Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

[LOMBA PK] Sukses Restorasi Film Tiga Dara, Awal Menjaga Aset Film Berkualitas Nasional

17 Agustus 2016   22:32 Diperbarui: 17 Agustus 2016   23:53 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sukses Restorasi film '3 Dara', sukses menjaga aset budaya bangsa. sumber : www.esquire.co.id

Benar saja, saat merestorasi – menurut kamus Bahasa Indonesia – adalah mengembalikan atau memulihkan kepada keadaan yang semula; memugar. Yang artinya, film ‘3 Dara’ tidak dalam keadaan terawat lagi dan tidak dapat diputar ulang karena kondisi fisik pita seluloidnya sudah rusak berat, seperti sobek, patah, hingga berjamur. Restorasi fisik film ini harus dilakukan di Laboratorium L’Immagine Ritrovata, Bologna, Italia mulai tahun 2015 yang lalu.

Restorasi film ini sendiri melibatkan orang Indonesia sebagai teknisinya, Lintang Gitomartoyo dan Lisabona Rahman. Usai restorasi fisik, berlanjut ke restorasi dan remastering digital yang dilakukan oleh PT. Render Digital Indonesia, yang menghasilkan berbagai resolusi, yaitu HD (high definition), 2K, dan 4K – menjadikan film ‘3 Dara’ sebagai film Indonesia pertama yang direstorasi dalam format 4K dengan biaya 2 miliar lebih sehingga dapat dinikmati dengan gambar dan suara yang jernih seperti baru. Alasan merestorasi film ini adalah sebagai bukti bahwa rumah produksi S.A. Films sangat mendukung tema FFI (Festival Film Indonesia) 2016 yang mengangkat tema Restorasi.

Sehingga dengan direstorasinya film ‘3 Dara’ ini, maka hutang akan kepedulian hasil karya pejuang film tanah air kita, seperti mendiang Usmar Ismail dapat berkurang sedikit demi sedikit. Film ‘3 Dara’ adalah hasil restorasi film kedua, setelah suksesnya restorasi film perjuangan ‘Lewat Djam Malam’ (tahun 1954) yang pernah mendapat penghargaan film terbaik FPA pertama tahun 1955, dengan Usmar Ismail sebagai produsernya – sukses direstorasi secara digital di L’Immagine Ritrovata selesai tahun 2012, kemudian dipertontonkan di segmen Cannes Classic di Cannes Film Festival 2012, yang kemudian di rilis di bioskop-bioskop tanah air Juni 2012.    

Dengan suksesnya restorasi film ‘3 Dara’ ini yang telah dirilis dan dipertontonkan di bioskop-bioskop tanah air sejak 11 Agustus 2016, maka ada beberapa harapan yang nantinya masyarakat muda Indonesia dapat lebih menghargai jasa-jasa para pendahulu kita, diantaranya :

Pertama, restorasi film-film perjuangan zaman dahulu sangat penting untuk menggugah rasa nasionalisme kaum muda kita. Ada harapan dengan menampilkan kembali film-film perjuangan berkualitas seperti, Darah dan Do’a, Djanur Kuning, Cut Nyak Dien, Pangeran Diponegoro, maupun film-film perjuangan lainnya untuk kembali dipertontonkan, sehingga generasi muda kita tidak lupa akan sejarah. Kedua, pentingnya kesatuan visi dan misi dari para sineas-sineas muda Indonesia maupun dari rumah-rumah produksi film tanah air untuk kembali memproduksi film-film bertemakan perjuangan, maupun kepahlawanan dari pahlawan-pahlawan Negara kita yang dikemas dengan baik sehingga dapat kembali menggali sejarah dan perjuangan mereka. Walau memang terkendala dengan biaya produksi yang besar, belum lagi kekuatan kapitalis yang mengendalikan film masuk bioskop, namun dengan kebulatan tekad, kita pasti bisa memproduksi film perjuangan yang tidak kalah dengan film-film buatan holywood maupun bolywood. Ketiga, di bulan Agustus yang melekat dengan hari Kemerdekaan Republik Indonesia, seharusnya kebiasaan yang hilang itu harus kembali ditumbuhkan oleh stasiun-stasiun televise Nasional untuk kembali menayangkan film-film bertemakan perjuangan. Tetapi kenyataannya? Hanya ada satu dan dua stasiun televise yang mau menayangkan film-film bertemakan perjuangan.

Intinya, restorasi film ‘3 Dara’ dan ‘Lewat Djam Malam’, adalah hasil keinginan untuk mengembalikan kejayaan film nasional Indonesia di era modern sekarang ini. Juga untuk menjaga asset bangsa kita, sebab Bangsa yang Besar adalah Bangsa yang Menghargai Jasa-Jasa Pahlawannya. Sembari berharap banyak agar film-film sejenis di restorasi, berharap juga agar film ‘3 Dara’ hasil restorasi yang telah dirilis dan diputar di bioskop-bioskop kesayangan kita mampu mendulang hasil yang maksimal, artinya mampu menyedot penonton sehingga film kita bisa menjadi tuan di negeri sendiri dengan merajai FFI tahun 2016 dengan tema Restorasi. Semoga film ‘3 Dara’ sukses menjadi film laris di tahun ini. Semoga !     

Sumber :

Moviegoers Magazine (akses tanggal 10 Agustus 2016)

Esquire (akses tanggal 10 Agustus 2016)

Bintang.com (akses tanggal 17 Agustus 2016)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun