Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Anggaran Baru, Harapan Baru Pariwisata, Tingkatkan Sektor Wisata Rohani dan Kualitas Produk Dalam Negeri, Bukan Dikorupsikan

25 Desember 2014   16:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:28 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_343278" align="aligncenter" width="560" caption="Danau TOba, masihkah menjadi destinasi wisata andalan Indonesia untuk Dunia? Masihkah ada "][/caption]

Menteri baru, era baru begitulah pendapat saya ketika membaca salah satu surat kabar terkait berita Kementerian Pariwisata dibawah pimpinan Ir. Arif Yahya, M. Sc. telah mengalokasikan anggaran promosi wisata Indonesia untuk tahun 2015 sebesar Rp. 400 miliar. Walau masih tergolong kecil bila dibandingkan dengan anggaran untuk sektor parawisata dari negara tetangga Malaysia yang telah menyentuh angka Rp. 3,6 triliun rupiah untuk biaya promosi, saya tetap mengapresiasi dan mendukung langkah Mempar yang telah mengalokasikan dana promosi asalkan tepat sasaran sesuai dengan target Presiden RI Jokowi 10 juta wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia sepanjang tahun 2015.

Walau dapat membuat anggaran setinggi langit seperti ketika Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang terdahulu mengganti Kurikulum KTSP 2006 yang masih layak pakai dengan KURTILAS yang hampir menyentuh angka Rp. 2,49 triliun ternyata menjadi Kurikulum yang penuh dengan kontroversial, Mempar Arif Yahya yang dipercaya oleh Jokowi untuk meningkatkan sektor parawisata ini ternyata hanya menganggarkan dana Rp. 400 miliar untuk biaya promosi Parawisata Indonesia dalam memenuhi target 10 juta wisatawan asing.

Anggaran ini masih kalah banyak dari anggaran dana yang diusulkan oleh Dinas Parawisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Rp. 1,2 triliun yang membuat sang Gubernur DKI Ahok kesal dan mempertanyakan "Sekarang saya tanya Rp 1,2 triliun itu buat apa saja, untuk apa? Kenapa swasta juga kamu biayain buat promosi ke luar negeri? Seperti cetak brosur juga, pernah enggak kamu lihat brosur-brosur (wisata) di Jakarta?" "Pokoknya saya potong saja (anggaran tidak perlu). Misalnya kalau ada kegiatan sosialisasi sejenis ya digabung saja," lanjut Gubernur DKI yang dikenal langsung naik tensi apabila ada indikasia penyelewengan anggaran. Memang anggaran yang terlalu tinggi dan diluar akal sering mengakibatkan korupsi merajalela di tubuh instansi yang melakukan markup anggaran.

Menurut saya, anggaran yang dibuat oleh Mempar sudah sangat tepat dan dapat dipertanggung jawabkan kinerjannya, karena anggaran Rp. 400 miliar tersebut sudah termasuk pembayaran gaji Pegawai Ditjen pemasaran yang berkisar 250 orang, analisa dan survey pasar, dan berbagai event promosi di dalam dan di luar negeri. Namun masih banyak yang perlu dibenahi dari sektor-sektor yang mampu mendatangkan devisa terbanyak bagi negara kita seperti destinasi-destinasi parawisata benua Eropa. Sudah saatnya, Negara Indonesia yang dikenal dengan keindahannya ini dan “Surga” dunia ini harus mampu mendatangkan lebih banyak wisatawan asing berkunjung.

Menurut saya ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh Mempar dan jajarannya dalam meningkatkan kualitas sektor parawisata yang akan membuat mereka terkagum-kagum, antara lain :

1.Kementerian Parawisata hendaknya tidak hanya memfokuskan pada pemasaran dan pengiklanan empat destinasi parawisata yang telah dihunjuk seperti: Great Bali, Great Jakarta, Great Batam dan Great Yogyakarta. Pulau-pulau lain juga harus disentuh oleh promosi yang baik dari Kemempar, seperti: Danau Toba agar semakin di kenal oleh Dunia Internasional, Raja Ampat, Nias yang masih memiliki pantai-pantai asri yang masih membutuhkan sentuhan-sentuhan promosi.

2.Mempar harus menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Lingkungan Hidup untuk melakukan promosi-promosi terhadap sekolah-sekolah yang sudah mendapatkan predikat Sekolah Adiwiyata tingkat Nasional maupun Mandiri, sekolah-sekolah yang memiliki keindahan di bidang lingkungan hidup sehingga semakin di kenal oleh Dunia Parawisata dan menjadikan sekolah-sekolah tersebut dikunjungi dan wisatawan lokal maupun mancanegara sehingga semakin lebih dikenal. Karena pada dasarnya Negara kita dikenal karena alamnya yang indah.

3.Mempar juga harus dapat mempromosikan destinasi-destinasi wisata Rohani dan kuliner sampai ke mancanegara. Mempar harus mampu mensurvey tempat-tempat wisata Rohani yang berpotensi banyak dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun mancanegara dan melakukan promosi yang lebih menarik terhadap tempat wisata-wisata Rohani tersebut. Sungguh begitu banyak tempat wisata Rohani diseluruh tanah air yang dapat di jadikan sumber devisa yang butuh pengelolaan dengan baik.

4.Wisata Kuliner, sejarah dan belanja produk-produk dalam negeri juga berpotensi untuk mendatangkan wisatawan mancanegara dengan baik. Produk dalam negeri harus lebih bermutu, dan sesuai dengan harga jual. Yang selama ini ditemui adalah banyaknya barang yang dijual tidak sesuai dengan kualitas sehingga para wisatawan kecewa. Belum lagi keramah tamahan warga sekitar wisatawan yang mulai pudar, ini harus kita tingkatkan keramah tamahan warga kita dalam menghadapi MEA 2015.

Semoga di tahun 2015, Mempar mampu menjadi contoh penggunaan anggaran yang tepat dan bermanfaat. Semoga dengan anggaran yang kecil ini, wisatawan banyak datang ke Indonesia. Semoga promosi yang dilakukan oleh Mempar mampu memenuhi target atau melampaui target wisatawan mancanegara 10 juta orang datang ke Indonesia. Semoga..!!

Sumber Tulisan :

https://www.google.com/?gws_rd=ssl#q=anggaran+parawisata+tahun+2015

http://megapolitan.kompas.com/read/2014/12/19/16123501/Ahok.Kaget.Dinas.Pariwisata.Usulkan.Anggaran.hingga.Rp.1.2.Triliun

[caption id="attachment_343279" align="alignnone" width="700" caption="Wisata Sejarah, Danau Toba Tempatnya, mari berwisata ke Danau Toba"]

14194756011916329661
14194756011916329661
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun