Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Ingin UN BK Sukses? Optimalkan Peran Guru-guru TIK

13 Maret 2016   09:05 Diperbarui: 5 April 2016   16:33 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber pribadi, persiapan UNBK disalah satu sekolah di SUMUT"][/caption]Apa itu UN BK? Mungkin bagi sebagian orang, UN BK masih barang langka atau istilah yang masih belum familiar di telinga. UN BK (Ujian Nasional Berbasis Komputer), Bahasa Inggrisnya CBT (Computer Based Test), adalah Sistem Pelaksanaan Ujian Nasional dengan menggunakan Komputer sebagai media Ujiannya. Selama ini yang kita kenal dan sudah kita terapkan adalah Ujian Manual, artinya Ujian dengan menggunakan banyak media, mulai dari Pensil 2B, LJK (Lembar Kerja Siswa), Penghapus, Papan Ujian, hingga pengadaan Kertas Soal yang banyak menghabiskan dana. Sudah bertahun-tahun, Ujian Manual ini diterapkan dalam dunia Pendidikan kita dengan harapan untuk mewujudkan Tujuan Pendidikan Nasional seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, maupun dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Format Ujian Nasional telah berubah seiring dengan kebutuhan, tuntutan, dan perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi Informasi dan Komunikasi. Ujian Nasional sebagai ‘tolak ukur’ untuk mengetahui sampai dimana hasil evaluasi standard perkembangan dunia pendidikan di tanah air, baik itu dari jenjang pendidikan dasar, maupun menengah secara nasional bagi para pemangku jabatan, maupun stakeholder dunia pendidikan kita, khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam usaha untuk menggapai Tujuan Pendidikan Nasional, Mencerdaskan kehidupan bangsa, terutama untuk meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia.

Perubahan Format Ujian Nasional

Seperti disinggung diatas, format Ujian Nasional yang selanjutnya disingkat dengan UN telah mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan waktu. Perubahan mencolok mulai terjadi ketika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengurusi dunia pendidikan di Indonesia dikendalikan oleh Pak M. Nuh menggantikan Bambang Sudibyo yang ketika itu masih bernama Kementerian Pendidikan Nasional. Dalam era SBY, Pak M. Nuh banyak membuat kebijakan-kebijakan, termasuk format UN, diantaranya : (Tahun 2011). Munculnya lima paket soal dalam UN. Perubahan ini menimbulkan pro dan kontra, karena tahun-tahun sebelumnya, hanya dua paket soal, A dan B, bahkan ditahun 200-an hanya satu paket soal yang dikerjakan oleh peserta didik (Tahun 2012).

Perubahan otomatis memunculkan pro dan kotra dalam masyarakat, itu juga yang dialami oleh para peserta didik, tekanan dan ketakutan yang berlebihan akan ‘tidak lulus’ UN menimbulkan keresahan dikalangan masyarakat karena banyaknya kecurangan, bocornya soal dan kunci jawaban, yang masif dan terstruktur, yang memunculkan wacana penghapusan UN. Tetapi pak M. Nuh selaku pengambil keputusan tetap melaksanakan UN sebagai syarat evaluasi pendidikan Nasional, bahkan menambahkan kode rahasia pada masing-masing soal UN untuk menjaga kerahasiaan dan meningkatkan keamanan soal dari kebocoran.

(Tahun 2013). Soal UN ditambah jadi 20 paket, sehingga dalam satu ruangan tidak ada mengalami kesamaan soal. Juga soal UN dilengkapi dengan sistem Barcode – kode dalam soal dan LJK sama, tidak dapat dipisahkan – yang meminimalisir kecurangan, karena peserta didik tidak dapat saling bertukar soal. Hingga (Tahun 2014). Nilai UN dipertimbangkan untuk masuk PTN (Perguruan Tinggi Negeri), dimana persentase nilai UN yang mempengaruhi tingkat kelulusan peserta didik di PTN pilihannya tergantung dari PTN yang bersangkutan, bisa 60%, 50%, atau 40%.

Namun, ketika UN dengan sistem manual sudah tidak mengikuti perkembangan era Teknologi Informasi dan Komunikasi yang berkembang dengan pesatnya sebagai wujud dari perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, alias dianggap usang, maka Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era baru, era kepemimpinan Presiden ke-7, Pak Jokowi – JK, mengutarakan bahwa sudah saatnya Indonesia keluar dari kondisi Gaptek (Gagap Teknologi) yang dimulai dari pelaksanaan UN dengan sistem CBT (Computer Based Test).     

Sejarah CBT dan Keuntungan UN dengan CBT

Pak Anies Baswedan, sang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di era Kabinet Kerja mencanangkan UN dengan sistem Komputerisasi di tahun 2015 yang lalu, dimana pak Anies kepicut dari hasil penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer yang pertama sekali dilaksanakan tahun 2014 secara online dan terbatas di SMP Indonesia Singapura dan SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL), karena dari hasil yang diperoleh sangat memuaskan sang Menteri, juga ternyata sangat mendorong minat peserta didik untuk meningkatkan literasi di bidang TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).

Maka, UN tahun 2015 mulailah diperkenalkan UNBK secara bertahap. Kemendikbud menjaring dan mendata sekolah-sekolah yang sudah lengkap sarana dan prasarana, khususnya kelengkapan Laboratorium Komputer, jaringan Lokal maupun Interlokal, sarana Internet, Wifi, khusus pada sekolah-sekolah rintisan UNBK. Hasilnya, tahun 2015 dipastikan sebanyak 556 sekolah yang terdiri dari 42 SMP/MTS, 135 SMA/MA, dan 378 SMK di 29 Provinsi dan Luar Negeri siap untuk Ujian Nasional dengan sistem Komputerisasi. 

Artinya sekolah-sekolah tersebut menyelenggarakan Ujian Nasional dengan bertatap muka pada layar komputer, memasukkan user name dan password yang telah disediakan oleh Penyelenggara, mengklik soal yang muncul dilayar komputer, menjawab dengan mengklik pilihan jawaban yang dianggap paling benar, benar-benar beda dari UN dengan menggunakan lembar soal dan LJK. Didaerah saya sendiri, SUMUT baru 20 sekolah yang benar-benar siap melaksanakan UNBK tahun 2015 yang lalu, 4 SMA dan 16 sekolah adalah SMK.

[caption caption="dokumen pribadi"]

[/caption]Lalu apa kelebihan UNBK dibandingkan dengan UN yang lalu-lalu? Sangat banyak keuntungan yang dapat diperoleh yang pastinya adanya penghematan biaya, karena soal tidak lagi dicetak dengan menggunakan kertas, tetapi tersimpan di server Komputer. Pastinya akan tercipta ujian yang jujur, bersih, dan fleksibel, karena kita makin gampang mengawasinya, juga peserta didik tidak akan tau, soal tipe apa yang akan muncul di layar monitor komputer. Oleh karena itu, harapan sekarang adalah bagaimana agar UNBT ini dapat menjadi trend ujian yang harus diselenggarakan oleh semua sekolah tingkat pertama hingga menengah di seluruh tanah air. 

Sudah saatnya Ujian Nasional Berbasis Komputer dapat menjadi Ujian yang benar-benar menghasilkan nilai yang ‘bersih’dan ‘murni’ dari peserta didik sebagai buah dari pendidikan selama tiga tahun disekolah yang dapat digunakan dan diolah oleh Perguruan Tinggi Negeri dalam menyaring peserta didik. Lantas, bagaimanakah caranya?

Optimalkan Peran Guru-guru TIK Dalam Penyelenggaraan UNBK

UNBK ini seharusnya menjadi gawe-nya guru-guru TIK, karena sesuai dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 yang di implementasikan dalam Permendikbud No. 68 tahun 2014, dan telah direvisi dalam Permendikbud No. 45 tahun 2015 yang menyatakan bahwa selain mengajarkan Mata Pelajaran TIK disekolah, mengentaskan ketidaktahuan akan fungsi dan peranan TIK dalam kehidupan sehari-hari, mengenalkan makna belajar TIK, mengenalkan Hardware (Perangkat Keras), Software (Perangkat Lunak), Brainware (Pengguna), hingga Hak Atas Kekayaan Intelektual,  guru TIK juga berkewajiban untuk membimbing peserta didik baik di jenjang SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau yang sederajat untuk mencari, mengolah, menyimpan, menyajikan, menyebarkan data dan informasi dalam berbagai cara untuk mendukung kelancaran proses pembelajaran.

Sehingga dalam proses UNBK yang digagas oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016 ini maupun di tahun-tahun berikutnya, dapat berjalan dengan lancar dan baik, peran Guru-guru TIK sangat diperlukan dan diberikan ruang untuk melatih para peserta didik agar terbiasa dalam mengerjakan soal-soal latihan, juga saat simulasi UNBK berlangsung, Guru-guru TIK sangat dibutuhkan tenaga dan pengetahuannya untuk memastikan simulasi berlangsung dengan baik, juga dalam pemeliharaan peralatan Laboratorium Komputer yang mendukung dan sebagai faktor utama dalam UNBK dapat dioperasikan dengan baik. 

Saat UNBK berlangsung, Guru-guru TIK-lah yang seharusnya mengawas agar UNBK berlangsung dengan baik. Apalagi tahun 2016 ini, Kemendikbud telah memverifikasi 2.028 sekolah yang telah mendaftar sebagai pelaksana UNBK, yang pastinya sudah siap disegala hal, mulai dari sarana Laboratorium Komputer, Komputer yang sudah terkoneksi dengan Server Lokal, terhubung dengan Hub, kabel UTP sudah terhubung antar komputer, hingga UPS untuk mengantisipasi kemungkinan ngadat listrik dari PLN.

Nah, sebagai penutup dari harapan ini, semoga pak Menteri Pendidikan dan semua kolega-kolega yang mengelola Kebijakan Pendidikan di Indonesia, agar tetap mempertimbangkan bahwa TIK itu adalah mata pelajaran yang sangat vital fungsinya dalam mewujudkan mimpi Pendidikan Indonesia, yaitu Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, dimana salah satu syarat agar Peserta Didik yang kelak menjadi Generasi Penerus Bangsa adalah tidak gagap teknologi, mampu menjadikan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi menjadi sarana dan media dalam mencapai tujuan hidup Masyarakat Indonesia yang Adil dan Makmur. Dengan Ujian Nasional Berbasis Komputer, kami sangat berharap UN atau UNAS akan lebih efisien, efektif ,dan fleksibel. Semoga!

[caption caption="Persiapan UNBK, sumber pribadi"]

[/caption]Bagi seluruh peserta didik tingkat SMP, SMA? Selamat Berkompetisi di UNAS atau UN.

Bagi yang masih melaksanakan UN atau UNAS Manual? Semoga suatu waktu kita mendapat giliran dengan sistem UNBK, sementara waktu silahkan mengisi LJK dengan baik, jujur, dan sabar. Bagi yang sudah dan akan melaksanakan UNBK? Selamat Berjuang dengan sistem Komputerisasi!

Medan, 13 Maret 2016 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun