Jika pendakwah tidak bisa menjaga laku dan tutur, maka menimbulkan ketidakpercayaan umat. Umat ingin orang yang ditedani punya keilmuan kuat dan karakter yang kuat. Dan itu mewujud dalam tindakan kesehariannya.
Bagaimana dia memperlakukan keluarganya dan orang lain tak ubahnya dari aplikasi ilmu keagamannya. Itulah nilai seorang pendakwah. Bukan sekadar piawainya dia di atas mimbar. Walaupun itu biasanya satu paket keunggulan pendakwah.
Ketiga adalah ikhlas. Pendakwah harus mampu berada di garis depan dalam hal keikhlasan. Jalan hidup di garis spiritual adalah perjuangan tanpa akhir dalam keikhlasan. Dan satu hal lagi seharusnya pendakwah adalah orang yang paling sulit tersinggung.
Karena spiritualitas ada kaitannya dengan pengendalian emosi. Semakin sabar maka semakin mendalam penghayatan keilmuan keagamaannya. Bukankah di dunia ini sudah terlalu banyak orang pintar. Namun, langka orang yang berhati mulia.Sabar. Berhati permata yang tidak lengah oleh kemilau harta dan tahta.
Kesimpulan
Pilihan menjadi pendakwah adalah panggilan hati. Lebih sebagai panggilan spiritual dibanding ekonomi. Pendakwah bukan pelawak, bukan penyanyi yang targetnya menghibur penonton. Namun, lebih dalam dari itu. Melampaui itu: Arsitek jiwa umat. Jiwa raganya sinkron antara yang diomongkan dan yang dilakukan. Kesinambungan jasmani rohani.
Syiar agama ada ditangan pendakwah. Dirinya bertangung jawab mewarnai tingkah laku umatnya. Inilah yang harus disadari, bahwa menjadi panutan haruslah bener. Pendakwah juga harus pandai bersikap. Menjadi penenang di tengah keresahan umat. Harus mampu menjadi penjamin bahwa langkahnya mengajak ke arah yang benar. Tidak sekadar mengejar obsesi motif duniawi: popularitas!
Satu hal yang menjadi tugas seorang pendakwah adalah, dia menasehati diri sendiri di depan massa yang ada di depannya. Dia menjadi bagian dari nasehat yang dia produksi bukan menjadi bagian terpisah dari apa yang dia omongkan.
Pendakwah adalah tugas mulia, panggilan jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H