Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bom Atom, Soekarno dan Buku

16 Agustus 2021   23:50 Diperbarui: 6 Agustus 2022   07:44 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Soekarno saat itu adalah anak muda rupawan, cerdas dan punya status sosial tinggi karena pendidikannya. Namun, pilihannya, tidak mau bekerjasama dengan Belanda adalah keputusan sangat berani.

Keputusan Soekarno tersebut diambil pada saat Belanda masih kuat dan bayangan Indonesia merdeka belum jelas. Ancaman dari Belanda terhadap Soekarno sudah pasti. Soekarno tahu apa yang ada di depannya, kemiskinan, penderitaan dan dikucilkan. 

Sepanjang hidupnya Soekarno menghabiskan 13 tahun mendekam dalam penjara dan pembuangan; mengorbankan masa mudanya demi tugas mulianya, memerdekakan Indonesia.

"Bukankah lebih baik Soekarno menderita untuk sementara daripada Indonesia menderita untuk selama-lamanya?" Kata itulah yang diucapkan kepada kawannya Sartono, dalam buku biografinya Karangan Cindy Adams.

Bung karno adalah didikan Belanda, namun anti Belanda. Sama dengan Bung Hatta, didikan belanda yang anti Belanda. Mereka memilih kemanusiaan dari pada menghamba pada ketakutan. Entahlah, apa yang terjadi jika tidak ada sosok Bung Karno yang konsisten mengarahkan perjuangan pada satu titik yang jelas yakni merdeka, keluar dari kolonialisme.

Pemimpin yang Membanggakan

Indonesia adalah raksasa yang tidur ratusan tahun. Untuk membangunkannya, Soekarno memberi kebanggaan akan jati diri bangsa. Ketika dirinya marah pada PBB dan keluar dari PBB tahun 1965 lalu mendirikan PBB tandingan yang bernama NEFO (the New Emerging Forces). Tdak hanya itu Bung Karno juga menyelenggarakan GANEFO, sebagai tandingan olimpiade. 

Ketika Indonesia dicoret keikutsertaannya pada  Olimpiade Tokyo tahun 1964, Soekarno marah dan mengancam balik akan memobilisasi negara Asia-Afrika. Indonesia akan menyabotase Olimpiade Tokyo. International Olympic Committe (IOC) sampai dibuat pusing dan akhirnya mencabut hukuman terhadap Indonesia.

Ketika dikritik oleh banyak kalangan, mengapa membangun; Monas, Jalan Layang Semanggi, Hotel Indonesia, Pusat Perbelanjaan Sarinah, Gelora Senayan. Saat rakyat Indonesia masih kelaparan, Bung Karno menghardik balik "Bangsa ini butuh makanan rohani, butuh kebanggaan yang mempersatukan semuanya. Bangunan itu adalah simbol kebanggaan dan makanan rohani rakyat Indonesia"

Kenapa Bung Karno berpakaian seragam seperti militer? beliau menjawab, biar rakyat Indonesia melihat pemimpinnya terlihat gagah berhadapan dengan pemimpin lainnya. Semua itu diperlukan untuk menaikkan moril bangsa Indonesia supaya percaya diri, tidak minder dan bangga sebagai bangsa Indonesia.

Pemimpin dan Buku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun