[caption caption="Guru TIK perwakilan Sumut berfoto bersama dengan Ketua Fgtikknas, Semoga jadi kenyataan mimpi GUru TIK"][/caption]Sharing, adalah kata yang tepat untuk membicarakan masa depan Mata Pelajaran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) di dunia pendidikan tanah air. Keberadaan mata pelajaran yang telah melahirkan jutaan rakyat Indonesia yang tidak melek IT menjadi melek IT ini, telah mengalami pergeseran yang mengakibatkan kegalauan di kalangan guru-guru TIK se-Indonesia. Bagaimana tidak? Dalam Kurtilas tiba-tiba saja matpel TIK dihilangkan dan diintegrasikan kepada semua mata pelajaran, emang sudah sudah siap? Karena kenyataannya di lapangan Guru sebagai ujung tombak yang memanfaatkan perangkat TIK dalam mengadakan pembelajaran ternyata belum sanggup mengemban tugas sebagai fasilitator transfer knowledge dari Guru ke Murid. Guru masih gagap teknologi dalam proses pembelajaran, sehingga yang terjadi metode pembelajaran hanya begitu-begitu saja.
Bergeser pada aplikasi penilaian, sistem penilaian yang berubah kembali membuat guru tidak hanya kebingungan, juga kewalahan dalam pengolahan nilai yang mengharuskan menggunakan perangkat TIK untuk mengolah sistem penilaian Kurtilas yang ribet.
Nah, yang dipermasalahkan oleh Guru-Guru TIK se-Indonesia bukanlah kurikulumnya, tetapi kebijakan yang ada di kurikulum tersebut yang mengintegrasikan Matpel TIK, dan memberikan pilihan mengajar Prakarya? Bimbingan TIK? Dan sebagainya yang membingungkan. Beruntung, pak Menteri dari kabinet Kerja Pak Jokowi, Pak Anies Baswedan memberikan pilihan untuk kembali ke KTSP bagi sekolah yang masih menjalankan Kurtilas satu semester, dan lanjut Kurtilas bagi sekolah yang sudah menjalankannya tiga semester, menunggu revisi Kurtilas yang melegakan sebahagian guru TIK se-Indonesia.
Berkah Kesempatan Workshop di Makassar
Melihat dinamika diatas dan ketidaksetujuan atas perubahan yang tiba-tiba itu, saya sering menuliskan pentingnya Mata Pelajaran yang sangat diminati ini agar tetap eksis dan lebih diperbaiki kurikulumnya, bukannya dimatikan dengan dalil yang kurang pas, semacam: änak-anak sudah pandai menggunakan komputer, sudah ada les, dibutuhkan biaya untuk membangun laboratorium komputer, dan lain-lain. Sementara di negara lain, TIK diajarkan lebih beragam, lebih dipetakan sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak, dan program TIK yang akan diajarkan sudah berjenjang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa untuk menyerap pelajaran TIK yang akan diajarkan, belum lagi sarana-prasarana yang memadai yang menunjang pembelajaran TIK dapat berlangsung baik secara online maupun offline, jarak jauh maupun jarak dekat. Atas dasar itulah, maka LPPPTK KPTK Gowa perlu melaksanakan sebuah Workshop Guru TIK se-Indonesia.
Benar saja, harapan agar Guru-guru TIK se-Indonesia bersatu dan duduk bersama untuk berdiskusi, terwujud juga. Workshop Guru TIK se-Indonesia yang diinisiasi oleh pengurus FGTIKKNAS (Mas Firman Oktora, dkk), dan difasilitasi oleh Bapak Dr. H. Rusdi, M. Pd, Kepala Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi Gowa, yang saking panjangnya, membuat lidah peserta, fasilitator, hingga narasumber dalam pengucapan sering keseleo, sehingga disingkatlah menjadi LP3TK KPTK Gowa yang berlangsung di Hotel Singgasana, Makassar dari tanggal 21 – 23 Desember 2015. Terimakasih buat Pak Rusdi (Kepala LP3TK KPTK) yang didaulat oleh peserta Workshop menjadi Bapak Guru TIK se-Indonesia, karena telah menyediakan semua fasilitas sehingga terselenggaralah acara ini.
Adalah suatu berkah ketika nama saya berada diantara para peserta, tidak pernah membayangkan akan berada di Makassar, kota indah dibagian timur Indonesia yang terkenal dengan wisata kulinernya, hingga pantai Losari, juga budayanya yang tidak jauh beda dengan Sumatera. Bersama dengan perwakilan dari Galang, Batubara dan Tebing Tinggi, berangkatlah kami dari Kualanamu Internasional Air Port dengan menggunakan pesawat Garuda Air Lines, menuju Bandara Hasanuddin, Makassar. Check in di Hotel Singgasana, setelah itu, maka kamipun siap mengikuti setiap acara Workshop dengan baik.
Hari Pertama
[caption caption="Setelah Selesai Pemaparan dari Narasumber, foto bersama untuk kenang-kenangan"]
Pun dengan penjelasan pak Mahmud Junaedi tentang peranan LP3TK KPTK dalam peningkatan kompetensi Guru TIK se-Indonesia. Paparan dari pak Adri tentang manfaat program dari CISCO dalam dunia pendidikan menjadi akhir dari hari pertama Workshop.
Hari Kedua