bagaimana TIK itu dapat dijadikan sebagai sumber dan media pembelajaran di abad-21 ini untuk meningkatkan kemampuan, kompetensi dan kualitas peserta didik. Guru di abad-21 ini bukan lagi sebagai sumber tunggal pembelajaran, tetapi lebih kepada sebagai Fasilitator, Communicator, Konservator, Innovator, Transmitor, Planner, Transformator, Organizator, dan sebagai Evaluator tentunya adalah fokus yang saya buatkan dalam karya tulis saya. Tugas saya sebagai Guru TIK dan telah melakukan proses pembelajaran dengan memanfaatkan TIK sebagai sumber dan media pembelajaran telah dituangkan dalam bentuk karya tulis dan dikirimkan ke web Simposium tanggal 11 November 2016 yang lalu.

Harapan Untuk Bertemu di SICC Sentul – Bogor

Berada di urutan 281 memberikan harapan untuk bisa perpartisipasi di Simposium dan bisa merasakan udara Bogor. Harapan itu membucah, walau banyak saingan, karena semenjak dibuka pengiriman file dari tanggal 17 Oktober – 18 November 2016 Guru berlomba-lomba untuk mengirimkan file karya tulisnya. Satu Guru hanya bisa mengirimkan satu file karya tulisnya dan sampai batas akhir pendaftaran terangkumlah jumlah peserta yang mengirimkan 1440 untuk guru SMA/SMK se Indonesia untuk diseleksi dan diciutkan 10 peserta yang akan lolos dari setiap topic. Berat memang perjuangan para guru se Indonesia untuk bisa berpartisipasi di hari puncaknya tepatnya tanggal 24-25 November di SICC Sentul – Bogor.

Walau berat, harapan tetaplah harapan yang harus ditimbulkan dan menjadi penyemangat untuk terus berkarya dan berkarya, termasuk di Simposium kali ini. Melihat peta persaingan dan antusiaisme dari Guru se Indonesia dan kenyataan akan sedikitnya penghargaan yang diberikan, hanya 10 peserta dari setiap kategori, maka ada beberapa harapan yang seharusnya diperhatikan oleh pihak penyelenggara sebagai masukan agar semua Guru-Guru Indonesia yang rajin dan karya tulisnya lumayan bagus dari setiap daerah maupun pelosok tanah air dapat terakomodir, diantaranya :

Penjurian dan Hasil Pemilihan Karya Tulis Transparan dan Akuntabel

Walaupun syarat, teknik penulisan dan sistematika penulisan sudah dipaparkan dan semua telah saya penuhi dalam karya tulis saya, namun kekhawatiran tetaplah ada mengingat ini adalah event besar dan persaingan ketat, juga mengingat Negara kita ini masih berkutat dengan istilah kkn (kolusi, korupsi, dan nepotisme) sehingga ada keraguan dalam hati kecil ini, bagaimana sebenarnya penjuriannya dan siapakah jurinya? Apakah mampu bebas dari intervensi oknum-oknum tertentu untuk meloloskan guru-guru tertentu? Ini seharusnya bisa dijawab oleh panitia Simposium Guru dengan memaparkan hasil penjurian sedetail mungkin. Sehingga bagi yang sudah berusaha dapat memaklumi dan tidak patah semangat, tidak merasa jera untuk terus berkarya dan berkarya.

Karya Yang Memenuhi Kriteria dan Syarat Penulisan Tetap Disertakan

Guru di era kekinian harus mampu menulis karya tulis dalam meningkatkan kompetensinya, untuk memenuhi standar, yaitu standard pendidikan dan tenaga kependidikan maka salah satu pointnya adalah mampu menulis karya ilmiah. Nah, sebagai bentun apresiasi pemerintah lewat Ditjend GTK maka seharusnya para peserta yang telah mengirimkan file sesuai dengan criteria dan ketentuan, walau karyanya dianggap tidak terlalu bagus karena banyaknya persaingan, sudah seharusnya diapresiasi oleh penyelenggara untuk mengikuti Simposium Tingkat Nasional Bogor sehingga mereka tahu dan bisa memperbaiki karya tulisnya agar lebih bagus di kemudian hari.

Penyelenggara Memberikan Kesempatan Yang Sama Untuk Setiap Daerah

Saran berikutnya adalah penyelenggara mengambil para kandidat yang mengirimkan karya adil dan merata dari setiap daerah atau Provinsi untuk setiap topic yang dilombakan. Artinya, dari setiap daerah diambil 10 orang terbaik dari setiap topic yang, sehingga terwujud pemerataan pendidikan, dimana misalnya topic (10) Teknologi Informasi sebagai Media dan Sarana Pembelajaran di setiap daerah kan berbeda-beda penerapannya disesuaikan dengan kondisi geografis, sarana prasarana dan kualitas pendidiknya. Oleh karena itu, dalam Simposium ini ada kesempatan bagi kami yang di Sumatera Utara ini yang kondisi geografis dan sarana pembelajaran TIK-nya masih memprihatinkan bisa belajar dari guru-guru hebat di Pulau Jawa yang pendidikan berbasis IT-nya yang sudah mantap dijadikan sumber dan media pembelajaran untuk meningkatkan minat dan kemampuan peserta didik. Pendidikan di Pulau Jawa adalah tolak ukur dari daerah untuk belajar bagaimana memanfaatkan IT dalam proses pembelajaran. Dan Pemerintah dalam hal ini Kemendikbud tau apa yang menjadi kendala di daerah dalam memanfaatkan TIK sebagai media dan sarana pembelajaran.

Memberikan Kesempatan Bagi Yang Belum Pernah

Tahun ini sangat banyak event-event yang dilakukan oleh Kemendikbud, diantaranya yang saya ikuti lomba inovasi pembelajaran, lomba inovasi pendidikan karakter bangsa, tetapi kandas alias belum mendapatkan kesempatan. Ini adalah event kesekian kalinya yang saya ikuti dengan harapan menjadi salah satu yang dipanggil ke Bogor. Harapan adalah maunya dewan juri lebih selektif, yang belum pernah mendapatkan kesempatan maunya diberi kesempatan dan yang sudah sering menang ataupun yang itu-itu aja dipanggil kalau bisa digantikan oleh guru-guru baru sehingga Simposium Guru ini lebih berimbas bagi kami yang sangat berharap ini.

Akhirnya, apapun harapan kami para Guru se tanah air, keputusan ada ditangan para Dewan Juri yang pastinya bekerja seprofesional mungkin, mengesampingkan hal-hal yang berbau nepotisme, tetapi bekerja menilai sesuai dengan pedoman yang telah disepakati bersama dengan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Semoga yang menang yang terbaik. Semoga!

#GuruMuliaKarenaKarya

#BulanBaktiUntukGUru

#SelamatHariGUru

By: Mr Oloan (KOMED)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun