Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Habisnya Era Mourinho di EPL?

25 Oktober 2016   05:48 Diperbarui: 25 Oktober 2016   06:58 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jose Mourinho? Siapa yang tidak kenal pelatih yang dijuluki “the Spesial One” ini? Berbekal sukses di FC Porto, klub yang dia besut setelah ‘capek’ menjadi asistennya sekaligus penerjemahnya mendiang Bobby Robson di Sporting Lisbon, FC Porto, hingga di Barcelona dan bersua dengan pemain-pemain hebat di eranya, semisal Joseph Guardiola yang sekarang menukangi rivalnya, Manchester City. Predikat asisten pelatih tetap melekat pada dirinya usai Barca beralih kepelatihan ke tangan Louis Van Gaal yang kala itu menjadi pelatih tersukses di Ajax Amsterdam dengan Piala Championsnya tahun 1994/1995 menjadi tolak ukur Van Gaal diboyong ke Nou Camp dan Mourinho tetap menjadi asisten pelatihnya.

Setelah berlabuh sebentar untuk mencari pengalaman melatih di Benfica, Mourinho menerima pinangan FC Porto menggantikan Octavio Machado di tahun 2002, dan tidak diprediksikan banyak pihak, ternyata Mourinho menuai sukses besar di klub tersebut. Bersama sederetan pemain-pemain hebat seperti Deco, Vitor Baia, Ricaldo Carvalho, hingga Maniche mampu menggoyang dunia dengan menjuarai Treble Winners, yaitu: UEFA Cup, Liga Portugal, hingga juara Liga Champions tahun 2004. 

Prestasi ini membuat sang pemilik baru Chelsea FC, Roman Abramovich sang raja minyak Rusia yang mengakuisisi kepemilikan Chelsea dan melakukan revolusi besar-besaran di tubuh Chelsea kesemsem dan mendatangkannya ke Stanford Brigde menggantikan Claudio Ranieri yang kala itu dinilai tidak mampu mengangkat performa Chelsea ke level internasional. Hasilnya? Sungguh luar biasa, dengan kekuatan finansial yang tak terhingga, Jose Mourinho mampu membangun skuad instan dengan mendatangkan pemain-pemain hebat nan berkualitas, semisal: Petr Cech, Joe Cole, Didier Drogba, dan segudang pemain lainnya yang berujung pada Juara Liga Inggris untuk pertama kalinya semenjak 50 tahun terakhir. Menjadi kuda hitam Liga Champions yang hanya bisa dikalahkan oleh Barcelona, hingga menjadi juara piala Carling dan piala FA, serta Liga Inggris tahun 2005/2006 yang mematahkan dominasi MU dibawah kendali Sir Alex Ferguson.

Namun, ditahun 2008 Mourinho menerima pinangan Inter Milan dan kembali semakin menancapkan namanya sebagai pelatih kelas atas setelah sukses membawa Inter juara Seri A di musim pertamanya. Luar biasanya lagi, Mourinho berhasil mencatatkan sukses instan setelah sukses membawa Inter Milan meraih treble winner di tahun 2010 dengan menjuarai Liga Seri A Italia, Coppa Italia, dan tentunya merengkuh Liga Champions setelah mengkandaskan Barcelona di Semifinal dan Bayern Muenchen di Final dengan strategi diluar nalar sehat kala itu, yah dengan srtategi footbal negatif dengan memarkir delapan pemain di kotak penalti dan mengandalkan serangan balik cepat nan mematikan. Sukses di Inter membawa Mourinho ke Santiago Bernebeu, kandangnya Real Madrid untuk menjadi pelatih berikutnya, setelah sebelumnya di labeli oleh FIFA sebagai pelatih terbaik dunia tahun 2010 dan resmi menyandang gelar “the Spesial One”.

Di Madrid walau terbilang sukses mengembalikan pamornya Los Galaticos yang sempat terperosok oleh kedigdayaan Barca bersama “Messiah” – sebutan untuk Messi – dan Joseph Guardiola-nya namun Mou tetap dianggap gagal karena tidak mampu menjuarai Liga Champions – gelar yang sangat diimpikan oleh Florentino Perez sang presiden Real Madrid. Dipecat Madrid, Mourinho lantas kembali ke Chelsea FC Juni 2013 dengan harapan baru mampu membangkitkan Chelsea dari keterpurukan dan membawa Chelsea menjuarai Liga Champions. Namun apa daya, walau bisa menjuarai EPL edisi 2014/2015, namun Mourinho kembali mengalami pemecatan yang menyakitkan tujuh bulan usai membawa Chelsea juara EPL karena rentetan kekalahan dan memberikan gelar juara kepada Leichester City yang dilatih oleh Ranieri, sosok yang pernah dia ejek dan dia anggap pelatih yang tidak pantas menukangi tim elit seperti Chelsea.

Kala itu, Mourinho dengan sombongnya menyebut Ranieri adalah ‘pecundang’ yang tidak layak menukangi Chelsea, namun nasib berkata lain. Musim 2015/2016 pasukan Ranieri, Leichester City mampu mengalahkan Chelsea dan merengkuh gelar EPL untuk pertama kalinya dalam karier Ranieri maupun sepanjang klub si Rubah ada di bumi ini dan yang paling memilukan mengakibatkan Mourinho, si mulut besar tersebut dipecat dari kursi kepelatihan Chelsea.

Namun, nasib baik masih menaungi Mourinho. Tidak mau berlama-lama nganggur, Mou malah dipinang oleh para petinggi Manchester United menjadi pelatih kepala menggantikan Louis Van Gaal yang memang tidak mampu mengangkat performa the Red Devils usai ditinggal sang Sir Ferguson. Ekspektasi yang berlebihan melekat pada diri Mourinho ketika pertama sekali diperkenalkan di Theatre of Dreams awal musim ini. Ditambah kedatangan Ibrahimovic dari PSG dan tentunya pemain termahal dunia Pogba dari Juventus membuat para suporter fanatik MU di seluruh dunia menjagokan the Red Devils favorit juara musim ini. 

Awalnya juga berjalan baik, ketika MU berhasil mengawali EPL dengan tiga kemenangan beruntun, lawan Bournemouth, Southampton, dan Hull City. Namun, kala melawan rival sekaligus saudara mudanya, Manchester City? Lagi-lagi bersua dengan sesama manajer terbaik Pep Guardiola, racikan Mou mengalami batunya. The Citizens besutan Pep Guardiola ini mampu menghajar MU dengan skor tipis 1-2 untuk kemenangan mantan juru taktik Barca ini.

Pekan berikutnya bukannya malah lebih baik, MU kembali dipaksa menyerah 3-1 oleh tim medioker, Watford dikandangnya sendiri. Hasil ini belum berpengaruh pada karier Mou karena sang juara bertahan Leichester City berhasil dibungkamnya dengan skor telak 4-1 dipekan berikutnya, namun pekan ke-7 lagi-lagi MU tidak konsisten dengan hanya berhasil meraih satu poin dari Stoke City dan Liverpool. Nah, saat bersua Chelsea dengan era Antonio Conte mantan pelatih Juve dan timnas Italia ini, lagi-lagi pasukan besutan Mou dikadalin dengan skor telak 4-0 kemarin. Mou yan begitu pedenya dapat mengalahkan Conte di Stanford Brigde, ternyata dibantai dengan skor telak yang menurut saya mengakibatkan eranya Mourinho di Liga Inggris sudah berakhir dan Mourinho butuh istirahat atau minimal butuh liga baru untuk mengembalikan nama baiknya.

Sepertinya Mourinho harus kembali menimang-nimang tawaran Mempora Indonesia, Imam Nahrawi yang pernah berencana untuk memboyong nama Mou menjadi manager skuad inti Garuda. "Wacana ini sudah didiskusikan dengan Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia Erick Thohir, walau memang bukan perkara mudah," kata Imam di Jakarta, 10 Mei 2016 yang sempat menjadi trending topik di berbagai negara di dunia, dengan harga 16,5 juta (euro) Indonesia mencoba menggoda ‘the special one’ berlabuh di tanah air.

Melihat kenyataan yang dia alami di Liga Inggris maka Mou sudah saatnya mencari tantangan baru dan Indonesia adalah ladang yang tepat untuk pekerjaan seperti Mou, karena beberapa alasan. Pertama, tentunya Indonesia sangat butuh sosok seperti Mou dengan ucapan-ucapan pedasnya untuk memompa semangat bertanding para pemain-pemain timnas yang dikenal memang kurang disiplin, kerja keras, dan kurang bergairah setiap membela timnas. Kedua, Mou dinilai sosok yang tepat untuk mendongkrak posisi timnas baik di level asia maupun dunia yang sudah sangat terpuruk dengan progam-program pelatihannya. Prestasi Mou di level klub harus bisa ditularkan ke timnas Indonesia jika ingin nama baiknya pulih kembali. Selamat datang Mou!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun