Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Home Artikel Utama

Drama Membangun Rumah Idaman, Tidak Sekadar Menumpuk Bata tapi juga Memupuk Rasa

23 Januari 2023   12:48 Diperbarui: 23 Juli 2023   22:12 1823
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi kami harus bolak-balik, kalau ingin ke WC harus ke rumah semula. Dan saat kondisi kepepet dan butuh pasti ada usaha keras untuk mendapatkannya. Dan semacam itulah yang sering terjadi. Sebulan setelah ditempati, kami akhirnya punya WC sendiri. Catatan prestasi buat kami. Sederhana tapi memuaskan.

Lambat laun, pelan pelan setiap gajian kami wujudkan semen, keramik atau apa pun untuk mempercantik rumah. Akhirnya 17 Februari 2020 saat pandemi melanda, kami punya rezeki untuk menuntaskan impian. Kami buat teras rumah. Kami berhasil setidaknya itu menurut kami. Menyelesaikan sebuah rumah dengan dikelilingi berbagai macam tumbuhan yang menjadikan rumah kami hijau. Benar-benar hijau. Tidak ada ceritanya rumah panas.

Sumber: dok. pribadi
Sumber: dok. pribadi

Banyak teman mengomentari, rumah kami serasa di tengah hutan. Hutan yang indah. Jambu biji, Jambu air, Kelengkeng, Pepaya, Markisa, kelapa, Nangka, Belimbing, Durian, Pisang membuat mata serasa adem saat melihatnya. Dan buahnya mantap saat dikonsumsi. Pagi hari burung bersahutan. Kami membangun rumah dan menciptakan hutan tropis mini.

Kesimpulan

Awali saja. Itu kata mutiara jika ingin membangun rumah. Jika sudah mengawali ada usaha melanjutkan. Jika tidak mengawali juga tidak ada yang dilanjutkan.

Dalam proses membangun rumah ada energi yang dikeluarkan ada drama yang senantiasa membuat kita semakin dewasa dalam menyikapi sebuah persoalan. Setiap pasangan harus bersiap untuk itu. Perselisihan bermotif selera akan jauh lebih rendah jika beli di perumahan. Karena bentuknya sudah jadi.

Ada orang yang begitu mudah mendapatkan rumah ada juga yang butuh perjuangan luar biasa untuk mendapatkannya. Seperti saya dan istri. Bahkan ada yang sudah berjuang tapi tak kunjung juga terwujud. Berjuanglah terus, melangkahlah setapak demi setapak.

Generasi millenial mau tidak mau harus benar-benar menghitung dengan bijak; hindari gaya hidup yang menguras uang. Jika ngopi habis 50 ribu. Maka ingatlah, itu sudah mendapat 1 sak semen.

Punya rumah adalah prestasi, ada keindahan di dalamnya. Saat penat mendera, saat tekanan kerja tak tertahankan. Masih ada jalan pulang untuk refreshing dibalik selimut tebal melupakan semua yang menekan.

Membuat rumah seperti upaya menurunkan berat badan. Mulai dari niat dan lakukan. Jangan banyak mikir. Sesederhana itu. Semudah itu ngomongnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Home Selengkapnya
Lihat Home Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun