Ketika seorang siswa berkata kepada temannya atau kepada Orang Tuanya 'suatu saat nanti ketika aku sudah menjadi diriku yang berhasil, maka kehadiranku akanlah sangat penting dan berguna bagi banyak orang'. Perkataan itu adalah suatu 'semangat' atau 'dorongan' (impulse) yang berasal dari diri Siswa untuk maju ke depan, untuk meningkat ke atas dan untuk berkembang ke samping. Ada dua jenis semangat yang timbul dalam kehidupan kita. Pertama, adalah outer drive yang juga disebut motivation. Bagi siswa/I kelas dua belas atau kelas 3 SMA yang akan mengikuti Ujian Nasional yang akan dimulai besok tanggal 18 s/d 21 April 2011, semangat outer drive ini menjadi dorongan untuk "LULUS" Ujian Nasional Standard Pemerintah. Semua Siswa/I kelas dua belas diseluruh tanah air mulai besok mengikuti Ujian Nasional dengan Nilai rata-rata 5,5. Berbagai usaha telah dilakukan baik oleh Siswa/I itu sendiri maupun oleh Guru, sekolah dan orang tua Siswa/I itu sendiri. Motivasi untuk "LULUS" menjadikan semua aspek Pendidikan bekerja dan bekerja, antara lain:
- Melakukan Try Out ataupun Simulasi dalam mengisi lembar LJK, bagaimana mengisi Biodata Siswa dengan baik, menggunakan pensil 2B dan bagaimana cara melingkari dengan baik. Siswa/I kita dibiasakan untuk mengisi biodata dengan baik agar tidak terjadi error saat pemeriksaan LJK dengan mesin OMR.
- Sekolah-sekolah mengadakan 'Les Tambahan' diluar jam sekolah. Siswa/I kita digodok untuk menguasai materi-materi, khususnya Mata Pelajaran yang di-Ujian Nasional-kan, siswa/I kita diberi latihan-latihan pembahasan soal-soal UN dan pendalaman materi-materi yang diperkirakan akan dimasukkan ke dalam soal-soal UN. Kadang memang kita para Guru sering mendengar Siswa/I kita mengeluh karena sepulang sekolah, mereka hanya diberi waktu 15-20 menit untuk istirahat, makan ataupun jajan di kantin sekolah, setelah itu mereka digodok, diberi materi pelajaran. Jenuh, ngantuk dan bosan membayangi siswa/I kita, namun demi Motivation "LULUS" UN, semua itu harus dilalui, kadang juga dari Guru yang mengajar les mata pelajaran yang di UN kan, terdengar keluh kesah, walau mereka juga dibayar.
- Sekolah-sekolah mengadakan kerjasama dengan Bimbingan Belajar. Ini dimaksudkan untuk mematangkan motivasi Siswa/I untuk mau belajar lebih giat. Setiap bimbingan belajar pasti memiliki kelebihan, memiliki bobot soal-soal yang berbeda. Dan pastinya Bimbingan Belajar memiliki tentor-tentor yang memiliki pengalaman dan trik-trik (carcep) 'cara cepat' menjawab soal-soal mulai dari cara cepat menjawab soal-soal Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Kimia atau Biologi. Buku soal-soal dari Bimbingan Test rekanan kerjasama Sekolah menjadi andalan Siswa/i.
- Mengarahkan Siswa/I kita untuk banyak membaca buku soal-soal, membaca buku pengetahuan umum, sebab membaca yang banyak pastinya memperbanyak khasanah Ilmu Pengatahuan kita.
- Mengadakan doa bersama, ini dimaksudkan untuk mempertebal Iman dan Kepercayaan kita, jangan percaya kepada bocoran-bocoran jawaban, percayalah kepada diri sendiri, sebab Metode ataupun bentuk UN kali ini berbeda dengan UN-UN sebelumnya. Sehingga si Siswa/I kita belum pasti apakah dia tetap Paket A selama 4 hari UN ? ataukah hari ini Paket A, besoknya Paket B dan seterusnya ?, sebab UN kali ini memakai sistem soal 5 paket, yaitu Paket A sampai Paket E, sehingga dijamin soal A sampai dengan soal paket E tidak sama.
- Mengarahkan Siswa/I kita untuk cukup istirahat, jangan bergadang, apalagi jangan keluyuran disaat-saat terakhir akan UN. Banyak Berdoa, Olah Raga secukupnya, kurangi aktifitas, persiapkan alat-alat UN (pensil 2B, papan Ujian, Kartu Nomor Ujian, rambut jangan panjang, pakaian sekolah yang rapi).
- Setelah selesai Ujian Akhir Semester (UAS), Siswa/I kita kelas dua belas baik IPA maupun IPS tidak dibebani lagi oleh pelajaran-pelajaran yang tidak di UN kan, namun diberi motivasi untuk membaca dan membahas soal-soal latihan UN.
Usaha-usaha diatas adalah bentuk usaha sekolah maupun usaha Guru untuk memotivasi Siswa/I agar sukses dan "LULUS" UN. Sebab Kelulusan adalah harga mati setelah selama tiga tahun menimba ilmu, setelah selama 3 tahun dilaksanakan kegiatan belajar mengajar diadakan, setelah proses pembelajaran telah berlangsung selama 3 tahun. Inilah saat-saat yang dinantikan, apakah Sekolah tempat siswa/I menimba 'Ilmu' telah sukses menjadi tempat yang benar-benar berfungsi sebagai penyedia 'ilmu'. Memang benar siswa/I menimba ilmu disekolah, namun 'ember' penampung 'ilmu' itu kadang pasti ada yang bocor atau tidak penuh, sehingga terjadi kegagalan dalam proses belajar mengajar. Inilah pembuktian mana siswa/I yang sukses mengisi ember 'ilmu'-nya dengan penuh, setengah, atau malah kosong sama sekali.
Bagaimana kita menilai jika siswa/I kita telah sukses mengisi ember 'ilmu' mereka selama tiga tahun proses pembelajaran berlangsug ? Penilaian adalah salah satu indikator yang dilakukan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Peserta Didik sebagai hasil proses belajar yang ditetapkan oleh Kurikulum Satuan Pendidikan. Oleh karena itu Guru sebagai orang yang menjadi 'pendidik' dan dekat dengan Siswa/I wajib hukumnya untuk melakukan Penilaian selama dan setelah proses pembelajaran berdasarkan pada suatu kompetensi dasar atau standard kompetensi telah selesai diajarkan. Menurut Kmendiknas, Ujian Nasional (UN) diselenggarakan dengan tujuan antara lain untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan peserta didik secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta untuk memetakan tingkat pencapaian hasil belajar siswa pada tingkat sekolah dan daerah.
Selama ini kegiatan Ujian Nasional (UN) seperti momok yang sangat menakutkan bagi seluruh siswa/I di tanah air ini. Jika bicara tentang UN, maka selalu muncul pro dan kontra, dimana UN selalu digadang-gadang sebagai Ujian yang sia-sia, Ujian yang hanya menghambat laju seorang Siswa/I untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi. Bisa kita lihat kontroversi-kontroversi yang muncul akibat hasil UN, dimana :
- Ada Siswa/I yang ternyata adalah sangat pintar di sekolah tersebut, siswa ini selalu rangking satu dari mulai kelas X, XI sampai kelas XII, namun saat pengumuman UN dia dinyatakan tidak lulus.
- Ada siswa/I yang sudah Lulus di Perguruan Tinggi Negeri favoritnya, namun harus terhambat dan harus menunggu untuk Ujian Nasional susulan (ujian paket A, B) hanya karena dinyatakan tidak lulus UN.
- Bahkan ada yang shock dan mencoba bunuh diri hanya karena tidak Lulus UN. Dan masih banyak lagi kasus-kasus akibat UN.
- Sampai sekarang UN juga masih di gugat sampai ke Pengadilan Tinggi Negeri, walau tahun ini Kmendiknas sudah mempersiapkan Formula UN yang baru.
BAGAIMANA BENTUK FORMULA BARU UN...?
Formula baru yang dimaksudkan dalam pelaksanaan Ujian Nasional tahun ini adalah memberi pembobotan sebanyak 40% hasil nilai siswa/I selama di sekolah, dan 60% hasil nilai Ujian Nasional. Nilai Sekolah diambil dari gabungan nilai sekolah dan nilai rata-rata raport semester 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk SMP/MTS dan SMPLB, serta semester 3, 4, dan 5 untuk SMA/MA dan SMK. Pembobotannya : 60% untuk nilai ujian sekolah dan 40% untuk nilai rata-rata raport. Nilai gabungan ini selanjutnya disebut Nilai Sekolah yang nantinya ikut diperhitungkan dalam penentuan kelulusan Ujian Nasional.
Kelulusan Siswa/I kita (peserta didik) dalam Ujian Nasional nantinya ditentukan berdasarkan Nilai Akhir (NA), yang diperolah dari Nilai Gabungan antara Nilai Sekolah (NS) pada Mata Pelajaran yang diujinasionalkan dan nilai UN (murni). Pembobotannya 40% untuk Nilai Sekolah (NS) dari mata pelajaran yang diujinasionalkan dan 60% untuk nilai UN. Peserta didik (Siswa/I) kita dinyatakan "LULUS UJIAN NASIONAL (UN)" APABILA : NILAI AKHIR (NA) PADA SETIAP MATA PELAJARAN PALING RENDAH 4,0 (EMPAT KOMA NOL), DAN NILAI RATA-RATA DARI SEMUA NILAI AKHIR (NA) MENCAPAI PALING RENDAH 5,5 (LIMA KOMA LIMA).
Sungguh menjadi beban bagi Peserta didik, pendidik, khususnya bagi sekolah tempat Siswa/I kita untuk menimba Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Seluruh sekolah mengupayakan berbagai cara, melakukan berbagai solusi untuk menyikapi dan memotivasi peserta didik (Siswa/i) kita untuk belajar dan belajar. Kadang sekolah terpaksa harus memperbaiki raport anak-anak kita semester 3, 4, 5 yang remedial dan yang KKM-nya dibawah 75. Guru harus bekerja keras agar peserta didik tidak banyak yang terjerat kata 'tidak lulus', perangkat sekolah mulai dari Kepala Sekolah hingga Staff bekerja keras agar Nilai si peserta didik dapat mencukupi (Batas KKM bahkan harus melewati KKM), walau dalam kenyataan si Siswa/I kita belum masuk kategori kata "Tuntas KKM Mata Pelajaran". Inilah dilema Pendidikan kita saat ini, disaat tuntutan Nilai Kelulusan semakin tinggi, kualitas pendidikan tidak merata disetiap tempat, Sekolah harus bersaing untuk memantapkan diri dalam status Sekolah Rintisan Nasional dan Sekolah Rintisan Internasional.
Namun diatas semua itu, kita harus bersyukur dan berterima kasih atas adanya Formula Baru ini, dimana Nilai Raport Sekolah menjadi tidak sia-sia, tidak percuma, karena dihargai sebanyak 40%, sehingga kualitas seorang peserta didik yang memang benar-benar pintar dan pandai tidak sia-sia. Sedikitnya membantu peserta didik untuk mendongkrak Nilai Akhir (Nilai Kelulusan Akhir) Peserta didik kita setelah ditambahkan dengan Nilai UN.
APA SIH KEGUNAAN HASIL UJIAN NASIONAL (UN) ITU ?
HASIL UN (UJIAN NASIONAL) NANTINYA AKAN DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN DALAM :
A. PEMETAAN MUTU PROGRAM DAN/ATAU SATUAN PENDIDIKAN KITA.
B. HASIL UJIAN NASIONAL (UN) MENJADI DASAR, TOLAK UKUR, INDIKATOR SISWA/I KITA ATAU PESERTA DIDIK KITA UNTUK MELANGKAH KE JENJANG PENDIDIKAN YANG LEBIH TINGGI LAGI.
C. MENJADI DASAR PENENTU KELULUSAN PESERTA DIDIK DARI SATUAN PENDIDIKAN (SP).
D. MENJADI DASAR BAGI DINAS PENDIDIKAN UNTUK MELAKUKAN PEMBINAAN DAN PEMBERIAN BANTUAN KEPADA SISWA/I KITA, PESERTA DIDIK KITA, PENERUS BANGSA KITA DALAM UPAYA MENINGKATKAN DAN MEMERATAKAN MUTU PENDIDIKAN NASIONAL KITA.
Oleh karena itu saran Saya sebagai seorang Tenaga Pendidik juga, bagi Siswa/I kami yang pantas untuk mengikuti Ujian Nasional Besok hingga Kamis, berjuanglah, bertempurlah dengan gagah berani, inilah ajang pertarungan yang sebenarnya setelah kamu digodok, dibina, diajari, dibimbing dan dikawal selama tiga tahun masa pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA). Jangan takut, Berdoa, Percaya Diri, jangan percaya dengan Isu-Isu Bocor Jawaban yang beredar, namun Percayalah kepada kemampuanmu dan Percaya kepada Tuhan...........!!!
Semoga Sukses........!!!!!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H