Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Langkah Kecil Untuk Konservasi DAS (Daerah Aliran Sungai) Sungai Deli

21 April 2015   17:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:49 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Air sangat bermanfaat bagi kelangsungan hidup manusia di muka bumi ini, bagaimana tidak, setiap kebutuhan hidup yang kita jalani pasti membutuhkan air. Air tidak hanya berguna bagi kebutuhan hidup manusia, tetapi mahluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan juga sangat membutuhkan air. Sepertiga bumi yang kita tempati ini terdiri dari beragam jenis air, air laut (asin), air sungai, danau dan kali (air tawar). Untuk mendistribusikan air kepada masyarakat, alam telah menyediakan sebuah jalur, yaitu Sungai.

Tiba di lokasi penelitian Sungai Deli/DokPri

Seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya disini, bahwa air sungai Deli yang melewati dan berada tepat di belakang SMA N 13 Medan adalah salah satu sungai besar yang sangat banyak manfaatnya bagi masyarakat sekitarnya. Namun, sekarang Sungai Deli telah mengalami berbagai macam pencemaran yang dilakukan oleh masyarakat sekitar akibat rendahnya pengetahuan mereka akan fungsi air sungai sebagai alternatif air bagi kehidupan masa depan. Pencemaran tersebut mengakibatkan penurunan kualitas air dan penurunan daya dukung air sungai terhadap berbagai macam kebutuhan hidup manusia.

Nah, menyadari akan hal tersebut maka warga sekolah seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya disini, melakukan kegiatan untuk melestarikan air sungai Deli di SMA N 13 Medan. Kegiatannya cukup beragam dan berkelanjutan, walaupun masih dalam skala sederhana, namun sangat bermanfaat dalam usaha dan upaya menggugah kesadaran warga agar ikut melestarikan air sungai, diantarannya :

14296043441580691666
14296043441580691666
Pengambilan sampel dilakukan tepat di belakang SMA N 13 Medan, yang terletak di koordinat 3.530090,98.681504. sumber Google Earth:dokpri

Menguji Kualitas Air Sungai Deli di Belakang SMA N 13 Medan

Nah, kegiatan ini adalah kegiatan rutin yang dilaksanakan oleh siswa/i yang tergabung dalam Ekstrakurikuler KIR (Kelompok Ilmiah Remaja) dengan tujuan untuk melatih mencintai lingkungan dengan mengadakan penelitian kecil-kecilan, juga untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas bagaimana kualitas air sungai Deli, khususnya (1) Tingkat Kelarutan Oksigen (DO), pH air sungai dan tingkat kekeruhan (turbidity)-nya dan informasi terbaru kualitas air sungai Deli. (2) Untuk memberikan perbandingan hasil penelitian tahun 2014 dengan penelitian tahun 2015 sehingga masyarakat mengetahui kualitas air sungai Deli.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan tanggal 7 – 8 April 2015, dengan memperhatikan parameter-parameter yang membentuk kualitas air, faktor Biologis, termasuk bakteri, organisme Colliform dan organisme Mikro lainnya yang tidak mengganggu kualitas air.

Faktor Fisika yang mempengaruhi kualitas air juga dapat diketahui, seperti menurut Pustaka Pangan (2011), meliputi:

a.Kekeruhan, dimana kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan anorganik dan organik yang terkandung dalam air, seperti lumpur dan bahan yang dihasilkan oleh limbah industri maupun limbah rumah tangga.

b.Temperatur, kenaikan temperatur air menyebabkan penurunan kadar Oksigen terlarut. Kadar Oksigen terlarut yang terlalu rendah akan menimbulkan bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic yang mungkin saja terjadi.

c.Warna, warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan tersuspensi yang berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.

d.Solid (Zat padat), kandungan zat padat selain dapat menimbulkan bau, juga dapat menyebabkan turunnya kadar Oksigen terlarut. Zat padat dapat menghalangi penetrasi sinar matahari kedalam air.

e.Bau dan rasa, bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air, seperti oleh alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam kondisi anaerobik, dan oleh adanya senyawa-senyawa organik tertentu.

Karakteristik Kimia air menyatakan banyaknya senyawa kimia yang terdapat di dalam air. Beberapa senyawa kimia yang terdapat di dalam air dapat dianalisa dengan beberapa parameter kualitas air, meliputi :

a.pH, pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid dalam bentuk molekuler, dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut dipengaruhi oleh pH.

b.DO (Dissolved Oxygent), adalah jumlah Oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer/udara. Semakin banyak DO, maka kualiatas air akan semakin baik.

c.BOD (Biological Oxygent Demand), adalah banyaknya Oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik (zat pencerna) yang terdapat di dalam air secara biologi.

d.COD (Chemical Oxygent Demand), adalah banyaknya Oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia.

e.Kesadahan (kandungan mineral-mineral tertentu dalam air), kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Dalam pemakaian untuk industri (air ketel, air pendingin, atau pemanas) adanya kesadahan dalam air tidaklah dikehendaki. Kesadahan yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi dalam air.

14296046482139894923
14296046482139894923
Gambar alat yang digunakan untuk melakukan uji coba/dokpri
1429605154365488709
1429605154365488709
Tablet dan Tabung yang digunakan untuk mengukur Oksigen dan pH Air/DokPri

Pengujian kualitas air sungai Deli ini dilakukan dengan menggunakan parameter pengukur kualias air World Water Monitoring yang dikeluarkan oleh Lamotte Company dan bekerjasama dengan ENO.

Deskripsi kualitas air sungai Deli ditinjau dengan menggunakan alat indikator World Water Monitoring Day, adalah :

1. Deskripsi dari Hasil DO (Dysolved Oxygen)

Kelarutan oksigen atau DO air Sungai Deli setelah diukur dengan memasukkan 2 tablet indikator kedalam tabung yang dikeluarkan oleh Lamotte Company pada tanggal 7 – 8 April 2015, setelah tablet indikator larut maka terlihat perubahan warna pada air menjadi merah muda lembut. Warna merah muda lembut pada indikator menunjukkan Kelarutan Oksigen pada skala 0 – 4 mg/l atau 0 - 4 ppm yang artinya menurut Jeffries/Mills (1996) kualitas air berdasarkan Oksigen terlarut pada skala 2,0 – 4,4 mg/l status kualitas air tercemar sedang, dengan demikian kualitas air sungai deli dikategorikan ke dalam tercemar sedang.

Keadaan Air Sungai Deli juga belum mengeluarkan bau busuk berarti menurut Soemarwoto (2004) apabila perairan belum mengeluarkan bau busuk berarti kelarutan oksigen masih baik dan mikroorganisme belum melakukan fermentasi atau pernapasan anaerob untuk menguraikan senyawa organik yang ada didalamnya.

2.Deskripsi dari Hasil Turbidity

Turbidity (Kecerahan/Kekeruhan) Sungai Deli setelah diukur dengan indikator yang dikeluarkan oleh Lamotte Company ada pada level 0-40 NTU (nephelo metrix turbidity unit) atau JTU (jackson turbidity unit atau FTU (formazin turbidity unit), yang artinya air Sungai Deli dikategorikan baik, karena stiker masih terlihat jelas, berarti air Sungai Deli belum mengandung zat-zat berupa pasir halus, liat dan lumpur alami yang merupakan bahan-bahan anorganik atau dapat pula berupa bahan-bahan organik yang melayang-layang dalam air.

3.Deskripsi dari Hasil pH

Hasil pH air Sungai Deli diantara 7 dan8 (lebih mendekati angka 7) dari dua hari uji coba, menunjukkan lingkungan air yang masam sedangkan nilai diatas 7 menunjukkan lingkungan air yang basa, untuk pH =7 disebut sebagai netral (Hardjojo dan Djokosetiyanto, 2005). Perairan dengan pH < 4 merupakan perairan yang sangat asam dan dapat menyebabkan kematian makhluk hidup, sedangkan pH > 9,5 merupakan perairan yang sangat basa yang dapat menyebabkan kematian dan mengurangi produktivitas perairan.

Menurut Suseno (1974) perairan basa (7 – 9) merupakan perairan yang produktif dan berperan mendorong proses perubahan bahan organik dalam air menjadi mineral-mineral yang dapat diasimilasi oleh fitoplankton.

Dengan demikian air Sungai Deli yang pHnya berkisar antara 7 – 8, masih dikategorikan baik, karena pH berbanding terbalik dengan kelarutan CO2.

1429605788122852014
1429605788122852014
Mengambil sampel air untuk diteliti tingkat kekeruhan airnya/DokPri
14296058471189092231
14296058471189092231
Menguji pH Air Sungai Deli/DokPri
14296059072140619415
14296059072140619415
Mengambil Sampel Air untuk melihat Oksigen dan tingkat kekeruhannya/DokPri
142960598012625306
142960598012625306
Menguji tingkat kekeruhan air/DokPri
1429606028318541535
1429606028318541535
Menguji suhu udara air sungai deli/DokPri
14296061531414095461
14296061531414095461
Menguji kadar pH air sungai deli dengan tabung pH/DokPri
1429606280696615384
1429606280696615384
Wawancara dengan masyarakat setempat/DokPri
14296063291829057017
14296063291829057017
Menentukan koordinat lokasi penelitian dengan menggunakan teknologi Google Earth/DokPri

Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa air sungai Deli telah tercemar, namun masih tercemar ringan, belum terkontaminasi dengan limbah industri. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara dengan masyarakat sekitar. Masyarakat yang mandi, mencuci pakaian, dan mengkonsumsi ikan hasil tangkapan tidak menimbulkan efek negatif seperti iritasi pada kulit.

Kegiatan Bersih-Bersih Kawasan Sungai Deli

Setelah melakukan uji coba sederhana, ternyata kami melihat disepanjang lintasan sungai banyak sampah menumpuk. Sampah organik maupun anorganik seperti plastik, botol kaleng minuman, bantal, kasur, tempat tidur bekas, bahkan bangkai lemari es dilempar ke sungai ini. Ternyata untuk menggugah kesadaran masyarakat untuk ikut melestarikan sungai sangatlah tidak mudah.

Disamping kegiatan yang digambarkan seperti dibawah, sekolah juga mengajak warga lewat spanduk yang dibentangkan disekitar kanal sungai depan sekolah.

14296067831672862796
14296067831672862796
Sampai di Lokasi Pembersihan Sungai/DokPri
1429606832461017534
1429606832461017534
Foto-foto perjuangan mereka untuk mengambil sampah anorganik/DokPri
1429606881914106368
1429606881914106368
Sampah yang diambil dari sungai diberikan untuk dikumpulkan/DokPri
14296071711314049447
14296071711314049447
Mengambil Sampah dari Sungai/DokPri
1429607241966744297
1429607241966744297
Turun ke dasar Kanal, melihat dan mengambil langsung sampah di pintu kanal/DokPri
1429607336680771952
1429607336680771952
Mengumpulkan sampah dan menyerahkan sampah dari sungai ke mobil pengangkut sampah/DokPri

Gambar momen-momen lucu selama proses pengambilan sampah :

1429607494949457403
1429607494949457403
opss tarik-tarik..biar nga jatuh...dari ketinggian mengambil sampah (bergotong-royong)/DokPri
142960762668789499
142960762668789499
wah..susah neh..menaklukkan sampah ini/dokPri
1429608042298436227
1429608042298436227
hore...dapat juga neh ikannya..eh sampahnya..pakai pancingan ini, mana alat canggihnya?/DokPri
14296080931491094996
14296080931491094996
ini butuh kekuatan penuh...wah sampahnya, mana bisa diuraikan ini?/DokPri

Melestarikan Hutan Mangrove

Hutan mangrove atau hutan payau adalah suatu tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut. Kerusakan hutan mangrove di kawasan Langkat Sumatera Utara, juga di dusun XI, Desa Tanjung Rejo, Percut Sei Tuan, kabupaten Deli Serdang sudah menjadi-jadi. Atas inisiatif UNIMED bekerjasama dengan sekolah-sekolah mengadakan penanaman pohon dalam rangka pelestarian hutan mangrove dan burung migran sebagai bagian dari pelestarian air.

Sungguh senang, para siswa dan guru ikut bagian dalam pelestarian hutan mangrove dengan menanam dan merawat pohon, karena hutan mangrove sangat vital fungsinya bagi kehidupan masyarakat yang hidup di daerah pesisir.

1429608173844785053
1429608173844785053
menanam hutan mangrove part 1/DokPri
14296083031366117808
14296083031366117808
Menanam pohon dihutan mangrove part 2/DokPri

Membuat dan Memelihara Lubang Biopori

Lubang resapan biopori adalah teknologi tepat guna yang dipercaya dapat menyerap dan menyimpan cadangan air dengan baik. Sebagai salah satu solusi untuk mengurangi resiko pengenangan air dan mengurangi banjir. Di dalam tanah yang dilubangi dengan diameter 100 cm atau lebih, dan kedalaman 100 cm dan dinding lobang dilapisi dengan paralon.

Tanah yang telah dilobangi, diisi dengan sampah-sampah organik, seperti daun-daun yang dapat diurai tanah menjadi kompos, lubang biopori tersebut dapat ditutup dengan keramik yang didesain dapat menutup, tetapi ada ventilasi atau lobang-lobang tempat air masuk ke dalam lubang biopori yang disebut dengan biopet.

1429609150760803623
1429609150760803623
Pembuatan Lubang Biopori di Sekolah/DokPri

14296105502053644026
14296105502053644026
Lubang-lubang biopori yang dirawat dengan baik/DokPri

Penutup

Nah, itulah kegiatan-kegiatan yang kami lakukan sebagai bagian dari proses pembelajaran, mencintai lingkungan hidup dengan memperhatikan lingkungan sekitar adalah kaidah proses belajar mengajar yang terintegrasi dengan menjaga lingkungan hidup sekitar kita.

Semoga kegiatan ini benar-benar mampu memberikan sedikit rasa kesadaran bagi kita semua bahwa kelestarian lingkungan hidup, khususnya kelestarian air sangat penting untuk kita laksanakan secara berkelanjutan. Semoga kegiatan ini sejalan dengan Tema Hari Air sedunia, “Water and Sustainable Development” dan mampu menggugah hati kita untuk ikut tergerak melestarikan lingkungan hidup, khususnya kelestarian air untuk anak cucu kita. Ini aksi kami, mana aksimu?

Medan, 21 April 2015.



HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun