Mohon tunggu...
Muhammad Agus Dewantoro
Muhammad Agus Dewantoro Mohon Tunggu... -

orangnya pendiam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tol Laut, Perlu atau Tidak?

7 November 2017   01:18 Diperbarui: 7 November 2017   01:28 2005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Mendengar kata Tol pasti terbayang dengan bentuk jalan yang menghubungkan antara daerah satu dengan lainnya dengan mudah dan cepat. Mungkin bagi orang awam Tol Laut itu sebuah jalan yang berada di laut dan menghubungkan antara pulau satu dengan yang lainnya. Anggapan itu sebenarnya tidak benar dan bias dikatakan salah. Tol Laut sebenarnya merupakan konsep pengangkutan logistik kelautan yang dicetuskan oleh Presiden Republik Indonesia yaitu Joko Widodo di era pemerintahannya. Hal ini bertujuan untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di Indonesia. Program ini, dimaksudkan untuk menciptakan kelancaran distribusi barang yang bisanya terpusat di kota menjadi lebih merata hingga ke pelosok.

            Dalam perkembangannya tol laut mengalami kenaikan jumlah trayek pelayaran hingga 13 trayek (rute) di tahun 2017. Taryek ini menghubungkan antara pelabuhan – pelabuhan besar yang berada di Indonesia. Berikut ini merupakan 13 trayek (rute) tol laut di Indonesia:

  1. Rute T1, yaitu Tanjung Perak-Wanci-Namlea-Wanci-Tanjung Perak.
  2. Rute T2, yaitu Tanjung Perak-Kalabahi-Moa-Saumlaki-Moa-Kalabahi-Tanjung Perak.
  3. Rute T3, yaitu Tanjung Perak-Calabai (Dompu)-Maumere-Larantuka-Lewoleba-Rote-Sabu-Waingapu-Sabu-Rote-Lewoleba-Larantuka-Maumere-Calabai (Dompu)-Tanjung Perak.
  4. Rute T4, yaitu Tanjung Perak-Bau Bau-Manokwari-Bau Bau-Tanjung Perak.
  5. Rute T5, yaitu Makassar-Tahuna-Lirung-Tahuna-Makassar.
  6. Rute T6, yaitu Tanjung Priok-Natuna-Tanjung Priok.
  7. Rute T7, yaitu Tanjung Priok-Enggano-Mentawai-Enggano-Tanjung Priok.
  8. Rute T8, yaitu Tanjung Perak-Belang Belang-207-Sangatta-P Sebatik-Tanjung Perak.
  9. Rute T9, yaitu Tanjung Perak-Kisar (Wonreli)-Namrole-Kisar (Wonreli)-Tanjung Perak.
  10. Rute T10, yaitu Makassar-Tidore-Tobelo-Morotai-Maba-Pulau Gebe-Maba-Morotai-Tobelo-Tidore-Makassar.
  11. Rute T11, yaitu Tanjung Perak-Dobo-Merauke-Dobo-Tanjung Perak.
  12. Rute T12, yaitu Makassar-Wasior-Nabire-Serui-Biak-Serui-Nabire-Wasior-Makassar.
  13. Rute T13, yaitu Tanjung Perak-Fakfak-Kaimana-Timika-Kaimana-Fakfak-Tanjung Perak.

Dari rute -rute tersebut pelayaran kapal barang sudah terdistribusi di berbagai daerah pesisir Indonesia. Pengembangan program tol laut ini tertuang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2015 – 2019. Hal ini dibuat didasari dengan isu – isu dan tantangan dari global. Dalam tantangan global perairan Indonesia merupakan daerah yang dilintasi pelayaran dari seluruh dunia yaitu melalui selat Malaka. Hal ini mendorong pendistribusian logistik menjadi meningkat, akan tetapi harus melihat kondisi transportasi laut yang ada di Indonesia. Menurut The Global Competitiveness Index World Economic Forum 2009-2013 (Infrastruktur) peringkat indeks konektivitas Indonesia di sektor transportasi laut tahun 2014 meningkat menjadi 77 dibandingkan tahun 2012 yang menduduki perigkat 104. Dengan ini juga meningkatkan Logistic Performace Index (LPI) di Indonesia sebanyak 0.14.

            Dalam penerapan program tol laut yang lebih baik dan juga efisien terdapat strategi yang mendorongnya. Dalam hal ini penulis mencoba merumuskan suatau ide untuk perkembangan tol laut yang akan menjadi Poros Maritim Dunia, daintaranya sebagai berikut :

  • Dalam penerapan program tol laut ini berkaitan dengan Biaya Logistik Nasional yang menjadi persoalan utama, dengan menurunkan Biaya Logistik Nasional dapat melancarkan program ini. Adapun cara dalam menurunkan Biaya Logistik Nasional yaitu dengan cara menyeimbangkan jumlah angkutan kargo/komoditas antara Depan ( non Jawa) dan Wilayah Dalam (Jawa), melalui pembangunan pusat – pusat Pertumbuhan ekonomi baru  di wilayah depan secara progressif.
  • Akses yang mudah dan juga efektif dengan cara membangun infrastruktur transportasi darat (kereta api dan ASDP), infrastruktur jalan, yang terhubung dengan pelabuhan untuk melayani “last mile” logistik.
  • Pembangunan pelabuhan internasional dengan kapasitas besar dan modern untuk ekspor berbagai komoditas. Dan juga dengan peningkatan fasilitas pelabuhan dan penyediaan peralatan pelabuhan.
  • Perlunya pembiayaan yang sesuai dengan peningkatan kualitas maupun fasilitas pendungkung untuk tercapainya program Tol Laut.
  • Membutuhkan SDM yang berkualitas dan berkompeten dalam perhubungan laut baik untuk memenuhi kebutuhan perhubungan laut nasional maupun asing

Dari semua penjelasan diatas bahwa tol laut diperlukan untuk mengmbangkan Indonesia sendiri. Hal ini dapat dilihat dari dampak positif yang akan ditimbulkan, seperti penurunan harga barang – barang yang terdapat di Indonesia bagian timur dan juga menekan kesenjangan harga antara wilayah Barat dan timur Indonesia yang disebabkan tidak adanya kepastian ketersediaan barang.

             Untuk pengimplementasikan harus melihat kearifan lokal dari wilayah yang direncanakan. Jika tidak menimbang hal tersebut akan berdampak pada konflik antara msayrakat dengan pemerintah. Harus adanya musyawarah untuk mencapai kesepakantan yang mutlak. Adapun kearifan lokal yang berujung pada pelayaran rakyat. Pelayaran rakyat juga hasrus dibuat kebijakan yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Dengan hal ini maka dampak positif yang ditimbulkan menjadi banyak dan mungkin bisa mensejahterakan masyarakat di daerah pesisir maupun jauh dengan pesisir.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun