[caption id="attachment_360288" align="alignnone" width="585" caption="Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) sman 13 Medan Bersama Guru Pendamping/Dok. Pribadi"][/caption]
Sungai Deli, merupakan salah satu sungai besar yang melewati tiga wilayah daerah aliran sungai (DAS). Namun, tidak begitu banyak yang tau dimanakah Hulu sungai Deli yang melintasi Kota Medan. Hulu sungai Deli ini ada di kaki gunung Sibayak yang dipenuhi dengan pemandian air panas Raja Bernegh Kabupaten Karo, melintas ke Kabupaten Simalungun, melewati Deli Serdang dan Serdang Bedagai di tengah dan Kota Medan sebagai hilir dari sungai ini hingga bermuara di laut Belawan dengan panjang 76 kilometer. Sekilas tentang Sungai Deli salah satu Sei kebanggaan kota Medan.
Sungai Deli ini juga melintas dan tepat berada di belakang SMA N 13 Medan, yang menjadi kewajiban warga sekolah, artinya guru dan siswa memiliki tanggung jawab besar untuk melestarikan air sungai ini agar tetap bersih dan dapat digunakan oleh warga masyarakat sebagai alternatif air minum untuk masa depan, tidak hanya sekedar tempat mandi, cuci, kakus. Bahkan, yang paling ironis sungai-sungai sudah menjadi tempat pembuangan sampah, limbah rumah tangga, bahkan limbah industri.
Mengamati Kualitas Air Sungai Deli di Sekitar Sekolah
Saya mencoba membagikan kegiatan yang sudah sering dilakukan oleh warga sekolah, dimana salah satunya adalah cara dan peran kami untuk tetap menjaga kualitas air sungai Deli dari pencemaran lingkungan.
Cara yang kami lakukan dengan pendekatan Ilmiah, yaitu dengan mengadakan pengataman terhadap kualitas air sungai Deli dengan menggunakan Indikator World Water Monitoring Day yang alatnya dibuat oleh Lamotte Company bekerjasama dengan ENO yang dihadiahkan ke sekolah kami.
Nah, lalu bagaimana caranya mengetahui kualitas air Sungai Deli? Menurut ahli, Citra R (2011), Kualitas Air adalah Kondisi Kualitatif Air yang diukur dan/atau di uji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 115 tahun 2003). Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu (O-fish, 2010). Paramater yang digunakan, dapat dilihat pada tabel berikut :
Gambar saat penjelasan pemakaian Indikator warna yang akan disesuaikan dengan perubahan warna setelah diberi perlakuan terhadap sampel air sungai dengan menggunakan Indikator World Water Monitoring Day yang dibuat oleh Lamotte Company bekerja sama dengan ENO :
Gambar pengambilan air sungai untuk uji pH dankelarutan Oksigen Sungai Deli :
Gambar saat memasukkan tablet indikator uji Oksigen Terlarut ke dalam air sungai Deli :
Oksigen terlarut atau DO air Sungai Deli setelah diukur dengan memasukkan 2 tablet indikator ke dalam tabung yang di keluarkan oleh Lamotte Company, setelah tablet indikator larut maka terlihat perubahan warna pada air menjadi putih kemerah mudaan . Warna putihkemerah mudaan pada indikator nenunjukkan Kelarutan Oksigenpada skala0 – 4 mg/l.
Menurut Soemarwoto (2004) semakin rendah oksigen terlarut dalam suatu perairan merupakan indikasi perairan itu tercemar. Oksigen terlarutmenurun karena persediaan oksigen terlarut di gunakan oleh bakteri aerob untuk mendekomposisikan senyawa-senyawa terlarut di dalam air. Bilamana kondisi ini berlangsung terus maka proses penguraian/dekomposisi akan berlangsung secara anaerob yang menghasilkan senyawa toksit dan menimbulkan bau yang busuk.
Berdasarkan referensi Soemarwoto di atas, sungai deli pada tanggal 2 Maret 2014 belum tercemar berat karena belum mengeluarkan bau yang busuk, namun sudah tercemar ringan karna pada indikator memperlihatkan perubahan warna kearah putih kemerah mudaan(0-4 mg/l). Namun pada indikator yang dibuat oleh LamottoCompany angka 2 tidak ada, yang ada hanya 0 mg/l warna putih; 4mg/l merah muda dan 8 merah cerah.
Menurut Jeffries/Mills (1996) kualitas air berdasarkan Oksigen terlarut:
Berangkat dari kualitas air berdasarkanoksigen terlarut menurut Jeffries/Mill diatas maka dapat di simpulkan Sungai Deli yang berada di sekitar SMA Negeri 13 Medan hanya tercemar sedang (2,0 – 4,0 mg/l).
Gambar saat memasukkan tablet indikator pH pada air Sungai Deli :
Gambar saatmengidentifikasi perubahan warna pada air sungai setelah di beri perlakuan dengan tablet uji pH menggunakan Indikator World Water Monitoring Day yang dibuat oleh Lamotte Company bekerja sama dengan ENO :
Setelah air sungai Deli diuji dengan indikator; yaitu dengan satu tablet yang dimasukkan ke dalam tabung yang dikeluarkan oleh Lamotto Company maka pH air Deli tencatat 8 (bereaksi basa).
Menurut Suseno (1974) perairan basa (7 – 9) merupakan perairan yang produktif dan berperan mendorong proses perubahan bahan organik dalam air menjadi mineral-mineral yang dapat diassimilasi oleh fitoplankton. pH air berfluktuasi mengikuti kadar CO2 terlarut dan memiliki pola hubungan terbalik, semakin tinggi kandungan CO2 perairan, maka pH akan menurun dan demikian pula sebaliknya. Fluktuasi ini akan berkurang apabila air mengandung garam CaCO3 (Cholik et al., 2005).
Gambar saat akan menguji suhu air sungai Deli :
Suhu air sungai Deli pada saat di ambil, pada indikator memperlihatkan suhu 280C. Suhu air berkorelasi denga DO.
Menurut Brown dan Gratzek (1980)jika batas suhu yang mematikan terlampaui, maka akan menyebabkan ikan dan hewan air lainnya mati. Kenaikan suhu perairan juga menurunkan oksigen terlarut dalam air, memberikan pengaruh langsung terhadap aktivitas ikan disamping akan menaikkan daya racun suatu polutan terhadap organisme perairan.
Selanjutnya Kinne (1972) menyatakan bahwa suhu air berkisar antara 350C – 400C merupakan suhu kritis bagi kehidupan organisme yang dapat menyebabkan kematian. Menurut Gery anto (2013) suhu yang baik untuk pemeliharaan ikan berkisar antara 25 – 31ºC.
Gambar pengamatan kecerahan / kekeruhan dengan indikator turbidity :
Turbidity (kecerahan/Kekeruhan) Sungai Deli setelah di ukur dengan indikator yang dikeluarkan oleh Lamotti Company adalah pada level 40NTU (nephelo metrix turbidity unit) atau JTU (jackson turbidity unit) atau FTU (formazin turbidity unit). Ilyas yusuf (2012) Kekeruhan air > 10 JTU/ NTU/FTU maka kekeruhan akan terlihat secara visual.
Turbiditas digunakan untuk menyatakan derajat kecerahan/kekeruhan di dalam air yang disebabkan oleh bahan-bahan yang melayang. Kekeruhan biasanya terdiri dari partikel organik maupun anorganik yang berasal dari DAS (Daerah Aliran Sungai) dan resuspensi sediment di dasar danau (Thorikul huda. 2009).
Gambar pengukuran suhu udara sekitar lokasi penelitian :
Pada saat penelitian tanggal 2 Maret 2014 suhu di sekitar sungai Deli menunjukkan 340C.
Kesimpulan
Setelah dilakukan pengukuran pada tanggal 2 Maret 2014 dengan menggunakan indikator World Water Monitoring Day yang dibuat oleh Lamotte Company bekerja sama dengan ENO,maka:
1.Oksigen terlarut berada pada skala 0 – 4 mg/l. dari perubahan warna dan kajian pada referensi yang ada maka Oksigen terlarut air Sungai Deli berkisar 2 mg/l; berarti air sungai Deli tercemar sedang.
2.pH air 8 (bereaksi basa);masih baik untuk kehidupan ikan dan biota lainnya
3.Suhu air 280C; masih baik untuk mendukung kehidupan ikan dan biota air lainnya.
4.Turbidity 40NTU (nephelo metrix turbidity unit) atau JTU (jackson turbidity unit) atau FTU (formazin turbidity unit). Ilyas yusuf (2012) Kekeruhan air > 10 JTU/ NTU/FTU sehingga kekeruhan air terlihat secara visual.
5.Suhu udara sekitar sungai Deli menunjukkan 340C.
Inilah Cara yang dapat kami lakukan dalam upaya dan usaha melestarikan lingkungan, terutama melestarikan air dan sekitarnya. Semoga Bermanfaat.
Medan, 12 April 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H