Homo sapiens memang cerdik, lincah dan ulet. Satu pintu tertutup, pintu lainnya dibuka. Kadang perlu dengan dobrakan. Muncul cara baru berniaga. Pandemi mendorong maraknya pasar dunia maya (marketplace). Teknologi memberi kemudahan orang berinteraksi. Termasuk membeli dan menjual barang. Tidak lagi harus beranjak dari kamar.Â
Dunia boleh lockdown. Pesawat, bus, kereta api, dan alat transportasi lainnya boleh diam tak bergerak. Namun jari-jemari tetap membuat sibuk dunia. Keriuhan pasar beralih ke dunia maya.
Banyak pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) memanfaatkan celah menjanjikan untuk menawarkan segala produknya. Mulai makanan, minuman, dan semua barang yang bisa dijual.Â
Covid ternyata tidak suram-suram amat. Data dari Bank Indonesia mencatat transaksi di e-commerce pada 2021 sekitar Rp395 trilliun naik 48,5% dibanding tahun sebelumnya. Perputaran uang berpindah dari konvensional ke digital. Terjadi perpindahan energi dari dari pasar konvensional ke pasar dunia maya.
Selain itu jasa pengiriman barang menunjukkan grafik naik meyakinkan. Sepanjang 2021 pertumbuhan JNE--salah satu perusahaan jasa pengiriman barang--mencapai 30% dengan target pendapatan Rp12 triliun. Di tengah lesunya  ekonomi, ternyata di satu sisi ada yang berkembang dan tumbuh.
Kolaborasi UMKM dan JNEÂ
Pandemi menunjukkan bahwa UMKM ternyata lebih tangguh dibanding perusahaan raksasa dengan kapitalisasi besar. Penutupan pasar ekspor dan lesunya pasar domestik, Â benar-benar memukul KO perusahaan yang mengandalkan pasar ekspor.Â
Betul-betul bangkrut. Ini sebagai pengingat kenapa dinosaurus punah sedangkan tikus tetap lestari sampai saat ini. Kuncinya tentang pemanfaatan energi: semakin kecil ukuran, membutuhkan energi yang tidak besar. Sehingga saat krisis--yang biasanya dibarengi kelangkaan energi--yang kecil bisa tetap bernafas sedangkan yang besar dengan konsumsi energi besar akan langsung lunglai. Gagal pembiayaan.
Proses pindahnya pasar konvensional ke marketplace membutuhkan faktor vital yakni jasa pengiriman barang. Ramainya marketplace ditopang oleh layanan jasa antar yang memadai. UMKM dan Jasa Pengiriman Barang (JNE) adalah dua sisi mata uang. Tidak bisa dipisahkan walau mengambil posisi yang berbeda. Menarik sekali mengamati kolaborasi antara UMKM dan JNE sebagai jasa pengiriman barang. Dua kepentingan yang sama-sama jalan dan juga saling menguntungkan. JNE bisa tumbuh dari biaya pengiriman barang, dan pelaku UMKM juga tumbuh saat barangnya terjual; diantar sampai ke tangan pembeli di depan rumah. Kolaborasi yang manis. Mutualisme terjalin.
JNE yang punya cabang lebih dari 7000, dengan kurang lebih 45.000 karyawan di seluruh Indonesia adalah bukti nyata bahwa JNE bisa dijadikan mitra strategis oleh UMKM. Ada 124 penghargaan dan juga sudah mendapat sertifikat ISO.9001:2008 atas sistem manajemen mutu. Itu salah satu pertimbangan penting untuk menjadikan JNE sebagai mitra penting UMKM.
Ada beberapa layanan JNE yang sangat mendukung UMKM antara lain:HARBOKIR (Hari Bebas Ongkos Kirim), COD JNE, PESONA (Pesanan Oleh-Oleh Nasional), JNE Loyalty Card, dan juga JNE Trucking. Pelaku UMKM tinggal pilih layanan yang bisa meminimalisasi pembiayaan pengiriman, sehingga memaksimalkan keuntungan.