Ada Kabar Baik dalam mengatasi masalah air minum di masa sekarang maupun yang akan datang, yang dikembangkan adalah Teknologi rekayasa siklus air yang biasanya digunakan untuk mengubah air laut menjadi air tawar dengan menerapkan teknik Destilasi. Metodenya, air akan diuapkan, kemudian uap akan ditangkap oleh piranti uap lalu disalurkan ke pipa, kemudian ditampung ke tabung besar. Air tersebut sudah menjadi tawar. (sumber : Mahasiswa UNY : 2014).
Destilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas perbedaan-perbedaan titik didih atau titik cair dari masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Sehingga Destilasi sering juga disebut Penyulingan. Dalam penyulingan, campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Metode ini termasuk sebagai unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa suatu larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal destilasi atau penyulingan didasarkan pada Hukum Raoult dan Hukum Dalton. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses, yaitu tahap penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair atau padatan.
Seperti gambar diatas, inti dari penyulingan adalah memanfaatkan panasnya sinar matahari yang ditampung oleh kaca atau plastik tebal yang di buat diatas sebuah wadah yang didalamnya telah di isi oleh air. Hasil penyulingan ini nantinya akan berupa uap dan embun yang akan mengalir lewat pipa saluran hasil penguapan dan ditampung dalam ember atau gelas yang siap untuk di minum.
Khususnya di Kota Medan, sinar matahari sangat panas menyengat yang puncaknya pada pukul 12.00 siang sampai dengan pukul 14.00 Wib panas matahari bisa sampai 360C yang apabila dimanfaatkan secara maksimal untuk melakukan Destilasi, maka sangat dipastikan akan mampu menghasilkan air minum yang banyak yang dapat dikonsumsi oleh seluruh masyarkat untuk mengurangi ketergantungan air minum dari galon atau dari PDAM Tirtanadi.
Alat-alat yang dibutuhkan untuk menciptakan wadah atau tempat Destilasi Air Minum Tenaga Surya ini dapat dibuat dengan menggunakan kayu dan plastik. Namun boleh juga dengan stainless dan kaca, tapi membutuhkan biaya yang lebih mahal untuk membuatnya. Alat-alat yang digunakan adalah: palu, obeng, gunting (cutter), gergaji, bor, penggaris (rule), busur derajat, termometer, stopwatch, refraktometer, turbidimeter, spektrofotometer, pH-meter, dan gelas ukur, dan batu sungai untuk menyerap air.
Bahan yang digunakan dalam membuat Wadah Destilasi Air Minum Tenaga Surya ini, adalah : acrylic (fiberglass) tebal 3 mm, kaca tebal 3 mm, aluminium lembaran, plastik transparan, kayu, paku, baut, styrofoam, selang, pipa, pylox hitam, dan lem sylicon.
Apabila alat ini ingin dapat penghasilkan air dengan volume yang lebih banyak saat matahari memancarkan sinarnya, maka dapat di modifikasi lagi dengan menggunakan Panel Surya (Solar Cell) yang berfungsi untuk menyimpan energi matahari cadangan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif untuk meningkatkan penyulingan air bersih ini.
Air yang dihasilkan alat ini sangatlah bersih, dan tidak asam. Dapat langsung diminum tanpa proses lebih lanjut. Jika masih perlu uji coba, hasil penyulingan air minum bersih dari pemanfaatan tenaga matahari (tenaga surya) ini dapat diperiksa di Laboratorium lebih lanjut, bagaimana hasil air dari penelitian ini. Produktivitas kerja alat Destilasi Air Minum Tenaga Surya ini pada penelitian ini dipengaruhi oleh suhu evaporator, suhu kondensor, suhu lingkungan, kelembapan udara, dan jenis kolektor yang digunakan.
Alat ini diyakini mampu menjadi solusi yang paling praktis Untuk Indonesia dalam menghadapi permasalahan ketersediaan air bersih yang sudah mulai melanda tanah air, terkhusus di Medan, maupun di sekitar kita. Mau mencoba? Selamat mencoba..