Mekah mengalami kondisi sebagaimana gambaran di atas. Kesenjangan sosial merebak. Sosok pemuda Muhammad SAW, melihat itu dengan sedih. Nilai-nilai kejujuran, kesetiakawanan dan nilai-nilai luhur yang menjadi pererat masyarakat Mekah mulai terkikis. Menipis dan segera habis.
Nilai baru yang bernama uang merambah sekaligus menjarah nilai yang ada. Kesalingpedulian melemah. Begitulah gambaran Mekah waktu itu.
Muncul Sosok Pembaharu
Setelah diangkat menjadi Nabi pada 610 masehi. Nabi Muhammad mendapat banyak wahyu dari Allah SWT, kaitannya dengan distribusi sumber daya. Nabi datang di dunia yang penuh cacat. Menyeru dengan kata sedekah dan  zakat. Dengan tujuan utama:  Merombak dan memperbaiki kondisi masyarakat yang melarat. Keadilan sosial! Kemakmuran untuk semua! Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Surat An-Nisa: 114
"Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang siapa yang berbuat demikian karena mencari keridaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar"
Sedekah bukan hanya sekedar seruan tapi pada dasarnya adalah kewajiban untuk setiap manusia. Sedekah selevel dengan menyerukan perdamaian. Ini salah satu bentuk bahasa Al-Quran dalam menjelaskan sesuatu. Tidak ada kemakmuran jika masyarakat rusuh dan saling serang satu sama lain. Perdamaian dan sedekah adalah satu paket yang tidak terpisah.
Saat ini pun banyak contoh yang bisa menjadi pelajaran tentang hubungan sedekah dan perdamaian. Banyak negara yang kaya sumber daya alam terkoyak; jatuh ke jurang kemiskinan karena perang. Tidak bisa hidup damai.
Banyak upaya membantu negara yang dilanda konflik. Namun, tanpa perdamaian kondisi masyarakat makmur yang diidamkan, jauh panggang dari api. Karena, ada yang hilang: perdamaian!
Solusi Kefakiran
Sedekah dan zakat menjadi gerakan utama di masyarakat Muslim. Inilah konsep keadilan sosial yang diserukan Al-Qur'an; saling peduli untuk meghidupi. Distribusi sumber daya alam yang kurang merata menjadi sebab lainnya yang lebih serius. Kemiskinan yang bisa berakibat pada kekufuran.
Islam memberikan sebuah alternatif, upaya untuk saling berbagi. Saling memberi untuk mencapai apa yang dinamakan "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Umat Manusia".
Problema kefakiran pada hakekatnya bukan hanya karena rasa malas. Tapi adanya kepincangan sebuah sistem. Membuka akses untuk segelintir golongan. Namun, pada waktu yang sama menghambat yang lain. Inilah kemiskinan struktural.