Bahwa matahari bergerak dari timur ke barat, seolah mengitari Bumi. Siapa pun yang menolak pandangan itu akan dicincang. Menghina apa yang sudah tertulis dan sudah pasti. Pandangan ini dikemukanan oleh Ptolomeus: Teori Geosentrisme.
Seiring waktu, pandangan geosentrisme dinilai keliru oleh Nicolas Copernicus--astronom Polandia.Â
Bumilah yang mengitari matahari. Penelitiannya jika dikemukakan ke publik bisa menimbulkan masalah: Geger geden!
Bagi penganut geosentrisme pandangan Nicolas berbahaya dan tidak senonoh. Menurunkan kasta Bumi dan manusia pada posisi inferior: biasa saja!
Nicolas tahu tentang posisinya. Jika dirinya mengumumkan hasil pengamatannya. Maka pasti diberi kebebasan oleh otoritas penguasa untuk memilih: dipancung atau digantung. Pilihan yang tidak terlalu asyik.
Maka Nicolas memutuskan, menyimpan karyanya. Dan akan menerbitkannya, saat menjelang ajal. On the Revolutions of the Heavenly Spheres akhirnya rilis tahun 1543. Benar-benar langkah brilian atau semacam kebetulan.Â
Tidak lama setelah peluncuran buku yang sangat kontroversial tetsebut, dirinya mengalami gagal nafas. Meninggal! Nicolas berhasil tak tersentuh hukum saat itu.
Saat Darwin mengeluarkan On The Origin of Species pada 1859. Semua kalang kabut. Perdebatan menghangat, lalu memanas.
Buku yang harusnya bisa dijadikan alat perkembangan budaya pikir dan refleksi manusia, menjadi alat pemantik perpecahan yang cukup serius.
Perjalanan manusia belumlah sampai garis finis. Masih banyak kejutan yang mungkin akan terjadi. Dan tidak usah terburu nafsu untuk menghakimi bahwa itu salah, ini benar. Manusia  akan dikejutkan dengan hal-hal baru. Santai saja, dunia dan isinya ya memang begitu.
Buka jendela pikiran seluas luasnya. Biar hembusan angin memberi kesegaran. Sehingga pada akhirnya kita bisa menerima apa pun yang datang dan merelakan yang pergi.