Juga yang tidak kalah menarik, kala Kompasianer banyak yang sudah mendapatkan berkah makan bersama, tertawa bersama, cerita bersama Pak Jokowi. Ada rasa penasaran dan kerinduan, di tahun 2016 dapat kesempatan untuk menginjakkan kaki di Istana Negara, bersalaman dan santap bersama Pak Jokowi. Kerendahan hati, keterbukaan, dan sikap toleransi yang tinggi, kesederhanaan beliau menginspirasi saya untuk menuliskan ini yang beda tipis dengan apa yang sudah diperbuat oleh Anak Manusia di jamannya. Walau Pak Jokowi dibenci, tetapi beliau tetap mengundang orang-orang Kompasiana yang termasuk pembencinya untuk masuk Istana. Walau dicibir, Pak Jokowi tetap menebarkan kebajikan dan kebijakan agar Istana Presiden adalah bintang Terang bagi warga yang tersesat.
Sikap Sederhana dan Selalu Merakyat
Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa Pak Jokowi adalah pemimpin yang sederhana, tegas. Masih ingat kasus “Papa minta saham”? Jelas dalam transkrip itu mengatakan bahwa pak Presiden kita Koppig (bahasa Belanda : keras kepala), karena beliau memperhitungkan banyak hal sebelum mengambil keputusan untuk memperpanjang atau tidak kontrak Freeport. Jika suatu ketika Anak Manusia marah besar kala Rumah Tuhan (Bait Allah) dijadikan tempat berjualan, maka Pak Jokowi juga marah kala namanya dicatut untuk menjual aset negara, namun wujud kemarahan mereka berbeda. Jika Anak Manusia membersihkan sendiri dengan tanganNya Bait Allah, memporak-porandakan para penjual dan pembeli, mencambuk orang-orang yang bandal, maka Pak Jokowi lebih sederhana, dia menggunakan People Power untuk memundurkan Ketua MPR itu dari jabatannya.
Disisi lain, kesamaan mereka terlihat juga dari sikap mereka menjadi pemimpin. Jika Anak Manusia, lebih memposisikan dirinya sebagai Guru dibandingkan Penguasa, yang lebih banyak mengajarkan tentang Kedamaian dan Cinta Kasih, melayani, membuat muzizat-muzizat nyata, maka Pak Jokowi lebih memposisikan dirinya sebagai penganyom, bekerja, dan bekerja, sederhana, ber-integritas dengan menjaga nilai-nilai toleransi dan keberagaman dengan baik, berusaha menjaga NKRI yang utuh beserta aset-asetnya demi kemakmuran Rakyat Indonesia, walau belum terasa sampai sekarang.
Inilah yang membuat saya bangga dan harus menginformasikan tulisan ini kepada khayalak ramai, juga untuk mengucapkan dari hati yang tulus Selamat Hari Natal Pak Jokowi, Semoga Tuhan memberkati, memberikan kelimpahan rahmat, kesehatan dan mampu memimpin negeri yang penuh dengan intrik dan kepentingan ini. Semoga Sikap Toleransi, sikap Revolusi Mental yang Pak Jokowi canangkan dapat diaplikasikan dari hal-hal yang kecil, yah seperti ini, saling maaf memaafkan, bukan saling mencibir. Semoga tulisan ini bermanfaat, semoga..!!, buat Kompasiana, jika tulisan ini bermanfaat silahkan dishare, agar Pak Jokowi membacannya, karena Pak Jokowi kan penikmat blog keroyokan ini? Jika tulisan ini tidak bermanfaat silahkan di black...!
25 Desember 2015
Merry Christmas 25 Desember 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H