Kedua, Kesehatan (Mewujudkan Rakyat Sekitar Kawasan Danau Toba Tidak Sakit). Untuk mendukung para wisatawan nyaman dan aman berada di kawasan Danau Toba, maka pemerintah, khususnya Kementerian Pekerjaan Umum-Perumahan Rakyat harus membangun sarana infrastruktur kesehatan, seperti Rumah Sakit Elit ataupun merehab RSU yang ada di kawasan Danau Toba yang memang tidak lengkap sarana dan prasarananya. Kerjasama dengan Kementerian Kesehatan sangat diperlukan agar masyarakat di kawasan Danau Toba memiliki tempat-tempat kesehatan.
Ketiga, Peningkatan Kualitas Infrastruktur, seperti :
- Jalan dan Jembatan, ini adalah sarana vital dan urat nadi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat kawasan Danau Toba apabila memang kawasan ini ingin dijadikan sebagai destinasi wisata dunia. Pembangunan jalan lingkar Danau Toba oleh Kementerian PU-PR menjadi bukti bahwa Kementerian PU-PR memiliki andil besar dalam mempercepat proses Danau Toba menjadi destinasi wisata internasional.Â
- "Kalau 100 kilometer dikali Rp 4 miliar, jadi pemerintah harus punya Rp 400 miliar setiap tahun untuk kawasan wisata," ujar Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR Hediyanto Husaini kepada Kompas.com, Selasa (1/3/2016). Kementerian PUPR, kata Hediyanto, berencana membangun dan meningkatkan akses jalan ke kawasan wisata tersebut. Mulai dari membangun Jalan Lingkar Danau Toba di Pulau Samosir, hingga memperbarui dan melakukan peningkatan jalan sehingga wisatawan lokal maupun mancanegara aman dan nyaman selama perjalanan darat ke Danau Toba.
- Rencana Kementerian PU-PR membuat Jembatan Layang di sepanjang Tano Ponggol (Tanah Terbelah) di sepanjang Pangururan juga mendapat apresiasi yang tinggi dari masyarakat Indonesia. Dengan desain tersebut, maka dipastikan Danau Toba akan memiliki keunikan tersendiri bagi dunia wisatawan.
- Irigasi, agar dunia pertanian di SUMUT, khususnya kawasan Danau Toba meningkat, maka diperlukan Pemerintah melalui Kementerian PU-PR membangun irigasi-irigasi agar sawah yang menjadi harapan swasembada pangan Sumut terwujud dengan panen yang melimpah. Saya melihat di kampung Tamba, salah satu daerah penghasil Padi di kawasan Danau Toba sangat memerlukan sentuhan tangan pemerintah untuk membangun irigasi sehingga perairan ke sawah petani lebih baik dari yang ada sekarang, sehingga panen melimpah dan rakyat di sekitar Danau Toba makmur dan mau bekerja lebih giat.
- Kelistrikan, tidak dapat dipungkiri bahwa masalah listrik masih menjadi masalah besar di kawasan Danau Toba, padahal sumber energi listrik sangat melimpah-ruah, namun kenyataan pahit hingga sekarang bahwa ancaman listrik padam masih menjadi santapan sehari-hari. Banyak daerah yang sering mengalami pemadaman listrik secara tiba-tiba, bahkan di beberapa daerah masih banyak yang belum dialiri listrik. Ini menjadi suatu ironi bahwa kawasan Danau Toba yang dialiri oleh air yang berlimpah masih miskin akan aliran listrik. Ini menjadi PR Pemerintah dalam usaha dan upaya membangun Danau Toba sebagai destinasi wisata kelas dunia.
  Tentunya masih banyak lagi harapan kepada Pemerintah agar pembangunan infrastruktur Indonesia Sentris dapat berjalan dengan baik. Kita harus mampu mengawal agar anggaran pembangunan Infrastruktur Danau Toba sebesar 21 triliun rupiah dapat digunakan tepat sasaran, bukan menjadi sarang bagi tikus-tikus koruptor negeri ini untuk mengeruk keuntungan. Biarlah kue anggaran itu iklas digunakan untuk membangun kawasan Danau Toba yang lebih baik, sehingga target tahun 2019, 1 juta wisatawan asing dapat berkunjung ke Danau Toba untuk menikmati, belajar dan membawa oleh-oleh suvenir budaya Batak dapat terwujud.
 Semoga pembangunan Infrastruktur yang paling mendesak seperti Jalan Tol, Jalan yang mulus, Jembatan, dan bangunan-bangunan Pendidikan, Kesehatan dapat berdiri megah, juga tempat-tempat situs wisata yang berisi legenda-legenda, maupun sejarah-sejarah Kebatakan di Danau Toba dapat dipugar dan dipercantik untuk memberikan pembelajaran kepada Wisatawan akan banyaknya sejarah di Danau Toba, sehingga tidak hilang ditelan oleh era globalisasi.Â
Semoga pembangunan Infrastruktur dapat digenjot sehingga pembangunannya tepat waktu, bukan menjadi bangunan setengah jadi yang ditinggalkan begitu saja setelah ganti Pemerintahan, seperti yang terjadi pada mega proyek Hambalang, dan pembangunan lainnya yang mangkrak setelah dana-nya ditelan oleh tikus-tikus koruptor. Semoga Infrastruktur untuk kawasan Danau Toba, terbangun semua dengan baik. Semoga !
Oleh : Agus Oloan Naibaho   Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H